UMKM Ciamis
Sale Basah Khas Ciamis Tembus Sentra Oleh-oleh, UMKM BNAN: Andalkan Kualitas dan Rasa Manis Alami
Menariknya, seluruh proses produksi sale basah dilakukan secara telaten dan hati-hati, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dedy Herdiana
“Alhamdulillah, sekarang produk kami sudah bisa ditemukan di beberapa pusat oleh-oleh. Tapi kami belum masuk ke e-commerce seperti Shopee, karena tantangan kami di produksi. Kalau mau masuk online, barang harus selalu tersedia, sementara produksi kami masih tergantung cuaca karena penjemuran pakai tenaga matahari,” ujar Iis.

Menurutnya, untuk dapat menjangkau pasar online secara konsisten, dibutuhkan oven atau alat pengering tambahan agar proses produksi tidak terganggu saat cuaca buruk.
“Kalau punya oven, hasil juga bisa lebih seragam, dan waktu lebih efisien. Itu harapan kami ke depan,” jelasnya.
Usaha BNAN juga telah mendapatkan berbagai dukungan dari pemerintah daerah maupun provinsi.
Iis menyampaikan terima kasih atas pelatihan dan bimbingan usaha yang telah diberikan, selain itu, bantuan alat seperti mesin vakum juga sangat membantu dari segi keawetan dan higienitas produk.
“Kami sudah punya PIRT, sertifikat halal, NIB, dan hak milik produk juga sudah turun. Jadi legalitas usaha Alhamdulillah sudah lengkap,” imbuhnya.
Menariknya, nama “BNAN” bukanlah sekadar nama unik. Ternyata, ada makna keluarga yang terkandung di dalamnya.
B yaitu Buah karya keluarga, kemudian N berasal dari Neng Iis Holisoh (owner), A yaitu Aun (suami Iis), dan N yaitu Neni Fauziah (anak Iis dan Aun).
“Ini usaha yang kami bangun bersama-sama. Makanya kami beri nama BNAN, supaya selalu ingat bahwa ini adalah karya keluarga kami,” kata Iis dengan senyum bangga.
Melihat respon positif dari konsumen dan mitra penjual, Iis berharap pemasaran produk BNAN bisa semakin luas lagi.
Ia ingin produknya tidak hanya dikenal di Ciamis dan sekitarnya, tetapi juga menjadi oleh-oleh khas yang dikenal secara nasional.
“Harapan saya, semoga BNAN bisa terus berkembang. Saya ingin produk ini masuk ke pasar yang lebih besar, tapi tetap dengan kualitas terbaik dan tetap mempertahankan keaslian rasa,” harapnya.
Kendati demikian, Iis juga mengalami kendala salah satunya yaitu penghasilan yang tidak menentu dalam kurun waktu yang lama.
Biasanya pembayaran akan dilakukan jika produk sudah terjual dengan jumlah tertentu dan bisa memakan waktu hingga 3 bulan, baru Iis mendapatkan pembayaran.
"Misalnya dari Bandung permintaan 50 pcs sampai 200 pcs, nanti setelah terjual 50 atau 100 baru dibayarkan kadang sampai 3 bulan kemudian," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.