Bus Pariwisata Terguling di Subang

Hasil Pemeriksaan Sementara KNKT Ungkap Soal Pengereman Bus Trans Putera Fajar Kecelakaan di Subang

Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (13/2024) siang, saat mobil tersebut di periksa oleh KNKT ditemukan banyak hal ganjil dari mobil bus tersebut.

Editor: Dedy Herdiana
Tribunjabar.id/Ahya Nurdin
KNKT dan Dishub serta mekanik Hino lakukan pemeriksaan bangkai bus maut Trans Putera Fajar yang alami kecelakaan maut di Ciater. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUBANG - Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Dishub Jabar dan Polda Jabar terus melakukan penyidikan terhadap Bus maut Trans Putera Fajar (AD 7524 OG).

Seperti diketahui, mobil bus maut Trans Putera Fajar pengangkut rombongan studi tour pelajar SMK Lingga Kencana Depok tersebut mengalami kecelakaan di Ciater dengan menelan korban jiwa 11 orang dan 33 orang luka.

Baca juga: Sebelum Kecelakaan Maut, Rombongan SMK Lingga Kencana Gelar Perpisahan dan Nginap di Hotel Nalendra

Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (13/2024) siang, saat mobil tersebut di periksa oleh KNKT ditemukan banyak hal ganjil dari mobil bus tersebut.

Tampak dari luar bodi bus begitu bagus layaknya bus High Decker keluaran terbaru. Namun dibalik cantiknya tampilan luar bus maut Trans Putera Fajar tersebut, ternyata bus tersebut hanya modifikasi

Kabid lalulintas Dishub Subang, Djamaluddin mengungkapkan berdasarkan hasil penyelidikan tim kami dari Dishub dan KNKT serta Pihak Kepolisian, bus tersebut merupakan bus modifikasi.

"Mobil tersebut terbuat tahun 2006, terlihat dari rangka besi sasisnya buatan pabrikan Hino," ujar Djamaluddin, kepada awak media, Senin(13/5/2024)

Selain itu, mobil tersebut merupakan mobil jadul atau bus biasa yang dimodifikasi seperti bus baru tipe High Decker.

"Bus Maut Puter Fajar ini merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap jadi High Decker, tampak dari luar tampilannya seperti mobil keluaran baru tapi dalamnya nya jadul," katanya.

"Mobil bus maut tersebut juga sampai saat ini belum uji KIR padahal massa uji KIR sebelumnya udah habis pada pertengahan 2023 lalu," imbuhnya

Terkait dugaan penyebab kecelakaan, bus tersebut di Ciater yang menyebabkan 11 orang tewas dan 33 orang luka luka tersebut, tadi kami menemukan 2 hal yang bisa memicu terjadinya kecelakaan yang dialami bus tersebut pada malam Minggu kemarin.

" Hasil sementara pemeriksaan tim KNKT dan Dishub, serta mekanik dari HINO, dibagian pengereman ditemukan terdapat kebocoran gas atau angin dan oli," katanya

Penyelidikan terhadap bangkai bus tersebut, sampai sore ini masih terus dilakukan, nanti selanjutnya akan kami sampaikan hasil-hasil temuan lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk mengungkap kasus kecelakaan maut tersebut.

"Baru itu yang tadi ditemukan yakni kebocoran gas dan oli, sementara lainnya terkait bodi mobil modifikasi tersebut banyak ditemukan bahan-bahan yang tidak sesuai peruntukannya," katanya.

Baca juga: 3 Temuan Terkait Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Ciater Subang

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved