Ulama dan Kiai Subang-Indramayu Berkumpul, Harap Pemimpin di 2024 Berantas Radikalisme

Menurut Kiai Maman Mubarak asal Subang, paham radikalisme selama ini menjadi ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa negara Indonesia.

Istimewa
Kiai Maman Mubarak asal Kabupaten Sumedang. Ulama dan Kiai Subang-Indramayu Berkumpul, Harap Pemimpin di 2024 Berantas Radikalisme 

TRIBUNRPIANGAN.COM, INDRAMAYU - Para ulama dan kiai dari berbagai pondok pesantren di wilayah Kabupaten Subang dan Indramayu mengikuti Halaqoh Kebangsaan Jaringan Ahlussunnah Wal Jamaah di Ponpes Al Amin Al Islami Indramayu.

Menurut Kiai Maman Mubarak asal Subang, paham radikalisme selama ini menjadi ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa negara Indonesia sehingga perlu diberantas oleh pemerintah.

Begitu pula dengan sikap intoleransi yang dilakukan beberapa kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain yang dinilai berbeda dengan kelompoknya.

Baca juga: Polres dan Kodim 0613 Ciamis Lakukan Patroli Skala Besar Cek Kesiapan Hadapi Pemilu 2024

Sikap itu dinilai mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat. Dirinya pun menyinggung satu dari tiga capres yang dinilai dapat meneruskan dan konsisten dalam menangkal radikalisme di Indonesia.

"Insya Allah saya kira wilayah Indonesia, NKRI akan menutup (mencegah radikalisme dan intoleransi) di bawah naungan Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," ujarnya dalam keterangananya, dikutip Kamis (19/10/2023).

Selama ini, dia mengakui program menangkal radikalisme dan intoleransi sebenarnya sudah dilakukan di lingkungan pondok pesantren kepada para santri dan masyarakat setempat.

Sehingga, para santri di pondok pesantren diyakini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mencintai bangsa dan negaranya sekaligus siap berkontribusi dalam pembangunan.

Baca juga: AHY Siap Menangkan Prabowo di Pilpres 2024, Dorong Kader Demokrat Lakukan Ini untuk Pileg

"Pondok pesantren yang selama ini menangkal radikalisme dan intoleransi itu sudah kita lakukan sejak dulu. Karena, di pesantren para santri diajari tentang hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari pada iman," katanya.

Selain ilmu keagamaan, Maman mengakui para santri juga ditanamkan tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi satu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Artinya apa, pesantren ditanami terus tentang Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertahankan. Itu ditanamkan kepada para santri," ujarnya.

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved