Naskah Khutbah Jumat
Naskah Teks Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Syaban di Ruang Tamu, Ramadhan di Depan Pintu
Naskah Teks Khutbah Jumat 14 Februari 2025/ 15 Syaban 1446: "Syaban di Ruang Tamu, Ramadhan di Depan Pintu"
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Ramadan telah tiba. Bulan agung penuh berkah, waktu di mana umat Islam dibukakan berjuta kebaikan oleh Allah Swt.
Salah satu keutamaan Ramadan dikisahkan melalui mimpi Thalhah bin Ubaidillah ra. Beliau merupakan satu di antaranya 10 sahabat Rasulullah Muhammad saw yang dijamin masuk surga.
Saat perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah SAW sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah gugur dalam Perang Jamal di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun dan dimakamkan di Basrah.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Teguran Bagi Insan yang Berdosa
Kembali ke mimpi Thalhah. Kisah ini mengenai dua orang lelaki dari Baliy, sebuah perkampungan dari suku Qudha'ah. Dari sumber lainnya, kedua merupakan kepala suku dan kaya raya. Keduanya masuk Islam bersama dan menjadi sahabat-sahabat yang bertakwa.
Saat Islam membutuhkan bantuan, mereka dengan ringan tangan membantu, harta maupun tenaga. Hingga suatu saat kedua mendapat panggilan untuk berjihad. Seperti yang sudah-sudah, keduanya dengan gembira menyambut panggilan jihad tersebut. Jihad merupakan ibadah yang diidam-idamkan para sahabat karena jika mereka meninggal dalam perang, mereka akan mati syahid dan dijamin masuk surga.
Keduanya bertempur dengan gagah berani hingga banyak anggota pasukan musuh yang tewas di tangan mereka. Namun dalam perang tersebut, satu di antaranya keduanya mati syahid. Sedangkan teman satunya pulang dan membawa kemenangan gemilang. Setahun kemudian, dia meninggal karena sakit.
Beberapa waktu kemudian, suatu malam Thalhah bermimpi tentang keduanya. Dalam mimpinya itu, Thalhah berada di depan pintu surga bersama kedua sahabat yang telah meninggal tersebut. Tiba-tiba dari dalam surga terdengar suara yang memanggil sahabat yang meninggal karena sakit di dalam kamarnya. Suara tersebut mempersilahkan si sahabat untuk masuk surga. Setelah itu, suara dari dalam surga kembali terdengar dan memanggil sahabat yang mati syahid. Masuklah sahabat tersebut masuk surga. Kembali suara itu terdengar dan berkata kepada Thalhah, "Kembalilah karena belum waktumu masuk surga". Thalhah pun terbangun dari mimpinya.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya tersebut kepada sahabat- sahabat lainnya. Namun para sahabat tidak percaya. Mereka tidak percaya bagaimana mungkin sahabat yang meninggal karena sakit itu dipanggil lebih dahulu masuk surga dari pada yang mati syahid. Hingga desas-desus peristiwa mimpinya Thalhah tersebut terdengar Rasulullah saw. Lalu dipanggillah Thalhah untuk menceritakan mimpinya tersebut. Setelah mendengar cerita tersebut, Rasullullah membenarkan tentang mimpi Thalhah itu. Para sahabat pun heran.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Bersyukur dengan 2 Berkah Kenikmatan
Beliau berkata, "Apa yang membuat kalian heran?" Para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah orang yang pertama ini adalah yang paling banyak jihadnya di antara mereka, lalu ia mati syahid, tapi kenapa temannya yang meninggal terakhir masuk surga lebih dahulu darinya?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, "Bukankah temannya itu masih hidup setahun setelah kematiannya?" Mereka menjawab, "betul".
Beliau berkata, "Dan bukankah ia masih mendapati Ramadan, lalu ia berpuasa, melakukan salat ini dan itu selama satu tahun itu?!" Mereka menjawab, "betul". Maka Rasulullah berkata, "Maka jarak antara mereka lebih jauh dariapda jarak antara langit dan bumil". (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih, dari Abu Salamah bin Abdurrahman)
Masya Allah. Kisah tersebut memperlihatkan kepada kita betapa keutamaan Ramadan dan ibadah di dalamnya dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid yang sangat agung.
Termasuk nikmat yang sangat besar terhadap seorang hamba, Allah memberinya kesempatan dan umur panjang dalam ketaatan kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana ketika Rasulullah ditanya, "Siapakah manusia yang paling baik?"Beliau menjawab, "Siapa saja yang panjang umurnya dan baik amalannya." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzy dari Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu)
Masyiral muslimin rahimakumullah
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Menyambut Bulan Ramadhan yang Berkah
Sungguh para ulama ulama terdahulu sangat gembira, ketika menyambut kedatangan Ramadan. Allah berfirman:
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Syaban
Ramadhan
Naskah Teks Khutbah Jumat 14 Februari 2025/15 Syaban 1446: Yang Dilakukan Nabi di Bulan Syaban |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Mengobati Hati dari Penyakit Riya |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Perbanyak Shalawat di Bulan Syaban |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Syaban, Bulan Penentuan yang Sering Terlupakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.