Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 2 Mei 2025: Pentingnya Introspeksi Diri

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 2 Mei 2025: Koreksi Diri di Penghujung Syawal

TribunPriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jamaah usai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Syahidan, Balekota Tasikmalaya, Jumat (31/1/2025). Berikut Naskah Khutbah Jumat 2 Mei 2025: Koreksi Diri di Penghujung Syawal 

Apakah setelah Ramadhan kita menjadi pribadi yang lebih sabar? Lebih lembut lisannya? Lebih lapang dadanya? Atau justru kita kembali ke pola lama—mudah tersinggung, kasar dalam berbicara, dan abai terhadap perasaan sesama?

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Semangat Jadikan Segala Aktivitas Agar Bernilai Pahala

Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah.

Dalam banyak hadits, Rasulullah saw mengaitkan erat antara iman dan akhlak. Bahkan akhlak yang baik adalah cerminan dari keimanan yang sempurna. Dalam sabdanya:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ أَخْلَاقًا

Artinya, "Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad)

Ini peringatan sekaligus petunjuk arah. Ibadah kita harus menghasilkan perubahan. Jika lisan masih suka menyakiti, jika perilaku masih menyombongkan diri, maka mungkin ada yang perlu kita koreksi dalam cara kita beribadah.

Bahkan sahabat Anas bin Malik RA pernah menyampaikan:

إِنَّ العَبْدَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ أَعْلَى دَرَجَةٍ فِي الجَنَّةِ وَهُوَ غَيْرُ عَابِدٍ، وَيَبْلُغُ بِسُوءِ خُلُقِهِ أَسْفَلَ دَرَكٍ فِي جَهَنَّمَ وَهُوَ عَابِدٌ

Artinya, "Seseorang dapat mencapai derajat tertinggi di surga karena akhlaknya yang baik, meski bukan ahli ibadah. Dan bisa jatuh ke dasar neraka karena buruk akhlaknya, meski ia ahli ibadah." (Iḥyā’ ‘Ulūmiddīn, juz 3, hal. 56)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Bekerja Jadi Jalan Ibadah dan Ladang Rezeki Halal

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Perkataan ini bukan mengabaikan pentingnya ibadah, tapi menegaskan bahwa ibadah yang tidak berbuah akhlak adalah ibadah yang kehilangan rohnya. Dalam kehidupan bermasyarakat pun, kita lebih menghargai orang yang santun, meskipun tidak banyak bicara soal agama, dibanding yang banyak bicara agama tapi lisannya tajam, perilakunya merendahkan orang lain.

Imam Fudhail bin ‘Iyadh, seorang sufi besar, bahkan pernah mengatakan:

لَأَنْ يُصَاحِبَنِي فَاجِرٌ حَسَنُ الخُلُقِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يُصَاحِبَنِي عَابِدٌ سَيِّئُ الخُلُقِ

Artinya, "Aku lebih suka bersahabat dengan pendosa yang baik akhlaknya daripada ahli ibadah yang buruk perangainya." (Iḥyā’ ‘Ulūmiddīn, juz 3, hal. 56)

Ini bukan ajakan untuk meremehkan ibadah, tapi panggilan untuk menjadikan ibadah sebagai jalan menuju akhlak yang lebih baik. Jangan sampai kita menjadi seperti lampu: terang di luar, tapi panas dan membakar dari dekat.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 25 April 2025 dengan Tema: Muhasabah Diri Meraih Keselamatan Akhirat

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved