Ramadan 2025

Naskah Kultum 18 Ramadhan 1446 H/ 18 Maret 2025: Tetap Produktif Saat Bulan Ramadan

Naskah Kultum 18 Ramadhan 1446 H/ 18 Maret 2025: Tetap Produktif Saat Bulan Ramadan

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriagan.com
NASKAH KULTUM RAMADHAN - Naskah Kultum 18 Ramadhan 1446 H/ 18 Maret 2025: Tetap Produktif Saat Bulan Ramadan. Ilustrasi Sholat Tarawih bulan Ramadhan.(Dok: Pinteres/Dwi) 

Artinya, “Ketika memasuki bulan Ramadhan, seluruh pintu langit dibuka, seluruh pintu neraka Jahanam ditutup, dan seluruh setan dirantai.” (HR. Imam Bukhari) 

Melalui puasa, segala fadhilah yang ada pada bulan Ramadhan mungkin untuk digapai. Puasa menjadi fasilitas untuk meningkatkan produktivitas dalam beribadah. Bukan menjadi kendala dalam meningkatkan kuantitas peribadatan. Potensi kebaikan yang bertebaran begitu banyak, akan sangat rugi jika tidak dapat diraih. Ibadah-ibadah khas pada bulan Ramadhan seperti  memperbanyak sedekah, memperbanyak bacaan Qur'an, dan i’tikaf harus berbanding lurus dengan produktivitas.  

Tidak hanya pada sepanjang masa puasa, produktif di malam hari juga dianjurkan oleh Nabi. Menggunakan kata ‘menghidupkan’ sebagai istilah lain produktif yang memiliki imbalan pengampunan dosa-dosa terdahulu.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ   

Artinya, “Barangsiapa yang menghidupkan (malam) bulan Ramadhan dengan iman dan pengharapan, maka dosa-dosa terdahulu akan diampuni.” (HR. Imam Bukhari) 

Baca juga: 30 Tema Pidato atau Kultum Nuzulul Quran 2025 Bertema Kitab Suci Al-Quran Sebagai Penyelamat Hidup

Ibnu Hajar Al-Asqalani memberikan penjelasan terkait hadits ini, bahwa yang dimaksud menghidupkan adalah dengan shalat di malam hari. Bisa shalat malam secara mutlak seperti shalat tahajud, ataupun sholat tarawih. Para ulama sepakat, yang dimaksud dari menghidupkan malam bulan Ramadhan adalah menegakkan shalat tarawih. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, [Mesir, Maktabah As-Salafiyah: 1970], juz IV, halaman 251). 

Dengan seseorang melanggengkan intensitas di bulan Ramadhan, puasa yang menjadi ibadah pokok tidaklah sia-sia. Perlu diketahui, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, namun perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas amal serta ibadah dari waktu sebelumnya.   

Saat seseorang produktif, ibadah yang dilakukan saat Ramadhan akan memiliki nilai tersendiri. Sehingga puasa tidak menjadi ibadah yang hanya meninggalkan makan dan minum. 

أَهْوَنُ الصِّيَامِ تَرْكُ الشَّرَابِ وَالطََعَامِ 

Artinya, “Puasa yang paling rendah adalah meninggalkan minum dan makan.” (Ibnu Rajab, Lathaiful Ma'arif, [Beirut, Dar Ibn Katsir: 1999], hlm. 291). 

Dengan demikian, untuk tetap produktif saat Ramadhan dianjurkan oleh Nabi, supaya segala potensi kebaikan dapat diraih. Lapar dan haus di saat puasa bukan menjadi faktor menurunnya produktivitas, namun menjadi penunjang yang signifikan.(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved