Nera Dipanggil KDM ke Gedung Pakuan, Dijanjikan Jembatan untuk Akses Sekolah di Saguling

Nera Nur Puspista dipanggil ke Gedung Pakuan oleh Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi, dijanjikan akan dibangun jembatan akses ke sekolah di Saguling

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan
NAIK RAKIT - Nera Nur Puspista, Pelajar SMAN 1 Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat menyebrangi perairan Waduk Saguling dengan menaiki rakit untuk menuju ke sekolah, Rabu (14/5/2025). 

Ida terus berharap agar semangat sekolah dari anak sulungnya itu tak padam meski ditengah keterbatasan. Apalagi Ida berjuang sendiri untuk menghidupi tiga anaknya. 

"Pernah mau putus sekolah, ngomongnya ya karena dia capek. Tapi saya semangati terus untuk masa depan," ujarnya.

Saban hari Nera berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Naik turun bukit hingga harus menyebrangi perairan Waduk Saguling dengan sebuah rakit.

Dari rumah Nera biasanya berangkat pukul 05.00 WIB. Nera berjalan sekitar 1 kilometer dengan kontur perbukitan untuk sampai ke bibir perairan Waduk Saguling. Nera kemudian menyebrangi Waduk Saguling sepanjang 150 meter dengan sebuah rakit.

Tiba di seberang, Nera harus kembali berjalan kaki menyusuri bukit dengan jalan tanah setapak sebelum sampai ke jalan utama. Di jalan utama, Nera melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang 1 kilometer untuk tiba di sekolah.

Memiliki tubuh yang terbilang mungil tak menyurutkan semangat Nera untuk bersekolah. Nera terlihat bersemangat dan begitu lincah menyusuri jalan di perbukitan maupun saat menaiki rakit.

"Dari rumah itu jam 5 (pagi) paling lambat jam setengah enam (pagi), kalau lebih dari itu pasti terlambat," kata Nera saat ditemui di SMAN 1 Saguling, Rabu (14/5/2025).


Dengan akses dan durasi yang harus ditempuh, Nera mengaku kerap kali terlambat tiba di sekolah. Di saat apes, Nera bahkan terpaksa mengurungkan niatnya ke sekolah karena bajunya kotor setelah jatuh saat menyusuri jalan tanah setapak di perbukitan.

"Jalannya kan jauh, kalau hujan licin, suka jatuh," ucapnya lirih.

Lika-liku perjalanan tersebut memang sempat mematahkan semangat Nera untuk meneruskan pendidikan. Dorongan dan motivasi dari sang ibulah yang akhirnya kembali memulihkan semangat Nera untuk melanjutkan sekolah.

"Pernah, sempat dulu pernah pengen berhenti, kata mamah kenapa berhenti, jangan berhenti sekolah kata mamah," ujar Nera.

Nera tak memiliki mimpi yang muluk-muluk. Setelah  tamat SMA, Nera ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi demi meraih cita-cita menjadi seorang perawat. Hatinya pun bersih, sejalan dengan itu Nera juga ingin menimba ilmu di sebuah pesantren.

Di sekolah, Nera aktif di ekstrakurikuler Ikatan Remaja Masjid.

"Cita-cita pengen jadi perawat, nanti keluar sekolah mau pesantren (dulu)," tegasnya.

Di mata teman-temannya, Nera memang memiliki semangat juang yang tinggi untuk bersekolah. Meski harus menempuh perjalanan yang ekstrem dan berbahaya, Nera tetap berangkat ke sekolah walaupun kerap terlambat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved