Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 10 Januari 2025: 6 Perkara Ini Harus Ditinggalkan jika Ingin Selamat di Akhirat
Naskah Khutbah Jumat 9 Januari 2025: 6 Perkara yang Harus Ditinggalkan jika Ingin Selamat di Akhirat
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Mengapa kita tidak boleh menjadikan dunia sebagai tujuan? Sebab, sikap demikian hanya akan mendekatkan kita kepada sifat-sifat tercela seperti rakus, tamak, dan berani mengambil perkara syubhat, makruh, bahkan yang haram.
Sementara jika kita sudah berani mengambil yang haram, maka dampaknya sangat banyak, seperti jauh dari terkabulnya doa, berat melaksanakan ibadah, hingga mendapat siksaan di akhirat. Ingat pesan Rasulullah SAW dalam haditsnya.
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
Artinya, “Setiap daging yang tumbuh dari perkara haram maka neraka lebih utama baginya,” (HR. At-Tirmidzi).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025: Memutihkan’ Kepribadian di Bulan Rajab
Yang ketiga tinggalkan sifat sombong, niscaya di akhirat kita akan mulia di hadapan Allah Sang Maha Raja.
Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Mengapa tidak menyukainya? Sebab, kesombongan adalah pakaian kebesaran-Nya. Makanya pantas jika orang yang memiliki sifat ini, di akhirat akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan murka kepadanya. Demikian sebagaimana penuturan Rasulullah dalam haditsnya.
مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَعَاظَمُ فِي نَفْسِهِ وَيَخْتَالُ فِي مِشْيَتِهِ إِلَّا لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ
Artinya, “Tidaklah seorang laki-laki yang menyombongkan diri dalam hatinya dan bergaya congkak dalam gaya berjalannya, kecuali akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan marah kepadanya,” (HR. Ahmad).
Pantas dalam hadits lain disampaikan, tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya masih ada kesombongan walaupun sebesar biji sawi. Apa yang mau kita sombongkan? Semuanya hanya sekadar titipan yang akan diambil dan kita pertanggung-jawabkan.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025: Memutihkan’ Kepribadian di Bulan Rajab
Yang keempat, tinggalkan sikap berlebihan dan tidak ada maknanya, niscaya kita akan dikumpulkan bersama orang-orang baik. Sikap berlebihan ini, menyangkut dalam segala hal, baik dalam pembicaraan, perbuatan, makanan, tidur, bahkan dalam ibadah sekalipun. Pantas Allah mengingatkan dalam Al-Quran:
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَࣖ
Artinya, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan,” QS. Al-A’raf [7]: 31).
Begitu pun dengan sikap sia-sia tanpa makna. Rasulullah sudah memberi isyarat kepada kita bahwa tanda baiknya keislaman seseorang dilihat dari seberapa jauh dia meninggalkan hal-hal yang tidak ada maknanya.
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُ مَا لَا يَعْنِيْهِ
Artinya, “Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak bermakna baginya,” (HR. At-Tirmidzi).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025: Hidup dengan Penuh Optimistis di Tahun Baru
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Selamat di Akhirat
Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025: Bulan Rajab Momentum Tepat Bertaubat dari Maksiat |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025/ 3 Rajab 1446 H: Amalan Sederhana, Namun Bermanfaat Bagi Sesama |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025 : 3 Penyakit Hati yang Perlu Dihindari di Awal Tahun |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 3 Januari 2025: Awali Tahun dengan Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Bismillah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.