Gempa di Garut

BMKG Sebut Gempa Garut Berjenis Intraslab Earthquake, Pernah Terjadi pada 2022 dan 2023 di Jabar

Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI menjabarkan analisis mengenai gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu, 27 April 2024

Istimewa
Gempa selatan Jabar Sabtu, 27 April 2024, pukul 23:29:47 WIB terekam Seismograf Gunung Semeru 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI menjabarkan analisis mengenai gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu, 27 April 2024, pukul 23:29:47 WIB dengan lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia, 151,7 km barat daya Kabupaten Garut, dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km.

Kepala Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, M Wafid, mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat. 

"Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara," katanya melalui siaran digital, Minggu (28/4/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS, 2 Bangunan di Geopark Sukabumi Ambruk Digoyang Gempa Garut, Begini Kondisinya

Menurut data Badan Geologi, daerah pesisir pantai tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D), sedangkan daerah perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api. 

Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. 

Baca juga: DIGOYANG Gempa Magnitudo 6.5, Ini Alasan Wisatawan Pantai Selatan Pilih Menginap di Kantor Kecamatan

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi. 

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/ subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik. 

Baca juga: UPDATE TERKINI Data Kerusakan Gempa Magnitudo 6,5 Terdampak di 10 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat

"Menurut catatan Badan Geologi sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," katanya.

Menurut informasi dari Pusdalops BNPB dan media online kejadian gempa bumi telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa korban luka-luka dan kerusakan bangunan di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung Barat, Ciamis, Bandung, Pangandaran, Purwakarta, Sumedang dan Kota Tasikmalaya. 

Baca juga: KORBAN GEMPA Magnitudo 6.5 di Garut Terus Bertambah, Korban Luka-luka Jadi 6 Orang

Guncangan gempa bumi dirasakan cukup luas di Jawa Barat, karena kekuatan dan kedalaman menengah. Guncangan gempa bumi di daerah pesisir Jawa Barat Selatan diperkirakan pada skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity). 

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut, meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut. 

"Menurut data Badan Geologi, wilayah pantai selatan Jawa Barat selatan tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter," katanya.

Baca juga: DIGOYANG Gempa Magnitudo 6.5, Ini Alasan Wisatawan Pantai Selatan Pilih Menginap di Kantor Kecamatan

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan/ informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

"Bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dengan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," tuturnya.

Baca juga: KORBAN GEMPA Magnitudo 6.5 di Garut Terus Bertambah, Korban Luka-luka Jadi 6 Orang

(Oleh karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard)  berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

 

 

 

 


 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved