Penghuni Lapas Sumedang Over Kapasitas Tiga Kali Lipat, Warga Binaan Terpaksa Tidur Entep Pindang

Penghuni Lapas Sumedang Over Kapasitas Tiga Kali Lipat, Warga Binaan Terpaksa Tidur Entep Pindang

Penulis: Kiki Andriana | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/kiki andriana
Penghuni Lapas Sumedang Over Kapasitas Tiga Kali Lipat, Warga Binaan Terpaksa Tidur Entep Pindang 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang bakal mengkaji serius soal rencana relokasi Lapas Kelas II B Sumedang. 

Relokasi itu perlu dilakukan lantaran kondisi penjara di Lapas Kelas II B Sumedang mengalami over kapasitas. Penjara yang seharusnya diisi 100 orang saja, pada Agustus 2024 ini, penghuninya 326 orang.

"Arahan Pak PJ Bupati, kita harus mencari lahan, tetapi ada spesifikasi tertentu, akan kita kaji," kata Tuti Ruswati, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, kepada Tribun, usai menghadiri penyerahan SK remisi Kemerdekaan RI ke-79, di Lapas Sumedang. 

Rencana relokasi Lapas Kelas II B Sumedang yang sudah melebihi kapasitas in, kata Tuti, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, lantaran hibah lahan untuk mendirikan penjara baru ada spesifikasi khusus. 

"Akan berkoordinasi dengan Kemenkumham, lahannya gak sembarangan. Pernah kita tawarkan di wilayah Margalaksana, tetapi ternyata harus berada tidak jauh dari perkotaan, dan tidak jauh ke kantor-kantor aparat penegak hukum," katanya. 

"Sembarangan lahan sih bisa saja , tetapi ada syarat khusus yang harus dipenuhi," kata Tuti, menambahkan. 

Tuti menyebutkan, Pemkab Sumedang telah membangun beberapa ruang penjara baru di Lapas untuk mengatasi over kapasitas.

"Penanganan jangka pendek, kita pernah hibahkan bangunan tambahan ruangan," ucapnya. 

Kalapas Kelas II B Sumedang,  Ratri Handoyo Eko Saputro mengatakan, saat ini warga binaan di Lapas Sumedang harus tidur berdempetan di ruang sempit penjara seperti entep pindang

Entep pindang adalah bahasa Sunda untuk menyebutkan posisi berjejer rapi, seperti ikan pindang dalam panci atau piring saji.

"Kondisi saat ini, para narapidana harus tidur seperti entap pindang," katanya. 

Menurutnya, kondisi Lapas Kelas II B yang sempit ini memang menjadi problem semua. Bukan hanya oleh narapidana yang menghuni, namun juga oleh petugas lapas yang memberikan pembinaan.

"Kami berharap lapas direlokasi ke tempat yang lebih luas. Dengan demikian, pembinaan akan berjalan baik dan para napi juga terhindar dari sakit akibat interaksi fisik yang terlalu rapat dengan sesama napi lainnya," ujaranya.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved