Puasa Ramadhan 2024
NASKAH KULTUM RAMADHAN Hari Ini 4 April 2024, Bertemakan Puasa Ramadhan sebagai Bulan Jihad
Berikut Ini Dia Naskah Kultum 24 Ramadhan 4 April 2024 Bertemakan Ramadhan sebagai Bulan Jihad
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, tak terasa ya kita sudah masuk puasa di hari ke-23 di bulan suci Ramadhan ini.
Tentu kita pun isi bulan suci ini dengan beragam ibadah dan amalan salah satunya adalah mendengarkan kultum.
Kamu pun juga bisa mendengarkan kultum atau memberikan kultum kepada para jemaah masjid untuk mengisi bulan Ramadhan 1445 H.
Nah, untuk kamu yang saat ini tengah membutuhkan contoh kultum atau ceramah singkat, TribunPriangan.com sudah rangkum naskah kultum Ramadhan yang bisa kamu gunakan esok pagi setelah melaksanakan ibadah salat subuh berjamaah.
Berikut naskah kultum Ramadhan 4 April 2024 dengan tema "Ramadhan sebagai Bulan Jihad".
Baca juga: Naskah Kultum 23 Ramadhan 2 April 2024 Bertemakan Puasa sebagai Bentuk Kejujuran Hamba Kepada Tuhan
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bapak ibu yang saya hormati, segala puji kita panjatkan kepada Allah. Kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk hanya kepada-Nya.
Pada kesempatan yang mulia ini al-faqir mengingatkan diri sendiri dan mengajak kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata'ala. Ketakwaan yang tidak sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya tetapi juga yang mengandung kesadaran bahwa semua itu sebagai bagian dari kebutuhan hidup, bukan tugas formal semata.
Alhamdulillah, kita hingga detik ini masih dikaruniai umur untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun ini serta kemampuan melaksanakan kewajiban puasa dan ibadah-ibadah lainnya. Ini bukan hanya anugerah semata, tetapi juga sekaligus tantangan yang sangat berat.
Tantangan berat tersebut tampak sejak dari redaksi kalimat yang dipilih Allah ketika mewajibkan puasa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS al-Baqarah: 183).
Pertama, pada ayat tersebut Allah menyapa orang beriman. Ini menandakan bahwa puasa meniscayakan iman yang kuat sebelum betul-betul sanggup menunaikan kewajiban ini. Kedua, Allah menggunakan kalimat pasif (fi'il mabni majhul), yakni "kutiba" (diwajibkan), dan bukan kalimat aktif "kataba" (mewajibkan). Tafsir asy-Sya'rawi menyebut redaksi semacam ini bermakna kata kerja yang memberatkan (fi'lun taklîfiyyun) sebagaimana perintah berperang dalam QS al-Baqarah ayat 216 yang juga menggunakan kalimat "kutiba".
Baca juga: Naskah Kultum 22 Ramadhan 2 April 2024 Bertemakan Perbanyak Dzikir di Bulan Ramadhan
Hadirin yang dirahmati Allah,
Inti dari puasa adalah menahan, sebagaimana arti shaum secara bahasa adalah imsâk (menahan). Dalam fiqih, puasa dimaknai sebagai menahan dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Jika mengacu pada definisi ini, tampaknya kesan berat dari puasa belum tergambar utuh, apalagi di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, yang sebagian besar penduduknya berpuasa dan menghormati orang puasa. Kondisi lingkungan semacam ini tentu sangat mendukung untuk melalui lapar dan dahaga dengan relatif ringan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.