13 Kampus se-Jabar Ikuti PTMGRMD, Kepala LLDIKTI Wilayah IV: Semoga Berkontribusi untuk Masyarakat

PTMGRMD ini diinisiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten. 

Istimewa
Dua kelompok mahasiswa dari 13 perguruan tinggi yang berada di Jawa Barat, Banten dan Jakarta, mengikuti program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Nusantara selama dua bulan di dua daerah yang ada di Provinsi Lampung dan Kepulauan Bangka Belitung. 

“Sebagaimana Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023, dalam kebijakan Kampus Merdeka Mandiri, maksimum 3 semester mahasiswa berkuliah tidak di ruang kelas, melainkan langsung di lapangan,” ujar Samsuri, dikutip Kamis, (5/12/2024).

Para mahasiswa dibebaskan untuk memilih lokasi mana yang ingin mereka jadikan tempat kuliah kerja nyata (KKN), ada yang di perusahaan, desa, atau NGO.

“Dulu KKN hanya 1,5 bulan, tapi sekarang 4 bulan dan tidak pulang. Semuanya boleh diakui 1 semester penuh atau konversinya 20 SKS,” lanjutnya.

Pada PTMGRMD Nusantara kali ini terdiri dari beberapa perguruan tinggi supaya para peserta bisa saling bertukar pikiran. 

Dia berharap agar para mahasiswa bisa berbaur dan berkontribusi untuk masyarakat.

“Mahasiswa ini memang jauh dari sempurna, tapi mereka akan banyak belajar. Para mahasiswa bersama dengan semua unsur masyarakat bisa saling menerima dengan tangan terbuka,” ucapnya.

“Tolong ajari anak-anak kami banyak hal. Kalau ada hal-hal yang kurang sesuai, tolong dibina. Mahasiswa akan ATM: amati, tiru dan modifikasi. Semoga bisa memberikan kontribusi di masyarakat,” imbuhnya.

Dia juga berharap, mahasiswa bisa menciptakan beragam program terbaik untuk masyarakat, seperti pendampingan UMKM, sistem pendidikan informal di masyarakat, dan program kesehatan.

“Saya titip, kita harus bisa meninggalkan sesuatu yang baik dan berdampak bagi masyarakat setempat. Bukan datang hanya main-main, tapi wujudkan dalam sebuah karya nyata. Harus kontekstual sesuai kebutuhan masyarakat di sana,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia berpesan agar seluruh program harus terukur dan dilaporkan setiap pekan kepada DPL.

Selain itu, dia pun menegaskan para mahasiswa harus beradaptasi dengan lingkungan. Sebab, untuk bisa berkontribusi, tentunya perlu menjajaki tahap adaptasi terlebih dahulu.

“Bangun komunikasi yang santun. Tidak boleh merasa lebih daripada masyarakat yang ada di sana. Cermati apa yang ada di sana setelah itu buat program yang nyata,” ungkapnya.

Para mahasiswan harus memiliki program yang terukur dan berdampak. Untuk mencapai hal tersebut, dia menambahkan, perlu adanya evaluasi secara berkala.

“Setiap pekan perlu dicek progres kemajuan dari mahasiswa, sehingga yang dilakukan selama empat bulan itu harus berdampak. Teman-teman harus menjadi role model dan agen perubahan,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved