Demi Perbaiki Jalan, Warga di Perbatasan Tasik-Garut Rela Angkut Material Sejauh 3 Km Secara Swadaya

Warga di kawasan tersebut bergotong royong memperbaiki akses jalan di kampung yang rusak.

Kompas.com
Warga Kedusunan Linggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sedang menata batu untuk perbaikan jalan. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Kisah menarik terdapat di wilayah Kedusunan Linggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Warga di kawasan tersebut bergotong royong memperbaiki akses jalan di kampung yang rusak.

Jalan desa di kampung kecil yang terletak di perbatasan Tasikmalaya Selatan dan Garut ini rusak parah.

Tidak ada perbaikan jalan yang dilakukan dari pemerintah daerah.

Baca juga: Ini Alasan Polres Bidik Desa Parung Jauh dari Ibu Kota Tasikmalaya Karena Risiko Masalah Krusial Ini

Puluhan warga terpaksa memanfaatkan material batu dan pasir sungai yang surut akibat kemarau panjang yang melanda.

Masyarakat di kampung itu beserta ibu-ibu rela membopong dan mengangkut material berisi pasir dan batu dari sungai untuk digunakan sebagai bahan pengceran jalan, karena tidak ada biaya pemerintah sedikitpun.

"Sekitar tiga kilometer dari sungai ke jalan buat angkut pasir dan batu bergantian, sama ibu-ibunya juga pada turun semua," jelas Asid, salah seorang tokoh masyarakat kampung setempat, dikutip dari Kompas.com, Minggu (15/10/2023).

"Kita sudah jengkel dan protes juga seperti ini, soalnya jalan rusak parah dan tak pernah diperbaiki lagi oleh pemerintah," tambah Asid.

Baca juga: Aksi Bela Palestina di Tasikmalaya, Korlap: Amanah UUD 1945, Hapus Penjajahan di Muka Bumi

Warga mesti turun langsung membangun jalan dengan biaya dan tenaga sendiri secara swadaya, meski setiap tahunnya desa diberikan dana desa.

Namun nyatanya, hingga kini perbaikan jalan rusak di wilayah Kedusunan Liggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, tak kunjung tersentuh perbaikan.

"Kalau tak diperbaiki jalan itu bisa membahayakan bagi pengendara motor dan mobil. Soalnya, batu dan tanah bercampur menjadi licin, tak mulus. Rusak parah," tutur dia.

Warga setempat, Zaenal, mengaku perbaikan jalan rusak dilakukan masyarakat secara swadaya ini telah berjalan lima hari.

Apabila jalan tak kunjung diperbaiki, dirinya khawatir jalan tersebut akan licin dan dapat membahayakan pengguna jalan terutama anak sekolah.

Baca juga: Ribuan Orang Gelar Aksi Bela Palestina di Tasikmalaya, Ada Galang Donasi dan Long March

"Makanya sudah lima hari sekarang kita iuran sama-sama beli semen sendiri, ambil material batu dan tanah di sungai sendiri. Kita berangsur perbaiki terus, mulai dari pemadatan sampai pengecoran jalannya," ujar dia.

Disadur dari laman Pemerintah Desa Bojongkapol, Jalan Lingamanik berlokasi di Kedusunan Linggamanik dengan status Jalan Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir.

Akses jalan dibangun pada 2017 lalu oleh program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD).

Namun kini hampir sepanjang sembilan kilometer jalan dari Kampung Burujul sampai Kampung Wanasari kondisinya rusak.

Baca juga: Sejarah Kota Tasikmalaya, dari Ibu Kota Kabupaten Menjadi Kotif dan Kota Otonom Pada 17 Oktober 2001

Sementara tahun 2023 melalui anggaran dana desa tahap II, pihak desa ternyata baru melakukan perbaikan jalan sepanjang 500 meter.

Terpisah, Camat Bojonggambir Edi Mulyana, mengaku bahwa perbaikan jalan di Lingamanik merupakan inisiatif warga.

Pihaknya mengonfirmasi, bahwa inisiatif tersebut sesuai laporan dari Kepala Desa Bojongkapol

Sepanjang jalan itu sedang ditutup karena ada perbaikan sebagian jalannya sepanjang 292 meter yang didanai dana desa.

Sedangkan karena keterbatasan dana desa, jalan tersebut baru sebagian yang sedang diperbaiki pada tahun ini.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, MUI Tasikmalaya Berpesan Supaya Masyarakat Tinggalkan Politik Uang

"Perkawis (persoalan) Jalan Desa di Linggamanik, numutkeun laporan lisan kades (seuai laporan dari kades), gotong royong masyarakat lingkungan itu sambil menunggu (penutupan jalan sementara). Soalnya pengerjaan jalan sekarang yang didanai dana desa sepanjang 292 meter," kata Edi.

Kemudian, kata Edi, warga bergotong royong sebagai antisipasi jika musim hujan segera turun karena akan licin.

Pihaknya pun berharap pada perencanaan anggaran dana desa selanjutnya diharapkan akan mampu membiayai jalan secara keseluruhan.

"Jadi mumpung masih musim kemarau dan ada perbaikan jalan di depannya sebagian oleh dana desa, maka jalan itu dilakukan perbaikan juga oleh warga secara gotong royong," tambah dia.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved