Harga Kopi di Desa Sukawening Ciamis Tembus Rp75 Ribu per Kg, Petani Sumringah
Harga kopi kini ditaksir menduduki harga tertinggi dengan Rp75 ribu per kilogram.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Para petani kopi di Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, sumringah karena saat ini harga kopi sedang naik.
Harga kopi kini ditaksir menduduki harga tertinggi dengan Rp75 ribu per kilogram.
Harga tersebut bagi komoditas kopi di wilayah Desa Sukawening dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Cipaku.
Baca juga: Pilkada Ciamis 2024, Relawan Bumi Galuh Lakukan Konsolidasi untuk Kemenangan Herdiat-Yana
Yoyo, salah seorang petani kopi jenis robusta di Desa Sukawening mengatakan, tingginya harga kopi saat ini berdampak besar bagi perekonomian para petani kopi di Kecamatan Cipaku.
Dirinya mengungkapkan, kenaikan harga kopi tahun ini menyelamatkan para petani kopi di Desa Sukawening dan sekitarnya yang sedang mengalami krisis ekonomi ihwal harga kopi sebelumnya turun.
"Musim sebelumnya para petani itu sering mengeluh karena hasil panen kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah sekarang harga kopi beranjak naik dan bisa membantu perekonomian petani," jelas Yoyo, Selasa (16/7/2024).
Baca juga: Kisruh PPDB di Ciamis, Ketua Forum Kades Kecamatan Banjaranyar Geram, Kepala KCD Tak Hadir Audiensi
Menurutnya, tahun 2024 merupakan tahunnya kopi, yaitu harga kopi mengalami peningkatan secara drastis.
"Seumur-umur selama 20 tahun jadi petani kopi, baru sekarang dapat harga kopi sampai semahal ini. Harga kopi sebelumnya dari Rp 20-30 ribu per kilogram, sekarang sudah naik sampai Rp 60 ribuan lebih. Untuk di tingkat pengepul besar, harga bisa mencapai Rp 72-75 ribu per kilogram," katanya.
Yoyo mengatakan, peningkatan harga kopi sudah terlihat sejak April 2024.
Baca juga: Tol Getaci Menghotmiks 24 Desa dan 4 Kecamatan di Kabupaten Ciamis, Mana Saja Desanya?
Kenaikan itu, Yoyo berujar, diprediksi akan tetap terjadi hingga Agustus mendatang.
"Awal tahun itu sudah meningkat sebenarnya, tapi baru dari bulan April itu sudah berangsur-angsur naik hingga hampir tembus Rp 70 ribuan," ungkapnya.
Yoyo sendiri menjual hasil perkebunan kopinya yang sudah digiling kepada pengepul.
Baca juga: Pilkada Ciamis 2024, Perekaman KTP Bagi Pemilih Pemula di Kecamatan Kawali Telah Mencapai 40 Persen
Yoyo bisa menghasilkan kurang lebih 10 karung kopi kering yang sudah digiling dari lahannya seluas tiga hektar.
Namun ada kendala yang dihadapi para petani kopi yaitu proses menjemurnya.
Kini cuaca di Desa Sukawening sedang dingin sehingga penjemuran kopilebih lambat untuk bisa kering.
Baca juga: 34 Anggota Jabar Bergerak Zilenial Ciamis Dilantik, Pj Bupati: Kalian akan jadi Pemimpin Bangsa
Adapun kopi yang sudah digiling hingga jadi membutuhkan waktu sekira empat hari untuk bisa kering, bisa mencapai lima atau seminggu ketika cuaca mendung.
Kemudian jika menjemur manual maka akan memakan waktu yang terbilang lama, bisa sampai setengah bulan, terlebih cuaca dingin seperti sekarang. [*]
Bupati Ciamis Desak Pemerintah Pusat Cari Solusi bagi Honorer yang Belum Terakomodasi Jadi PPPK |
![]() |
---|
Warga Tasik Pencuri HP Infinix Hot 9 Play dan 2 Tabung Gas di Ciamis Ditangkap Polisi, Satu Buron |
![]() |
---|
Warga Ciamis Dipenjara 8 Bulan karena Gadaikan Mobil Kredit |
![]() |
---|
Cegah Penyakit Degeneratif, Kodim 0613/Ciamis Gelar Rikkes Rutin untuk 600 Anggota |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Pembangunan SMKN 1 Cijeungjing, Kejari Ciamis Ungkap Peran 4 Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.