Narapidana di Lapas Ciamis Dapat Pelatihan Bertani Padi dengan Metode SRI

Membangun ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab petani, tetapi juga dapat melibatkan berbagai elemen masyarakat

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/ai sani nuraini
KETAHANAN PANGAN - Membangun ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab petani, tetapi juga dapat melibatkan berbagai elemen masyarakat 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini


TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Membangun ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab petani, tetapi juga dapat melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk warga binaan pemasyarakatan. 

Lapas Kelas IIB Ciamis menunjukkan komitmennya dalam program pembinaan kemandirian dengan membekali narapidana keterampilan bertani menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI), sebuah teknik budidaya padi yang dikenal lebih efisien dan ramah lingkungan.

Bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Balai Aliksa Organik SRI, serta komunitas pertanian organik GACCORS (Gabungan Aksi Ciamis Cinta Organik Sejati), Lapas Ciamis mengadakan pelatihan bertani bagi 50 narapidana

Program ini berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Kamis (6/3/2025), dengan materi mencakup ekologi tanah, peran bahan organik dalam pertanian, hingga praktik pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) sebagai pupuk alami.

Kepala Lapas Ciamis, Supriyanto, mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam memberikan pelatihan ini. 

Ia menekankan bahwa keterampilan bertani yang diperoleh para narapidana diharapkan dapat menjadi bekal hidup setelah mereka kembali ke masyarakat.

"Kegiatan ini bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga untuk membekali kalian dengan ilmu yang bermanfaat. Dengan keterampilan bertani, kalian bisa mandiri dan berkontribusi dalam ketahanan pangan setelah bebas nanti," ujar Supriyanto dalam sambutannya, Kamis (6/3/2025).

Antusiasme peserta terlihat selama pelatihan berlangsung. 

Meski berada dalam suasana Ramadan, para narapidana tetap semangat mengikuti setiap sesi. 

Metode SRI yang mereka pelajari diharapkan dapat diterapkan, baik di lingkungan Lapas maupun saat mereka kembali ke masyarakat.

Langkah Lapas Ciamis ini menjadi contoh bagaimana program pembinaan tidak hanya fokus pada aspek pembinaan mental dan sosial, tetapi juga membekali narapidana dengan keterampilan nyata yang dapat mendukung kehidupan mereka di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved