Daun Kelor Dinilai Bermanfaat untuk Atasi Stunting dan Anti Kanker
Berdasarkan penelitian, daun kelor ini bisa digunakan membantu mengatasi kondisi stunting dan sumber nutrisi.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - dr Theresia Monica Rahardjo atau yang kerap disapa Dok Mo menyatakan, daun kelor bisa mengatasi stunting untuk atau gagal tumbuh.
Maka dari itu, dirinya menyarankan agar pemerintah bersama masyarakat dapat membudidayakan pohon kelor secara masif.
"Tumbuhan tropis bernama latin Moringa Oleifera punya banyak sekali manfaat khususnya dalam mengatasi stunting yang tak hanya untuk mencegah tapi mengobati prevalensi stunting. Kami harap pemerintah dan masyarakat dapat saling bersinergi, bagaimana memasifkan pohon kelor sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat supaya bukan hanya menghapus stunting, melainkan memastikan kebutuhan nutrisi terjaga," katanya, Sabtu (28/9/2024).
Dok Mo mengatakan, semua dari pohon kelor bisa dimanfaatkan. Paling banyak dan bagus komposisinya ialah daun kelor.
Berdasarkan penelitian, kata dia, daun kelor ini bisa digunakan membantu mengatasi kondisi stunting dan sumber nutrisi.
Hasil penelitian, lanjutnya, daun kelor bisa menjadi suplemen anti kanker dan anti inflamasi, sehingga manfaatnya daun kelor sangat luar biasa.
"Daun kelor pengembangbiakannya sangat mudah dan tak membutuhkan banyak usaha. Daun kelor mudah ditanam, dan cocok dengan iklim Indonesia yang tropis. Lalu, pengolahannya juga sangat mudah tinggal kreativitas masyarakat di rumah, bahkan dibuat lalapan daun kelor pun bisa," katanya.
Dok Mo menyarankan daun kelor ini dimasukkan dalam program stunting pemerintah.
Sebab, penelitian mengenai daun kelor membantu stunting sudah banyak dari luar negeri maupun dalam negeri, seperti penelitian di Yogyakarta di mana ada anak kurang gizi diujicoba dengan daun kelor dan hasilnya berat badannya meningkat serta mengatasi anemia pada ibu hamil.
Lalu, dari penelitian yang dia lakukan ternyata daun kelor pun mampu mencegah penyakit diabetes melitus atau pada orang yang memiliki kadar gula tinggi.
"Pada prediabetes, bila kami berikan daun kelor dengan dosis tertentu, maka kadar gula bisa terjaga. Tentunya harus diimbangi dengan pola makan yang baik," katanya.
Dok Mo berharap, seiring banyak manfaatnya dari tanaman kelor, gerakan satu keluarga satu pohon kelor dapat terus digelorakan guna memastikan asupan gizi keluarga terjamin.
Stigma daun kelor seperti sebagai makanan orang kurang mampu harus dihilangkan. Sebab, daun kelor memiliki nutrisi sangat lengkap bagi kebutuhan tubuh.
Apalagi menurut Dok Mo, daun kelor dapat menjadi sumber ketahanan ekonomi jika produksinya dimasifkan.
Banyak industri herbal yang membutuhkan pasokan daun kelor untuk memenuhi kebutuhan produksi obat mereka.
"Enggak punya halaman, bisa komunal. Kalau lahannya luas, bisa UMKM. Satu desa bisa menghasilkan banyak daun kelor, bisa ke pengusaha herbal. Bisa ketahanan ekonomi juga," ucapnya.(*)
Sumedang-Bangladesh Jalin Kerja Sama Entaskan Kemiskinan Ekstrem dan Hapus Stunting |
![]() |
---|
8 Aksi Konvergensi, Komitmen Pemkab Sumedang Wujudkan Zero New Stunting |
![]() |
---|
Bupati Ciamis Dorong Optimalisasi Peran PKK Serta Pendataan Ulang Isu Kemiskinan dan Stunting |
![]() |
---|
TP PKK Ciamis Galang Komitmen Bersama Cegah Stunting |
![]() |
---|
Edukasi Gizi dengan Makan Ikan, Disnakkan dan Forikan Ciamis Perkuat Upaya Cegah Stunting Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.