Dulu Sering Banjir dan Banyak Sampah, Kini Desa Jatihurip jadi Tempat Edukasi Budidaya Ikan
Di pelataran beberapa rumah Desa Jatihurip, terdapat kolam-kolam ikan. Akan tetapi, hal tersebut kerap menjadi masalah tiap kali banjir datang.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
"Kami juga diberi bantuan mesin pembuat pakan ikan melalui program Desa BRILian ini. Dengan mesin itu, kami bisa memangkas biaya untuk belanja pakan ikan," tuturnya.
Selain sarana dan prasarana, pembudidaya ikan juga didorong untuk terus berkembang dengan KUR dan Ultra Mikro (UMi).
"Sampai saat ini, termasuk saya juga, pembudidaya ikan di sini dapat bantuan modal KUR, bahkan ada yang sampai Rp 500 juta. Ada juga yang dapat bantuan modal UMi yang dibayar per panen," jelas Dadang.
Dengan program Desa BRILian, KUR, serta UMi, pengembangan ikan di Desa Jatihurip terus maju. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya sendiri telah membangun Pasar Ikan Jatihurip tepat di samping jalan utama untuk mendorong penjualan ikan tersebut.
"Pasar itu buka 24 jam. Selalu ramai kalau subuh, karena yang beli untuk kebutuhan pasar, seperti Pasar Cikurubuk, lalu dari Manonjaya juga ada," terang Dadang.
Untuk saat ini, suplai ikan nila dari Desa Jatihurip sudah habis hanya untuk kebutuhan pasar-pasar di wilayah Tasikmalaya. Bahkan, permintaannya masih cukup besar dibanding suplai yang ada.
"Dalam satu hari, kebutuhan ikan nila di pasar-pasar besar wilayah Tasikmalaya itu mencapai 14 ton. Sementara desa kami, paling dalam satu hari hanya mencapai 2 ton. Masih jauh kekurangannya, makanya penjualannya belum kami dorong ke luar wilayah Tasikmalaya," ucapnya.
Dadang sendiri sampai saat ini dipercaya sebagai pembicara di beberapa seminar ihwal budidaya ikan nila secara bioflok.
Bisa dikatakan, Dadang kini merupakan BRILianpreneur yang telah diundang ke beberapa lokasi untuk berbagi pengetahuannya.
"Sampai saat ini, saya sudah memiliki sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi (BNSP), itupun didorong oleh pihak BRI, sehingga ada legalitas untuk saya menjadi narasumber di beberapa seminar terkait budidaya ikan ini," kata Dadang.
Selama ini, tidak hanya kelompok masyarakat yang telah mengundang dirinya sebagai pembicara, melainkan juga dari sejumlah dinas pemerintahan di luar wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Ya saya bersyukur juga, upaya kami di Desa Jatihurip sejak 2010 lalu dan didorong program Desa BRILian tahun 2020, benar-benar banyak perubahannya. Dari yang semula desa sering banjir, lalu sampah-sampah di sungai, sekarang total berubah. Sungai juga sekarang mah bersih," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Unit BRI Cisayong, Oce N Firmansyah mengatakan, CSR untuk mendorong perbaikan di Desa Jatihurip tersebut dialirkan dari pusat.
"Memang mantan kadesnya itu juga (red: Dadang Mursyid) sudah berhasil menggalakan kolam bioflok di beberapa daerah, bahkan sampai saat ini. Tentu BRI juga mengalirkan dana CSR langsung dari pusat karena melihat kesungguhannya dari waktu ke waktu," ucapnya.
Menurut Oce, bantuan yang diberikan tidak dilakukan dalam satu waktu dan tidak dalam bentuk uang tunai. Pada saat itu, pihak BRI memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Desa Jatihurip. Lantaran kesungguhan serta perkembangannya yang mampu bersaing dengan desa lain, maka BRI kembali memberikan bantuan lainnya, seperti mesin pembuat pakan ikan, gapura desa, gazebo balai pertemuan warga, hingga TPST.
"Selanjutnya juga mungkin BRI akan memberi bantuan sarana lainnya, karena Desa Jatihurip ini punya potensi besar," pungkas Oce. (*)
BREAKING NEWS! Seorang Anak Tewas Tertimbun Longsor di Cigalontang Tasikmalaya |
![]() |
---|
Dua Penghuni Rumah Mengungsi Akibat Longsor Singaparna Tasikmalaya |
![]() |
---|
Banjir dan Longsor Terjang Dua Kecamatan di Tasikmalaya, Hujan Deras Sejak Dini Hari |
![]() |
---|
Setiap Kali Turun Hujan, Jalan Panorama Lembang Langsung Banjir, Warga Pun Meradang |
![]() |
---|
Pengendara Mio Tewas Kecelakaan di Ciawi Tasikmalaya, Terserempet Truk Hino |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.