Primajasa Tabrakan di Tol Japek

Sopir Ngantuk Pemicu Laka Lantas di Contraflow KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, 9 Orang Kehilangan Nyawa

Indikasi Sopir Mengantuk Menjadi Pemicu Laka Lantas di Contraflow KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, 9 Orang Kehilangan Nyawa

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriangan.com
ilustrasi ngantuk saat berkendara 

Adapun update dari apolres Karawang, AKP Wirdhanto menjelaskan sembilan orang yang meninggal merupakan penumpang dalam mobil Grandmax.

Sementara ada dua orang yang mengalami luka berat.

"Saat ini ada 9 orang yang dinyatakan meninggal dunia dan dua luka berat yang meninggal dunia itu dari grandmax dan kemudian dua luka berat dari bus," kata Wirdhanto, Senin (8/4/2024).

Terlihat dua korban telah dimasukkan ke dalam kantung jenazah.

Mobil ambulans terlihat disiagakan di sekitar lokasi.

Dua mobil yang terlibat kecelakaan tengah dilakukan proses evakuasi oleh mobil derek dari PT Jasa Marga.

Baca juga: BUS Primajasa Tabrakan dengan Terios dan Grandmax di Tol Japek KM 57, 2 Mobil Terbakar

Bahaya Kecelakaan Akibat Sopir Mengantuk

Banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat pengemudi mengantuk atau kehilangan konsentrasi saat berkendara, khususnya saat perjalanan jarak jauh yang melalui jalan stagnan seperti jalan tol.

Tak jarang juga kecelakaan tersebut berujung fatalitas hingga menghilangkan banyak nyawa.

Seperti contoh kecelakaan fatal yang baru-baru ini terjadi melibatkan atlet bulu tangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa.

Diduga insiden tersebut terjadi karena sopir mengantuk hingga menabrak bagian belakang truk. Akibat kecelakaan ini Syabda dan ibunya meninggal dunia.

“Sesampainya di lokasi kejadian, diduga pengendara dalam kondisi mengantuk,” ucap Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Achmad Riedwan Prevoosy, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/3/2023).

Baca juga: WASPADA! 2 Jalur di Pangandaran Ini Rawan Terjadi Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Polisi

Mengantuk saat berkendara di jalan tol adalah satu hal yang sering terjadi dan sangat berbahaya. Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, pengemudi sebaiknya tidak mengambil risiko dengan tetap mengemudi dalam keadaan mengantuk.

“Kalau dari karakteristik manusia ada yang disebut sirkadian ritme, di mana kewaspadaan manusia paling rendah adalah pada jam 11 malam sampai jam 4 pagi. Itu adalah waktu berisiko tinggi untuk mengemudi, di mana seseorang bisa terpapar microsleep,” ucap Wildan saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/3/2023).

Menurut Wildan, hal tersebut sangat berbahaya, sebab jika di generalisasi, faktor lelah sangat dominan terhadap penyebab kecelakaan. “Kecepatan tinggi, gap kecepatan tinggi, kewaspadaan menurun karena lelah dari level menurunkan reaksi sampai ke microsleep.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Cipali, Satu Kendaraan Elf Nabrak Pohon, Begini Kondisi Korban

Microsleep ini sering terjadi kepada pengemudi yang berkendara melampaui waktu yang diperbolehkan,” ucap Wildan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved