Ledakan Amunisi di Garut Makan Korban

Mengenal Detonator Sang Provokator Tragedi Pemusnahan Munisi Afkir yang Tewaskan 13 Orang di Garut

Mengenal Peledak Detonator "Sang Provokator" Tragedi Pemusnahan Munisi Afkir yang Tewaskan 13 Orang di Garut

Kolase TribunPriagan.com
LEDAKAN MUNISI GARUT - Mengenal Peledak Detonator "Sang Provokator" Tragedi Pemusnahan Munisi Afkir yang Tewaskan 13 Orang di Garut. (Ilustrasi Canva TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith) 

Sebuah detonator non-elektrik mencakup perangkat yang menggunakan kabel detonasi, sistem tabung kejut atau detonator sekering pengaman, atau kombinasi dari semuanya.

Sementara itu, sebuah detonator elektrik menggunakan arus elektrik untuk memulai detonasi. 

Arus elektrik dari kabel atau konektor utama detonator menyalakan api secara elektrik yang kemudian menyalakan elemen piroteknik pada muatan dasar detonator. 

Lalu, elemen piroteknik terbakar dengan kecepatan yang telah diperhitungkan.

Elemen piroteknik sendiri adalah zat atau campuran zat yang dirancang untuk menghasilkan efek panas, cahaya, suara, gas/asap, atau kombinasi dari semuanya.

Baca juga: Pascatragedi Ledakan yang Tewaskan 13 Orang, Lokasi Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa Dijaga Petugas

Jumlah dan komposisi elemen piroteknik mengontrol perkiraan laju pembakaran dan waktunya. 

Dikarenakan perkiraan tingkat pembakaran dapat berubah-ubah, akurasi waktu detonator elektrik dapat terpengaruh.

Sistem detonator elektrik biasanya mencakup mesin peledak yang mengalirkan arus elektrik ke detonator, penguji sirkuit, seperti galvanometer blaster yang digunakan untuk memeriksa kontinuitas dan resistansi masing-masing detonator, serta seluruh sirkuit elektrik.

Berbeda dengan detonator elektrik, sistem detonator elektronik tidak memiliki elemen piroteknik. 

Sistem detonator elektronik dirancang untuk menggunakan komponen elektronik untuk mengirimkan sinyal ledakan dengan perintah yang divalidasi dan komunikasi yang aman ke setiap detonator.

Dengan metode ini, detonator tidak dapat dinyalakan dengan cara lain.

Biasanya, setiap detonator memiliki microchip untuk mengontrol waktu urutan dan chip sirkuit terpadu serta kapasitor. 

Perangkat tersebut tersedia secara internal pada setiap detonator untuk mengontrol waktu inisiasi.

Dilansir dari situs Federal Register Amerika Serikat (AS), detonator elektronik memungkinkan perhitungan waktu yang tepat antar-ledakan untuk memastikan energi ledakan digunakan untuk memecahkan batu, meminimalisir terjadinya kehilangan energi.

Jenis-jenis Detonator 

Jika dilihat lebih jauh, detonator merupakan bahan pelekdak yang mengandung bahan kimia senyawa tunggal atau campuran yang berbentuk padat, cair, gas atau campuran semuanya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved