Stunting Masalah Kesehatan Nasional, 3 Dosen UPI Gelar PKM di Kampung Adat Cirendeu Edukasi Stunting

Tim penelitian ini terdiri tiga dosen, yakni Septian Andriyani selaku ketua, dibantu dua anggota, Lisna Anisa Fitriana, dan Afianti Sulastri.

|
DOK. Humas Pemkot Banjarmasin
Ilustrasi stunting (Kompas) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Tiga dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Kampung Adat Cireundeu pada Selasa (15/8/2023). Mereka menyasar kader kesehatan dan ibu-ibu yang miliki balita di RW 10A Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi.

Kegiatan dihadiri puluhan peserta terdiri dari kader kesehatan dan ibu-ibu yang memiliki anak balita, serta dihadiri perwakilan puskesmas Leuwigajah, yakni pemegang program gizi. Tim penelitian ini, terdiri tiga dosen, yakni Septian Andriyani selaku ketua, dibantu dua anggota, Lisna Anisa Fitriana, dan Afianti Sulastri.

"PKM kami lebih kepada manajemen stunting di kampung adat Cirendeu, Kota Cimahi dengan diawali kondisi stunting di Indonesia, khususnya Jabar yang mengkhawatirkan," kata Ketua Pengabdian kepada masyarakat, Septian.

Dosen program studi gizi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di kampung aday Cireundeu pada Selasa (15/8/2023).
Dosen program studi gizi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di kampung aday Cireundeu pada Selasa (15/8/2023). (Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama)

Merujuk data Kementerian Kesehatan 2021, stunting telah menjadi masalah kesehatan masyarakat nasional dengan prevalensi stunting balita 24,4 persen. Penyebab stunting, katanya, memiliki ciri seperti kurang gizi, kurang imunisasi, tak mencuci tangan dengan air mengalir, dan tak memakai sabun, serta BAB tidak di jamban yang sehat.

"Para orangtua pun tidak melakukan stimulasi atau rangsangan pada anak dan tidak datang ke posyandu maupun layanan kesehatan, sehingga muncul 3G pada stunting, yakni gagal tumbuh, gagal kembang, dan gagal metabolisme," ujarnya.

Kegiatan PKM yang dilakukan pun, lanjutnya, berupa screening pertumbuhan melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badan pada anak-anak balita, pretest, promosi kesehatan, posttest, dan simulasi cara stimulasi perkembangan pada anak sesuai tahapan perkembangan.

"PKM yang kami lakukan membahas materi manajemen stunting berupa pencegahan dan penatalaksanaan stunting pada anak yang disampaikan Dr apt Afianti Sulastri. Kegiatan dilanjutkan dengan materi dan pemberian stimulasi pada anak sebagai pencegahan stunting yang disampaikan Septian Andriyani," katanya.
Kegiatan ini terlaksana dengan adanya dukungan dari Universitas  Pendidikan Indonesia melalui program hibah PKM 2023.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved