Jatuh Bangun Asep Asal Ciamis Produksi Kerupuk Mentah, dari Modal Seadanya hingga Omzet Rp60 Juta

“Saat harga tepung naik, saya terpaksa merugi. Tapi saya belajar untuk terus beradaptasi, mencari solusi, dan tidak kehilangan semangat,” ujar Pak Asep.

Bukan hanya itu, persaingan bisnis dengan produk yang serupa juga membuat Asep harus berpikir keras demi bisa bertahan dengan kompetitor.

Baca juga: Kolaborasi Pariwisata-UMKM Dinilai Mampu Hadirkan Ekosistem Pertumbuhan Ekonomi dari Bawah

“Di Ciamis saja sudah banyak yang bikin kerupuk, tapi saya bersyukur produk kami tetap dicari. Alhamdulillah, kita masih bisa bertahan dan berkembang,” tuturnya.

Berkat selalu beradaptasi, belajar, dan berjuang, Asep kini sudah memiliki mesin produksi sendiri dan 28 karyawan.

Asep bahkan dapat menghasilkan omzet rata-rata Rp60 juta, dengan pendapatan bersih sekitar Rp35 juta.

"Untuk sistem gajinya (karyawan) harian ada yang sehari dapat Rp75 ribu ada juga yang Rp85 ribu. Itu disesuaikan dengan jobdesk masing-masing, terus mereka juga dapat makan dua kali," imbuhnya.

Memiliki mesin produksi sendiri membuat Asep dapat memproduksi kerupuk mencapai 2,5 ton kerupuk.

“Bisnis itu memang penuh pasang surut. Kadang ada untung, kadang rugi, tapi yang penting kita tidak pernah berhenti mencoba. Kepercayaan dan komitmen kepada pelanggan sangat penting,” tegasnya.

Asep berharap bisa terus mengembangkan usaha ini, memperbaiki kualitas produk, serta memberikan manfaat lebih bagi karyawan dan masyarakat sekitar. (*)