Momentum Mulid Nabi SAW 2023
Bolehkah Berpuasa Pada Hari Perayaan Maulid Nabi SAW? Begini Hukumnya
Bagaimana Hukum Berpuasa bertepatan dengan Perayaan Mauldid Nabi SAW, Apakah Boleh Dikerjakan atau Tidak?
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Namun, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa setiap hari Senin yang merupakan hari Nabi Muhammad dilahirkan.
Meski begitu, umat muslim tetap bisa melaksanakan puasa di hari kelahiran Nabi Muhammad tahun 2023 ini, sebab tahun ini hari kelahiran nabi jatuh pada hari Kamis.
Dengan syarat, puasa pada hari Kamis tersebut tidak boleh diyakini memiliki keutamaan tambahan karena bertepatan dengan Maulid Nabi.
Disamping itu, umat muslim juga diperuntukan untuk berpuasa pada hari Senin karena hari tersebut merupakan hari lahir RasuluLlah SAW.
Hal ini diriwayatkan Abu Qatadah al-Anshari r.a bahwa Nabi Muhammad SAW ditanyai tentang kebiasaannya berpuasa di hari Senin, beliau lantas menjawab :
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ
"Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari aku diutus." (HR. Muslim).
Baca juga: 25 Ucapan Perayaan Maulid Nabi SAW, Lengkap dengan Tanggal Libur dan Cuti Bersama
Sejarah Singkat Maulid Nabi
Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama, orang yang pertama kali berkontribusi dalam perayaan maulid Nabi adalah Sultan Al-Muzhaffar.
Ia merupakan salah satu penguasa yang bijak dan dermawan di Irbil.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi (wafat 991 H) dalam kitabnya, ia mengatakan:
وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ
Artinya: "Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun." (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, [Beirut, Darul Fikr: 2004], juz I, halaman 182).
Sejak saat itu, perayaan Maulid Nabi yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia dari masa ke masa hingga saat ini.(*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.