Wisata Pangandaran

Wisata Perahu Menyusuri Sungai Cijulang ke Green Canyon Pangandaran, Dimanjakan Warna-warni Air

lokasi wisata itu terkenal. Orang yang datang ke Pantai Pangandaran, tak lengkap rasanya jika tak berperahu ke Green Canyon. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Kiki Andriana
Suasana di Green Canyon, di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Kamis (26/10/2023) siang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPANGANDARAN, PANGANDARAN - Suara mesin diesel pada perahu getek berkapasitas delapan orang termasuk dua anak buah kapal (ABK) memantul pada dinding-dinding tebing batuan tua. 

TribunJabar.id bersama rombongan wartawan yang bertugas di Kabupaten Sumedang dan Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkab Sumedang menaiki perahu wisata itu, Kamis (26/10/2023) siang.

Untuk menuju ke Green Canyon, di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran itu memang harus berperahu menempuh jarak 3 kilometer Sungai Cijulang, sungai berair payau. 

Di sepanjang perjalanan, batuan tua timbul tenggelam kami lewati. Dinding purba itu warnanya abu gelap. Batuan itu memanjang terputus-putus hingga sampai ke lokasi utama "Ngarai Hijau" tersebut. 

Baca juga: Pokdarwis Green Canyon Bersyukur Pengunjung Wisata Tetap Menggeliat di Akhir Pekan

Baca juga: Wisata Gua Sinjang Pangandaran, Panoramanya Indah Melebihi Green Canyon

Ngarai berair hijau itu telah lama oleh orang setempat disebut sebagai Cukang Taneuh yang berarti jembatan tanah.

Di lokasi itu memang ada jembatan alamiah yang menghubungkan kedua tebing yang terbelah Sungai Cijulang itu.

Nama Cukang Taneuh abadi, sampai datanglah seorang turis asing bernama Bill John yang menyebut ngarai hijau dalam bahasa Inggris, Green Canyon

Nama Cukang Taneuh kini lebih sempit, hanya merujuk pada bentang alam berupa jembatan itu, bukan lokasi Green Canyon secara keseluruhan. 

Bill John sendiri, mengutip website Pemerintah Kabupaten Pangandaran, menamai ngarai itu sebagai Green Canyon, terinspirasi dari Grand Canyon, ngarai yang teramat megah di Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat. 

Kini, lokasi wisata itu terkenal. Orang yang datang ke Pantai Pangandaran, tak lengkap rasanya jika tak berperahu ke Green Canyon

Air di sekitar Green Canyon memang hijau, tetapi di sepanjang Sungai Cijulang, air tampak lebih berwarna biru. 

Pemandangan warna-warni air ini juga memanjakan mata setiap wisatawan yang berperahu di atasnya.

"Hanya Rp 250 ribu untuk satu perahu berkapasitas enam orang wisatawan. Sudah termasuk asuransi dan alat keselamatan selama berperahu," kata Asep Miftahudin (39) warga Cijulang yang menjadi ABK. 

Di Green Canyon, wisatawan bisa berenang. Asep mengatakan meski di Sungai Cijulang yang dilewati perahu airnya payau, yakni campuran antara air asin dan tawar, tetapi di lokasi utama Green Canyon airnya tawar. 

"Untuk tambahan waktu jika ingin berenang lebih lama, ada tambahan biaya Rp100 ribu, per 30 menit," katanya.

Asep telah 10 tahun menjadi ABK sekaligus pemandu wisata di Green Canyon. Dia hidup dari aktivitas pariwisata, dan itu dirasakannya lebih menyejahterakan. 

Sebelumnya, dia kerja serabutan, menjadi nelayan atau sekedar membantu nelayan.

Asep mengatakan secara keseluruhan ada 80 perahu wisata yang berlalu lintas dari Dermaga 1 ke Green Canyon. Namun, untuk hari-hari biasa, hanya 10 perahu yang beroperasi. 

Jika akhir pekan, perahu yang beroperasi bisa 20-50 perahu. Antara pemilik perahu, ada jadwal beroperasi yang secara giliran membuat semua penyedia jasa perahu itu kebagian mengantarkan wisatawan.

Di jalur Sungai Cijulang hingga ke Green Canyon, Asep memastikan tidak ada ancama binatang buas seperti buaya. Sebab, lokasi itu bukanlah area rawa. 

"Kalau buaya aman, kecuali buaya darat itu perlu diamankan. Sungai aman dari buaya, tidak seperti di Kalimantan," kata Asep sambil tertawa.

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved