Cerita Orang Tua Murid SD di Pangandaran yang Perhiasan Anaknya Dirampas Orang yang Ngaku Guru Baru

Orang tua kelas 1 SD bernama Rena (43) itu mengatakan apa yang disampaikan anaknya. Katanya, pada Selasa (15/4) pagi ada orang yang mengaku guru baru

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
ORANG TUA MURID - Orang tua murid kelas 1 SD bernama Rena (43) korban perampasan perhiasan di SD Negeri 1 Banjarharja Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Rabu (16/4/2025). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Orang tua siswa di SD Negeri 1 Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran menceritakan ketika anaknya menjadi korban penipuan orang tidak dikenal yang mengaku sebagai guru baru.

Orang tua kelas 1 SD bernama Rena (43) itu mengatakan apa yang disampaikan anaknya. Katanya, pada Selasa (15/4) pagi ada orang yang mengaku ngaku sebagai guru. 

Terus, minta anak-anak yang mempunyai perhiasan untuk segera dikumpulkan karena ada pemeriksaan dari pihak kepolisian.

"Terus langsung dikumpulkan, tapi kalau gelang sama cincin itu mah langsung dibuka sendiri. Kalau kalung, itu langsung dirampas paksa, karena liontinnya juga tertinggal di baju. Semuanya kurang lebih 8 gram," ujar Rena kepada Tribun Jabar di halaman SD Negeri 1 Banjarharja, Rabu (16/4/2025) siang.

Baca juga: Modus Ngaku Guru Baru, Anak SD di Pangandaran Jadi Korban Perampasan Perhiasan

Sesaat setelah kejadian dan pulang ke rumah, anaknya sempat menangis."Tadi juga bangun tidur sempat nangis, tapi sekarang mah alhamdulilah sudah enggak trauma," katanya.

Menurutnya, perhiasan yang dipakai anaknya dan dirampas orang yang mengaku sebagai guru baru itu hasil pemberian dari neneknya. 

"Neneknya itu yang ngasih, hasil kumpul- kumpul. 8 gram kalau ditotal mungkin sekitar Rp 4,5 juta. Kan, katanya sekarang emas lagi mahal," ucap Rena.

Baca juga: 5 SD di Pangandaran Alami Perampasan Perhiasan pada Siswanya oleh Orang yang Ngaku sebagai Guru Baru

Kepala SD Negeri 1 Banjarharja, Idah Rosidah, mengatakan, kejadian penipuan itu terjadi pada jam istirahat.

"Biasanya kalau jam masuk, itu gerbang ditutup. Kalau anak-anak istirahat, gerbangnya itu baru dibuka," ujarnya. 

Sebelum masuk, kemungkinan pelaku sudah melakukan pengintaian terlebih dahulu. Saat itu, kondisi pintu gerbang sudah terbuka dan posisi guru sedang beristirahat di kantor. 

"Terus, pelaku itu langsung masuk ruangan kelas 1 dan itu kejadiannya sangat cepat sekali. Jadi, guru baru duduk, tidak lama kemudian ada anak menangis laporan ke kantor guru. Itu ternyata sudah terjadi kejadiannya," kata Idah.

Korban bernama Ina Kelas 1 SD mengalami kerugian berupa kalung emas 4 gram, cincin emas 1 gram, gelang emas 3 gram.

Korban bernama Airin kelas 1 SD mengalami kerugian barang berupa kalung emas 3 gram, dan Desi kelas 1 SD berupa kalung emas.

"Modusnya, pelaku mengaku sebagai guru baru dan menceritakan bahwa ada razia dari Polisi bagi anak yang memakai perhiasan dan disuruh untuk melepaskan," ucapnya.

Baca juga: Rampok Nyamar Jadi Guru Masuk ke Kelas, Rampas Perhiasan Murid di Pangandaran

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved