8 Perahu Nelayan Pamayangsari Tasikmalaya Rusak Dihantam Gelombang Laut yang Tinggi

Kini gelombang laut masih tinggi dan masih berlangsung hingga sore nanti.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Istimewa
Kondisi perahu milik nelayan di dermaga Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya rusak diterjang gelombang tinggi pantai selatan, Rabu (18/12/2024). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal AbidinĀ 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Sebanyak delapan perahu milik nelayan di Dermaga Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah karam akibat diterjang gelombang tinggi, pada Rabu (18/12/2024) dinihari.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jabar Dedi Mulyadi menjelaskan, bahwa saat ini para nelayan sedang mengevakuasi perah yang rusak dan perahu lain ke tempat lebih aman.

Menurut Dedi, kini gelombang laut masih tinggi dan masih berlangsung hingga sore nanti.

Baca juga: Keterangan Saksi soal Pospol Gentong Tasikmalaya yang Rusak: Sempat Ada Orang Telponan di TKP

"Gelombang pasang perahu rusak ada delapan yang karam. Hal ini akibat gelombang tinggi sejak malam hingga siang ini," jelasnya.

Kerusakan perahu bervairasi, ada yang rusak dari sayap patah, bocor, hingga mati total karena dihantam gelombang tinggi.

"Perahu bocor, bolong dan sayap juga patah, yang rusak ringan pun banyak tidak terhitung," ungkap Dedi.

Baca juga: Pospol Gentong Dilempar Bom Molotov oleh Orang Tak Dikenal, Ini Komentar Kapolres Tasikmalaya Kota

Dirinya meminta bantuan kepada pemerintah agar dapat memperhatikan elayan pamayangsari yang saat ini sedang dilanda musibah.

"Sangat prihatin kondisi sekarang, dan hingga siang ini gelombang mencapai 6 meter lebih," tuturnya.

Selain itu, para nelayan lain pun masih melakukan evakuasi perahu karena gelombang akan naik terus sampai sore hari.

"Mudah-mudahan kedepan ada perhatian, karena ini tanggungjawab bersama," katanya.

Dedi berharap, pemerintahan baru saat ini bisa segera terealisasi revitalisasi Pelabuhan Pamayangsari, Tasikmalaya Selatan.

"Minimal dengan pengerukan tumpukan sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan bisa segera dapat direalisasi," kata Dedi. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved