Bayi Prematur Meninggal di Klinik

KRONOLOGI LENGKAP Meninggalnya Bayi di Tasikmalaya, Diduga Akibat Buruknya Pelayanan Klinik

Bayi yang lahir dengan berat 1,7 kilogram dikabarkan meninggal dunia usai dipersilakan pulang dari salah satu klinik di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat

|
TribunPriangan.com/Aldi M Perdana
Pihak Polres Tasikmalaya Kota tengah mengumpulkan informasi kepada pihak keluarga ibu melahirkan yang bayinya meninggal di klinik, Selasa (21/11/2023). 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana


TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Bayi yang lahir dengan berat 1,7 kilogram dikabarkan meninggal dunia usai dipersilakan pulang dari salah satu klinik di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Selasa (14/11/2023).

Bahkan, bayi tersebut sempat dijadikan konten foto oleh pihak klinik, setelah mereka meminta izin kepada pihak keluarga untuk memandikannya meski berat badan sang bayi tidak normal.

Mertua pasien ibu melahirkan, Tati Nurhayati (59) membeberkan kronologi kejadian yang menimpa menantunya, yakni Nisa Armila (23) kepada TribunPriangan.com saat ditemui di kediamannya pada Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Klinik di Tasikmalaya yang Diduga Sebabkan Bayi Lahir 1,5 Kg Meninggal Dunia Dilaporkan ke Polisi

“Pada hari Senin (13/11/2023), sekitar pukul 21.30 WIB, saya lihat menantu saya ke klinik. Nisa sudah berada di ruang bersalin. Keringatnya sudah tampak banyak keluar, perutnya sudah keras, saat itu memang belum lahiran,” papar Tati.

Mengingat pada malam itu tidak ada bidan dan perawat yang berjaga, maka Tati meminta anaknya, Erlangga—yang juga diketahui ayah dari sang bayi—untuk tidak meninggalkan Nisa di ruangan bersalin tersebut.

Oleh sebab itu, kakak ipar Nisa, yakni Nadia Anastasia (31) yang juga berada di sana, mencoba untuk mendatangi ruangan bidan.

Baca juga: Dinkes Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Audit Buntut Bayi 1,5 Kilogram Meninggal Dunia

“Nadia bolak-balik ke bidan, tapi si bidan menjawab, ‘nanti saja pukul 12.00 WIB malam diperiksa lagi.’ Tapi, setelah maksa-maksa dan si ibu bayi sudah teriak-teriak karena kesakitan banget, baru bidan jaga datang,” jelas Tati.

Akan tetapi, tak disangka, sang bayi diketahui lahir pada pukul 22.00 WIB.

“Saat proses lahiran, kata Erlangga tuh, si bidan tidak lepas dari handphone, nanya ini-itu, karena waktu itu ‘kan bidan jaga, mungkin dia lagi nanya-nanya ke bidan yang bertanggung jawab sama Nisa, yang sudah sejak awal diperiksa ke bidan itu,” lengkapnya.

Baca juga: Klinik di Tasikmalaya Dilaporkan ke Dinkes, Diduga Lalai Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal

Tak lama, tambah Tati, ada perawat yang datang menghampiri ruangan.

“Perawat itu ditanya-tanya sama bidan jaga itu, katanya, ‘alat ini tahu enggak?’ Terus perawat itu jawab, ‘oh enggak tahu.’ Akhirnya saya su’uzon ya, apakah ini dipakai praktek nih? Enggak lazim lah, pas lagi ada yang lahiran, bidannya main handphone terus nerang-nerangin alat ke perawat itu,” jelas Tati.

Bahkan, Nadia sempat bertanya kepada bidan jaga tersebut ihwal jumlah jahitan pada adik iparnya itu.

Baca juga: Ternyata Begini Cara Cek Validitas Sertifikat SKD CPNS 2023, Lengkap Beserta Langkah-Langkahnya

“Bidan jaga itu cuma menjawab, ‘saalit da (red: sedikit kok).’ Udah aja gitu. Pokoknya mereka jutek-jutek semualah,” ucap Tati ketus.

Setelah itu, sang bayi yang baru dilahirkan tersebut diketahui dimasukan ke inkubator mengingat berat badannya sebesr 1,7 kilogram.

“Nah, terus ibunya hanya ditutup kain saja, enggak diapa-apakan lagi sama perawat. Bekas lahirannya tidak dibersihkan. Darah-darah yang masih nempel di perut, di paha, dan lainnya tidak dibersihkan. Itu bahkan dibersihkan oleh Nadia,” papar Tati.

Baca juga: UMP Jabar 2024 Resmi Naik 3,57 Persen, Begini Kata Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa

“Akhirnya, Nadia nanya dulu ke bidan, ‘ini bagaiman?’ Malah bidan menyuruh Nisa dibawa ke kamar mandi. Saya heran, kok disuruh ke kamar mandi? Padahal orang baru lahiran ‘kan,” lanjutnya.

Lalu, tambah Tati, setelah sang bayi berada di inkubator, bidan jaga mengatakan bahwa akan melakukan observasi setiap satu jam sekali.

“Tapi ternyata tidak ada. Hanya Nadia saja bolak-balik, lihat ibunya, lihat bayinya. Bidan dan perawat tidak ada sama sekali pas malam itu tuh,” jelasnya.

Baca juga: UMK Kota Tasikmalaya 2024 Segini Jika Mengikuti Persentase Kenaikan UMP Jabar 2024

Selang 4 jam kemudian, menginat tidak ada tindakan dari pihak klinik, Nadia berinisiatif untuk mengetuk pintu ruangan perawat.

“Setelah diketuk, langsung ada yang bangun. Katanya mereka sedang menunggu jawaban. Tapi, karena khawatir sudah terlalu lama tidak ada observasi, Nadia minta tolong untuk memeriksa kondisi bayi yang pada saat itu lagi di dalam inkubator,”tutur Tati.

“Karena ‘kan khawatir, belum dikasih apa-apa bayinya. Biasanya ‘kan suka dikasih ASI, kalau ASI-nya belum ada dikasih susu formula,” lanjut dia.

Baca juga: KUMPULAN 10 Latihan Soal Seleksi Kompetensi PPPK 2023, Lengkap Beserta Kunci Jawaban

Barulah, tambah Tati, setelah sang bayi diperiksa oleh bidan jaga tersebut, sang bayi diserahkan kepada ibunya malam itu. 

“Habis itu, si bidan itu balik lagi ke ruangannya. Ini sampai azan subuh, kira-kira pukul 04.30 WIB, katanya si bayi terus di pangkuan ibunya. Barulah datang bidan, tapi itu bukan bidan yang sama dengan yang bertanggung jawab sama lahiran Nisa, beda lagi,” kata Tati.

“Terus, si bidan yang datang itu malah nanya, ‘kenapa bayi di sini?’ Sambil dibawa. Mungkin dimasukin lagi ke inkubator,” lanjutnya.

Baca juga: UMK Kota Tasikmalaya 2024 Segini Jika Mengikuti Persentase Kenaikan UMP Jabar 2024

Pada Selasa (14/11/2023) pagi sekira pukul 07.00 WIB, tambah Tati, pihak klinik meminta izin untuk memandikan sang bayi.

“Pagi-paginya, pihak klinik minta izin mau dimandiin bayinya, terus pihak klinik juga bilang sudah boleh pulang,” lengkap Tati.

“Kurang lebih pukul 08.00 WIB, bayi masih dimandikan. Saya heran, berat badannya segitu, kenapa dimandikan? Terus dimandikannya kok lama banget, ini sudah satu jam. Ternyata ‘kan lagi difoto-foto bayinya,” lanjut dia.

Baca juga: 10 Soal Seleksi Kompetensi PPPK 2023 Beserta Kunci Jawaban untuk Tes 22 November 2023

Pada saat yang sama, Nisa juga memberi tahu mertuanya itu, bahwa dirinya dan sang bayi sudah diperbolehkan untuk pulang.

“Nah, Nisa bilang, katanya sudah bisa pulang. Saya kira yang bisa pulang itu ibunya, sementara bayinya dirawat. Ternyata kata pihak klinik, bayinya juga boleh pulang. Lagi-lagi saya heran,” paparnya.

Tak lama, tambah Tati, pihak klinik kembali ke ruangan mereka dan menyerahkan bayi tersebut.

Baca juga: UMP Jabar 2024 Resmi Naik 3,57 Persen, Begini Kata Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa

“Enggak lama, bidan itu datang sambil gendong bayi, dikasihin ke saya bayinya, katanya, ‘ya udah, rawat aja di rumah, udah sehat. Jantungnya juga bagus, pernapasannya juga bagus,’ begitu katanya,” ucap Tati.

Diketahui, Nisa dan sang bayi dibawa pulang sekira pukul 09.00 WIB.

“Di rumah, saya sempat gendong. Langsung dikasih susu formula yang disarankan pihak klinik. Tapi enggak masuk,” terang Tati.

Baca juga: LINK DOWNLOAD Buku Panduan Guru Kurikulum Merdeka untuk SMA Kelas 11 Mata Pelajaran Buku Seni

Sedangkan pada saat magrib, tambahnya, sang bayi sempat buang air besar sehingga pakaiannya segera diganti dan kembali ditidurkan.

“Nah, pas pukul 22.00 WIB, sama ayahnya juga sempat diajak mainlah gitu. Katanya sempat senyum juga, mungkin kalau dipikir sekarang, itu senyuman terakhirlah semacam selamat tinggal ke Ibu dan ayahnya,” ungkap Tati lirih.

“Setelah ditidurkan lagi bayinya, kemudian ibunya lihat bayinya tidak bergerak. Kemudian disentuh-sentuh, tapi bayinya enggak ada respons,” lanjut dia.

Baca juga: SEGERA CATAT! Berikut Jadwal Tes SKB CPNS 2023 untuk Instansi Mahkamah Agung

Lantas, dengan perasaan panik, Tati segera menguhubungi pihak klinik.

“Akhirnya saya hubungi ke pihak klinik. Berdering, cuma nggak diangkat. Pas ditelepon lagi, sudah memanggil. Akhirnya, kami langsung datang ke klinik pakai ojek online mobil. Ternyata klinik tutup, padahal di sana ditulis 24 jam,” jelasnya.

Oleh sebab itu, mereka segera mengetok-ngetok pintu klinik. Menurut Tati, Sopir ojek online yang mengantar juga sempat ikut mengetok.

Baca juga: UMK Kota Tasikmalaya 2024 Segini Jika Mengikuti Persentase Kenaikan UMP Jabar 2024

“Sempat nunggu lama, akhirnya ada yang buka pintu klinik. Terus bayinya diperiksa sama yang punya klinik, katanya. Diperiksa dadanya, terus dilihat mata bayinya,” jelas Tati.

Tak disangka, tambah Tati, pihak klinik justru menyatakan bahwa bayi tersebut sudah meninggal dunia.

“Setelah itu, yang meriksa itu pergi, berlalu begitu saja. Tidak ada tindakan apa-apa lagi. Dia tidak menerangkan bahwa bayi ini kenapa gitu. Kami sempat marah-marah malam itu. Kami kesal, melihat pelayanan seperti itu dari mulai saat lahiran sampai bayinya meninggal dunia,” tegas Tati menekankan.

Baca juga: UMP Jabar 2024 Resmi Naik 3,57 Persen, Begini Kata Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa

“Nah akhirnya, kami ke salah satu Rumah Sakit (RS). Kami itu inisiatif. Enggak ada rujukan dari klinik itu untuk pergi ke RS,” lanjut dia.

Di sana, tambah Tati, sang bayi kemudian dilakukan pemeriksaan.

“Dan ya memang, RS juga menyatakan kalau bayi itu meninggal dunia,” lanjutnya.

Baca juga: LINK DOWNLOAD Buku Panduan Guru Kurikulum Merdeka untuk SMA Kelas 11 Mata Pelajaran Buku Seni

Diketahui, sang bayi baru kami dikebumikan keesokan harinya atau pada Rabu (15/11/2023), mengingat hujan turun semalaman.

“Nah, barulah, pas Kamis (16/11/023), pihak klinik datang ke rumah setelah kami buat laporan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya,” jelas Tati.

“Karena kami ‘kan tahu waktu itu sempat difoto-foto. Jadi, kami paksa pihak klinik buat menunjukan foto tersebut. Ternyata fotonya seperti itu. Sedang saat ini, kami sekeluarga benar-benar sedih,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved