13 Kampus se-Jabar Ikuti PTMGRMD, Kepala LLDIKTI Wilayah IV: Semoga Berkontribusi untuk Masyarakat

PTMGRMD ini diinisiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten. 

Istimewa
Dua kelompok mahasiswa dari 13 perguruan tinggi yang berada di Jawa Barat, Banten dan Jakarta, mengikuti program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Nusantara selama dua bulan di dua daerah yang ada di Provinsi Lampung dan Kepulauan Bangka Belitung. 

"Untuk ibu-ibu, kita selenggarakan pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi dan didaur ulang menjadi lilin alternatif sebagai penerangan pengganti listrik," kata dia.

Dengan demikian, ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa tersebut mendapatkan pengetahuan baru tentang pemanfaatan limbah rumah tangga dan beberapa peserta mulai mencoba membuat lilin sendiri di rumah. 

Apalagi, minyak jelantah menjadi salah satu limbah yang banyak terdapat di rumah tangga, tetapi pemanfaatannya masih kurang.

Selain itu, para mahasiswa juga membantu dalam hal administrasi desa (SIPANDU KADES) berupa sosialisasi dan pendampingan digitalisasi kantor desa dengan pembuatan blog. 

Blog ini akan berperan sebagai media untuk membagikan materi pelajaran, informasi pendidikan, kesehatan, UMKM, dan kegiatan terkait kepada komunitas desa.

Hal ini dinilai penting karena bisa menjadi alat untuk mempromosikan potensi desa melalui blog. Terakhir, di desa ini mahasiswa menyelenggarakan pelatihan dan festival untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Digitalisasi menjadi sebuah keharusan bagi UMKM. Makanya, kami berpikir pelatihan digitalisasi bagi UMKM agar transformasi mereka ke arah digitalisasi tidak terlalu terkendala," katanya.

Sementara Ketua Kelompok Desa Baru, M. Ali dari Universitas Widyatama mengatakan, di grup kedua ini ada 21 orang peserta, yakni dua orang dari Institut Teknologi Garut, tiga orang dari Universitas Widyatama, tiga orang dari Institut Pendidikan Indonesia, tiga orang dari STKIP Pasundan, dua orang dari Universitas Galuh Ciamis, dua orang dari Institut Kesehatan Rajawali, dua orang dari Jakarta Global University, dua orang dari Universitas Garut, dan dua orang Universitas Pasundan.

Di desa ini, kata dia, pihaknya menemukan anak yang tidak bisa baca, tulis, menghitung, dan mengaji pada pendidikan nonformal. 

Namun, setelah empat minggu kegiatan sekolah bestari dilakukan, yang mulanya tidak bisa membaca, menulis, dan menghitung, setelah mengikuti sekolah bestari, para siswa sudah bisa baca, tulis, dan hitung.

Mahasiswa juga mendirikan Taman Literasi Menara Bestari di Masjid Assalam 1 dan pembuatan website literasi muda Belitung Timur untuk mengangkat wisata Belitung Timur melalui literasi yang dibuat oleh anak-anak Belitung Timur.

Adanya temuan anak yang belum bisa baca tulis itu juga mendorong mahasiswa memberi pelatihan digitalisasi administrasi desa dengan membuat aplikasi pendataan anak tidak sekolah (https://desabaru.my.id/) dan pembuatan logo Desa Baru.

Dengan adanya aplikasi ini, pendataan anak tidak sekolah lebih mudah, efektif, dan efisien sehingga penyajian laporan anak tidak sekolah lebih cepat. Aplikasi dapat digunakan secara maksimal dalam validasi data oleh perangkat desa sesuai dengan kebutuhan.

Diharapkan Bermanfaat bagi Masyarakat

Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, menyampaikan, kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi agenda yang bisa dikonversi ke dalam 20 SKS perkuliahan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved