Mudik Lebaran 2025

Ubi Cilembu, Rekomendasi Oleh-oleh Manis dari Sumedang untuk Sanak Saudara

Ubi Cilembu adalah kudapan khas Sumedang yang berasal dari Desa Cilembu.

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
OLEH-OLEH SUMEDANG - Ubi Cilembu merupakan kudapan khas Sumedang. Ubi ini bisa dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara ketika mudik. 

Mencuci ubi hingga bersih, membungkusnya dengan alumunium foil, dan memangganggnya selama 45 menit. 

Penggunaan alumunium foil akan membuat matang ubi merata. Namun, para pedagang ubi di Sumedang biasanya langsung memanggangnya pada oven tanpa membungkus dengan alumunium foil. 

Ini dikarenakan jumlah ubi yang sangat banyak dan tujuan komersil dengan menghemat ongkos produksi. 

Ubi Cilembu yang matang akan mengerut kulitnya. Ubi yang matang dan dibiarkan dingin akan memiliki tekstur yang lebih kenyal dibandingkan ketika disantap saat masih panas. 

Kenyal dan manis ubi Cilembu tidak ada tandingannya. Sering karena karamelnya yang muncul akibat pembakaran, ubi Cilembu disebut 'Si Madu', untuk menjelaskan manisnya yang seperti madu. 

Ubi Cilembu mudah didapatkan di jalan-jalan arteri Sumedang. Jangan sampai melewatkan Sumedang tanpa oleh-oleh mudik ubi Cilembu

Sepi Pembeli Imbas Tol Cisumdawu

Adang Sujayadi (52), koordinator pedagang ubi Cilembu di kawasan Cadas Pangeran mengaku sepinya pembeli ubi Cilembu disebabkan oleh banyaknya kendaraan pemudik yang memilih melintas melalui jalan Tol Cidumdawu. 

Bahkan, kata warga Kampung/Desa Cijeruk RT 04/02, Kecamatan Pamulihan ini, penjualannya berkurang hingga 90 persen dibandingkan sebelum adanya Tol Cisumdawu yang jadi pilihan para pemudik.

"Biasanya kalau musim mudik Lebaran suka ramai pembeli. Namun, sejak beroperasinya jalan tol  Cidumdawu jadi sepi. Mudah-mudahan nanti saat arus balik ramai, " kata Adang kepada Tribun Jabar.id di lapak dagangannya yang tak jauh dari ikon patung Pangeran Kornel dan Willem Daendels bersalaman, Sabtu (29/3/2025) sore. 

Jika sedang ramai, dalam sehari Adang bisa mendapatkan keuntungan hingga ratusan ribu rupiah. Namun kini, yang lebih banyak didapatnya hanyalah suasana sepi. 

Menurut Adang, satu kilogram ubi matang dibaderol Rp15 ribu hingga Rp20 ribu, dan  harga ubi mentah satu kilogrnya Rp12 ribu. 

"Setiap hari sepi, bahkan pernah mengalami hanya menjual ubi sebanyak 2 kilogram saja, itu pun melayaninya sekitar pukul 23.00," katanya.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved