Human Interest Story

KISAH Nu'man Tsabit, Tunanetra yang Mampu Jadi Sarjana di Unisba, Kuliah Berkat Hafal Alquran

Nu'man Tsabit (29), penyandang tunanetra yang baru dikukuhkan Unisba sebagai sarjana, bisa kuliah berkat hafalan Alquran

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Nu'man Tsabit, penyandang tunanetra yang berhasil menjadi salah seorang wisudawan Unisba Tahun akademik 2023-2024, di Aula Unisba, Minggu (3/3/2024) / Cipta Permana. 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Sebuah pepatah Man Jadda wajada yang berarti barang siapa yang berusaha Insya Allah akan mendapatkan hasil yang diusahakannya, layak disandangkan pada sosok Nu'man Tsabit (29), salah seorang wisudawan yang baru dikukuhkan Universitas Islam Bandung (Unisba) pada tahun akademik 2023-2024.

Berbeda dengan ribuan wisudawan lainnya, di tengah keterbatasan dalam indera penglihatan, pria kelahiran 5 Mei 1995, yang merupakan penyandang tuna netra tersebut, mampu membuktikan diri dengan menyelesaikan jenjang pendidikan dengan gelar sarjana Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba.

Berbekal program beasiswa hafiz 30 juz yang diraihnya dari Unisba, keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang, dan atau menyurutkan semangat Nu'man Tsabit untuk dapat terus menekuni studinya sejak 2019 lalu.

Disamping berperan sebagai mahasiswa,  Nu’man yang juga merupakan guru Pendidikan Agama Islam di SLBN-A Citeureup Kota Cimahi itu pun mampu membagi waktunya dengan baik. 

Bahkan, meski harus menempuh jarak belasan kilometer antara Kota Bandung dan Kota Cimahi, dirinya tetap tabah untuk menunaikan kedua tugas dan tanggung jawabnya tersebut, selama sembilan semester atau empat setengah tahun.

Baca juga: Kisah Dede Tresnawan, Guru SLBN- B Sumedang, Disabilitas Netra Tapi Sekolah Sampai Sarjana

Baca juga: Suara Merdu Reki Faturahman, Disabilitas Netra Buat Bangga SLB Negeri-B Sumedang

Penyelesaian studi di Unisba pun sangat luar biasa, bahkan tepat waktu. Mengingat dirinya sempat mengambil cuti selama satu semester, dengan alasan untuk melangsungkan pernikahan, menyelesaikan beberapa kegiatan di sekolah tempatnya mengajar, sebelum kembali untuk menuntaskan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.

Setelah perjuangan terus dilalui Nu'man dengan sabar, dirinya pun akhirnya dinyatakan lulus pada 22 Januari 2024, setelah melahirkan skripsi berjudul “Implementasi Media Audio Murottal untuk Peningkatan Kemampuan Menghafal Al-Quran Siswa Tunanetra di SLBN-A Citeureup Kota Cimahi”.

Kini, ayah satu orang putri yang berasal dari Kabupaten Majalengka dan menetap di Kota Cimahi ini pun merasa lega karena sudah menyelesaikan studinya dan dilantik menjadi seorang Sarjana pada Wisuda Gelombang I Tahun Akademik 2023-2024 yang dilaksanakan di Aula Utama Unisba, pada Sabtu-Minggu (02-03/03/2024).

Bahkan ia memperoleh IPK 3,45 dengan predikat Sangat Memuaskan.

Nu’man yang merupakan anak kedua dari enam bersaudara ini mengaku pada awalnya tidak akan mengambil beasiswa hafiz di Unisba. Namun karena saran dari salah satu dosen FEB Unisba, maka Nu’man memutuskan mengambil  beasiswa tersebut.

Nu'man mengungkapkan bahwa sebagai tunanetra bisa mengenyam suatu perkuliahan itu merupakan suatu kebanggaan dan tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapinya adalah sempat tersesat saat menggunakan angkot menuju kampus Unisba.

“Salah satu pengalaman yang paling berkesan, waktu itu pernah sempat labas sampai ke ITB, jadi Baltos juga terlewat. Kemudian saya jalan kaki ke kampus. Ini pun bukan sekali dua kali saja, tapi sering.
Sering salah naik angkot," ujarnya saat ditemui di kampus Unisba, Minggu (3/3/2024).

"Tapi alhamdulillah teman dan dosen sangat baik dan pengertian jadi mereka sering juga mengingatkan dan membantu terutama ketika saat berada di lingkungan kampus,” lanjutnya.

Menurut Nu’man, minimnya fasilitas aksesibilitas di kampus bagi penyandang tunanetra seperti dirinya, bukanlah menjadi kendala dan hambatan baginya dalam menempuh studi di Unisba

Terlebih, keramahan dari para dosen, tenaga kependidikan, serta teman-temannya menyenangkanlah yang membuat aktivitas perkuliahan dirinya, menjadi nyaman dan banyak terbantu. 

Nu’man juga menambahkan, para dosen di Prodi Pendidikan Agama Islam selalu memberikan kemudahan dan pengertian kepadanya dalam berkuliah, salah satunya  memberikan kesempatan mengerjakan tugas dengan mengetik menggunakan laptop. 

“Selama ini ada dosen yang selalu memberikan pengertian, misal ketika memberikan tugas dengan tulis tangan, saya bisa diganti dengan mengetik karena saya menggunakan laptop yang berbasis audio," ucapnya

"Jadi untuk hal semacam tugas-tugas itu tidak terlalu menyulitkan,” tambahnya.

Ia pun memberikan kesan yang baik selama menjadi mahasiswa Unisba karena menurutnya bisa banyak mendapatkan wawasan baru, teman baru, ilmu baru dan pengalaman baru yang tentunya sangat menyenangkan.

"Suka duka yang dialami adalah hal yang wajar, terutama saat kondisi pendemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Tapi secara keseluruhan, kuliah di Unisba sangat menyenangkan walaupun kondisi saat pandemi Covid-19 saat itu, perkuliahan tetap berjalan maksimal sehingga tidak mengurangi ilmu yg didapatkan,” ujarnya.

Meski di tengah kesibukannya membagi waktu sebagai mahasiwa dan guru di SLBN Citeureup, Nu'man pun mengaku, turut aktif mengikuti beberapa organisasi di Unisba, salah satunya sebagai anggota di Badan Operasional Mentoring-Pendidikan Agama Islam dan pernah juga diamanahi dalam mementor BTAQ (Baca Tulis Al Qur'an).

Prestasi non akademik pun tercatat pernah Nu’man peroleh selama menjadi mahasiswa Unisba yakni sebagai Juara 1 Musabaqah Hifdzil Qur’an / MHQ dalam Musabaqah (Perlombaan) Tilawatil Qur’an (MTQ) Unisba 2020.

Setelah resmi menyandang gelar sarjana, Nu’man pun tak lupa mengungkapkan rasa terima kasih kepada kedua orang tuanya, yang keseharianya merupakan wiraswasta makanan ringan, atas segala doa, kesabaran, ketekunan, dan ketabahan keduanya, meski harus tinggal jauh.

Mereka, lanjutnya selalu mendoakan dan mengingatkan untuk bermurojaah agar ia terus belajar dan istiqamah, sehingga bisa tetap melaksanakan berbagai aktivitas seakan-akan diawasi orang tuanya.

Dalam hal perkuliahan pun, orang tuanya selalu memberikan motivasi dan semangat terutama doa dan dukungan.

"Semoga Allah SWT angkat derajat dan kemuliaan mereka di dunia terlebih lagi di akhirat kelak,” ucapnya. 

“Saya berpesan kepada diri dan teman-teman untuk tetap selalu rendah hati dan jangan merasa ini adalah akhir semua perjuangan kita. Bahwasannya ini masih tahap awal. Semoga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya sampai ke puncak akademik/gelar yang tersedia saat ini,” katanya

Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Edi Setiadi menjelaskan bahwa pada gelaran wisuda gelombang pertama tahun akademik 2023-2024, pihaknya melantik  lebih dari 1.400 orang lulusan, yang terdiri dari Progeram studi Doktor, Magister, Profesi dan Sarjana.

Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Utama Unisba serta dibagi dalam empat sesi pelantikan pada Sabtu-Minggu (2-3/03/2024).

Rektor Unisba menuturkan, bahwa kelulusan menjadi sarjana bukan berarti berhenti mencari ilmu sebab ilmu Allah SWT sangat luas dan dalam. 

“Sebanyak apapun sumber daya yang dimiliki untuk menuliskan segala macam ilmu beserta cabangnya, tidak akan pernah cukup untuk menjelaskan luas dan dalamnya ilmu Allah SWT,” ujarnya.

Maka menurutnya, satu-satunya cara bagi seorang sarjana untuk dapat menjaga dan membangun reputasi kesarjanaannya adalah dengan terus belajar.

“Teruslah belajar dan kembangkan potensi diri agar menjadi sarjana yang unggul, berdaya saing tinggi dan bermanfaat bagi umat, karena zaman telah mengubah lanskap kehidupan. Zaman industri 4.0 telah menggerus kesempatan manusia untuk berkarya karena semuanya sudah digantikan oleh robotisasi dan internet," ucapnya.

“Sehingga yang diperlukan adalah  keluhuran akhlak dan nilai spiritiual dengan disertai penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi. Apalagi kalau dibekali dengan   keterampilan tambahan berupa life skill, communication skill dan pengetahuan  tambahan lainnya," lanjutnya.

Ia berharap, dengan gelar sarjana yang telah diraihnya, para lulusan Unisba tidak menghentikan perjuangannya untuk terus mengembangkan kualitas diri, dan melahirkan inovasi dengan bekal kemampuannya.

Selain itu, lulusan Unisba harus mampu beradaptasi dengan perubahan bahkan menjadi trendsetter perubahan. Serta mampu berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang extra ordinary.

"Dengan modal utama, yaitu pendidikan yang diperoleh di Unisba, semua dapat berkreasi menciptakan berbagai peluang baik bisnis maupun usaha-udaha kreatif lainnya, sehingga tidak menjadi beban dan terhindar dari sebutan penambahan pengangguran terdidik,” ujarnya.

"Lulusan Unisba harus dapat menggenggam dunia, generasi muda Islam harus dapat menaklukan kemajuan ilmu pengetahuan guna kemaslahatan ummat, dengan tetap tawadhu dan istiqamah di jalan yang diridhoi Allah," katanya.

Pada wisuda kali ini, lulusan terbaik dengan IPK tertinggi diraih oleh Isty Rizky Sofia dan Ratu Tasya Alieska dari Prodi Akuntansi FEB dengan IPK 3,98.

Sedangkan lulusan tercepat adalah Nadya Putri Arini dari Fakultas Ilmu Komunikasi, dalam waktu tempuh studi 3 tahun 2 bulan 28 hari. 

Adapun lulusan termuda, yaitu Stevia Zahra Rasyid Khoto dari Prodi Akuntansi FEB dalam usia 20 tahun 4 bulan 0 hari. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved