Idul Fitri 1446 H
5 Naskah Idul Fitri 2025 Penuh Makna Resmi Kemenag, MUI, Guru Besar, hingga Ulama Tersohor Tanah Air
5 Naskah Idul Fitri 2025 Penuh Makna Resmi Kemenag, MUI, Guru Besar, hingga Ulama Tersohor Tanah Air
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Saudara. Bumi di mana tanah berada, beredar dan stabil. Allah menancapkan gunung-gunung di perut bumi agar penghuni bumi tidak oleng – begitu firman-Nya (QS. An-Nahl [16]: 15).
Peredaran bumi pun mengelilingi matahari sedemikian konsisten! Kehidupan manusia di dunia ini pun terus beredar, berputar, sekali naik dan sekali turun, sekali senang di kali lain susah.
Saudara. Jika tidak tertancap dalam hati manusia pasak yang berfungsi seperti fungsinya gunung pada bumi, maka hidup manusia akan oleng, kacau berantakan. Pasak yang harus ditancapkan ke lubuk hati itu adalah keyakinan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Itulah salah satu sebab mengapa idul fitri disambut dengan takbir.
Kesadaran akan kehadiran dan keesaan Tuhan adalah inti keberagamaan. Itulah fithrah atau fitri manusia yang atas dasarnya Allah menciptakan manusia (QS. Ar-Rum [30]: 30).
Selanjutnya karena manusia diciptakan Allah dari tanah, maka tidak heran jika nasionalisme, patriotisme, cinta tanah air, merupakan fithrah yakni naluri manusia.
Tanah air adalah ibu pertiwi yang sangat mencintai kita sehingga mempersembahkan segala buat kita, kita pun secara naluriah mencintainya. Itulah fithrah -naluri manusiawi- karena itu, hubbu al-wathan minal iman, cinta tanah air adalah manfestasi dan dampak keimanan. Tidak heran jika Allah menyandingkan iman dengan tanah air (QS Al-Hasyr [59]: 9).
Sebagaimana menyejajarkan agama dengan tanah air, Allah berfirman: Allah tidak melarang kamu berlaku adil (memberi sebagian hartamu) kepada siapapun - walau bukan muslim-- selama mereka tidak memerangi kamu dalam agama atau mengusir kamu dari negeri kamu (QS. Al-Mumtahanah [60]: 8). Demikian pembelaan agama dan pembelaan tanah air disejajarkan Allah.
Allahu Akbar, Allah Akbar, Wa Lillahil Hamd.
Saudara-saudara sekalian. Allah berpesan bahwa bila Hari Raya Fithrah tiba, maka hendaklah kita bertakbir.
Kalimat Takbir merupakan satu prinsip lengkap menembus semua dimensi yang mengatur seluruh khazanah fundamental keimanan dan aktivitas manusia. Dia adalah pusat yang beredar, di sekelilingnya sejumlah orbit unisentris serupa dengan matahari yang beredar di sekelilingnya planet-planet tata surya.
Mari kita jadikan ‘Idul Fithri, sebagai momentum untuk membina dan memperkukuh ikatan kesatuan dan persatuan kita, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara kita semua, sebangsa dan setanah air.
Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dan dengan muka yang jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling memaafkan, sambil mengibarkan bendera as-Salam, bendera kedamaian di tanah air tercinta, bahkan di seluruh penjuru dunia.
“Ya Allah, Engkaulah as-Salam (kedamaian), dari-Mu bersumber as-Salam, dan kepada-Mu pula kembalinya. Hidupkanlah kami, Ya Allah, di dunia ini dengan as-Salam, dengan aman dan damai, dan masukkanlah kami kelak di negeri as-Salam (surga) yang penuh kedamaian. Maha Suci Engkau, Maha Mulia Engkau, Ya Dzal Jalali wal Ikram.
2. Khutbah Idul Fitri 1446 H: "Mengetuk Pintu Surga"
(Oleh oleh KH Miftahul Huda Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, dikutip dari MUI
naskah khutbah Idul Fitri 1446 H
Idul Fitri 1446 Hijriah
Naskah Idul Fitri 2025
Idul Fitri 2025
Naskah Idul Fitri 2025 Kemenag
Naskah Idul Fitri 2025 MUI
Naskah Idul Fitri 2025 Ulama
Naskah Khutbah Jumat 21 Maret 2025: Ramadhan Penetralisir Noda Jiwa |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 21 Maret 2025: Manfaatkan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 21 Maret 2025: Hikmah dan Keutamaan Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 21 Maret 2025 Bertema: Terus Berharap Malam Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.