Bayi Prematur Meninggal di Klinik

KRONOLOGI LENGKAP Meninggalnya Bayi di Tasikmalaya, Diduga Akibat Buruknya Pelayanan Klinik

Bayi yang lahir dengan berat 1,7 kilogram dikabarkan meninggal dunia usai dipersilakan pulang dari salah satu klinik di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat

|
TribunPriangan.com/Aldi M Perdana
Pihak Polres Tasikmalaya Kota tengah mengumpulkan informasi kepada pihak keluarga ibu melahirkan yang bayinya meninggal di klinik, Selasa (21/11/2023). 

“Nah, terus ibunya hanya ditutup kain saja, enggak diapa-apakan lagi sama perawat. Bekas lahirannya tidak dibersihkan. Darah-darah yang masih nempel di perut, di paha, dan lainnya tidak dibersihkan. Itu bahkan dibersihkan oleh Nadia,” papar Tati.

Baca juga: UMP Jabar 2024 Resmi Naik 3,57 Persen, Begini Kata Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa

“Akhirnya, Nadia nanya dulu ke bidan, ‘ini bagaiman?’ Malah bidan menyuruh Nisa dibawa ke kamar mandi. Saya heran, kok disuruh ke kamar mandi? Padahal orang baru lahiran ‘kan,” lanjutnya.

Lalu, tambah Tati, setelah sang bayi berada di inkubator, bidan jaga mengatakan bahwa akan melakukan observasi setiap satu jam sekali.

“Tapi ternyata tidak ada. Hanya Nadia saja bolak-balik, lihat ibunya, lihat bayinya. Bidan dan perawat tidak ada sama sekali pas malam itu tuh,” jelasnya.

Baca juga: UMK Kota Tasikmalaya 2024 Segini Jika Mengikuti Persentase Kenaikan UMP Jabar 2024

Selang 4 jam kemudian, menginat tidak ada tindakan dari pihak klinik, Nadia berinisiatif untuk mengetuk pintu ruangan perawat.

“Setelah diketuk, langsung ada yang bangun. Katanya mereka sedang menunggu jawaban. Tapi, karena khawatir sudah terlalu lama tidak ada observasi, Nadia minta tolong untuk memeriksa kondisi bayi yang pada saat itu lagi di dalam inkubator,”tutur Tati.

“Karena ‘kan khawatir, belum dikasih apa-apa bayinya. Biasanya ‘kan suka dikasih ASI, kalau ASI-nya belum ada dikasih susu formula,” lanjut dia.

Baca juga: KUMPULAN 10 Latihan Soal Seleksi Kompetensi PPPK 2023, Lengkap Beserta Kunci Jawaban

Barulah, tambah Tati, setelah sang bayi diperiksa oleh bidan jaga tersebut, sang bayi diserahkan kepada ibunya malam itu. 

“Habis itu, si bidan itu balik lagi ke ruangannya. Ini sampai azan subuh, kira-kira pukul 04.30 WIB, katanya si bayi terus di pangkuan ibunya. Barulah datang bidan, tapi itu bukan bidan yang sama dengan yang bertanggung jawab sama lahiran Nisa, beda lagi,” kata Tati.

“Terus, si bidan yang datang itu malah nanya, ‘kenapa bayi di sini?’ Sambil dibawa. Mungkin dimasukin lagi ke inkubator,” lanjutnya.

Baca juga: UMK Kota Tasikmalaya 2024 Segini Jika Mengikuti Persentase Kenaikan UMP Jabar 2024

Pada Selasa (14/11/2023) pagi sekira pukul 07.00 WIB, tambah Tati, pihak klinik meminta izin untuk memandikan sang bayi.

“Pagi-paginya, pihak klinik minta izin mau dimandiin bayinya, terus pihak klinik juga bilang sudah boleh pulang,” lengkap Tati.

“Kurang lebih pukul 08.00 WIB, bayi masih dimandikan. Saya heran, berat badannya segitu, kenapa dimandikan? Terus dimandikannya kok lama banget, ini sudah satu jam. Ternyata ‘kan lagi difoto-foto bayinya,” lanjut dia.

Baca juga: 10 Soal Seleksi Kompetensi PPPK 2023 Beserta Kunci Jawaban untuk Tes 22 November 2023

Pada saat yang sama, Nisa juga memberi tahu mertuanya itu, bahwa dirinya dan sang bayi sudah diperbolehkan untuk pulang.

“Nah, Nisa bilang, katanya sudah bisa pulang. Saya kira yang bisa pulang itu ibunya, sementara bayinya dirawat. Ternyata kata pihak klinik, bayinya juga boleh pulang. Lagi-lagi saya heran,” paparnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved