14 Rumah di RW 13 Desa Ciburuy Padalarang Alami Retak-retak, Diduga Akibat Getaran Ekskavator

Dinding belasan rumah di RW 13 retak-retak, diduga akibat getaran dari aktivitas ekskavator yang tengah melakukan normalisasi Situ Ciburuy

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan
DINDING RETAK - Warga RW 13 Desa Situ Ciburuy, Bandung Barat saat menunjukkan retakan rumah yang diduga akibat getaran ekskavator yang tengah melakukan normalisasi situ 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG BARAT - Rumah-rumah di RT 2 dan RT 3, RW 13 Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami retak. Retakan tersebut diduga akibat getaran dari aktivitas ekskavator yang tengah melakukan normalisasi Situ Ciburuy.

"Betul, karena getaran, rumah retak-retak, Sudah ada 8 sampai 14 rumah yang kelihatan ada retak-retak," kata Ketua RW 13, Desa Ciburuy, Bandung Barat, Ahmad Kusnadi,  Senin (6/9/2025).

Ahmad Kusnadi mengungkapkan, setidaknya ada 3 ekskavator yang melakukan aktivitas normalisasi di Situ 2 Ciburuy. Tak jarang, ekskavator-ekskavator tersebut melintas di sempadan situ atau jalan yang berbatasan langsung dengan rumah-rumah warga hingga menimbulkan getaran yang kuat.

"Di Situ 2 Ciburuy ini, ada 3 ekskavator, yang 1 ambles. Jadi yang retak itu bermacam-macam, ada di kamar, ruang tengah, sama ada yang di lantai 2 rumah warga," ujarnya.

Peristiwa tersebut telah dilaporkan Ahmad Kusnadi ke pihak desa. Warga mendesak pemerintah untuk segera mengambil sikap agar pelaksanaan normalisasi Situ Ciburuy berjalan aman dan tidak mengancam keselamatan warga.

"Dari warga itu tolonglah, minimal ada diskusi dari pihak kontraktor atau pelaksana ini dengan warga supaya diskusi ada kesepakatan siapa yang bertanggung jawab tentang kerusakan ini," ujarnya.

Di sisi lain, Ahmad Kusnadi menegaskan bahwa warga setempat mendukung penuh langkah pemerintah provinsi yang tengah melakukan penataan Situ Ciburuy.

"Tidak, tidak ada penolakan, kami sepakat ini ditata biar lebih bagus dan rapi," tandasnya.

Baca juga: Ekskavator Ambles Nyaris Terkubur Lumpur Saat Normalisasi Situ Ciburuy

Saripah, warga setempat mengaku rumahnya mengalami retak di bagian kamar, ruang tengah, hingga teras. Retakan itu disebut muncul setelah adanya aktivitas ekskavator yang tengah melakukan normalisasi Situ Ciburuy.

"Sebelumnya ada retak, tapi retakan semen biasa,  sesudah ada ekskavator, nambah gede, yang paling gede itu di kamar anak," kata Saripah.

Saripah meminta pelaksanaan normalisasi Situ Ciburuy dilakukan dengan memerhatikan keselamatan warga setempat. Apalagi, tanah di Situ 2 Ciburuy berbatasan dengan warga bukanlah tanah yang bersifat padat.

"Apalagi ini berdekatan sekali, (kekhawatiran) da atu, pasti khawatir mah ada," tegasnya.

Saripah pun mengkonfirmasi telah melaporkan hal tersebut ke pihak RT, RW, dan Desa Ciburuy. Dia berharap, normalisasi Situ Ciburuy dapat dilakukan dengan lebih baik.

"Kalau aman-aman saja mah mendukung, kalau tidak ada yang dirugikan mah. Supaya rapi, bagus nantinya. Kalau ditanya, pengennya ada solusinya, pertanggungjawabannya. Supaya aman sajalah, agar tidak ada kejadian yahg tidak diharapkan," tandasnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Dedi Supriadi (38) warga RT 2, RW 13, Desa Ciburuy, Bandung Barat. Menurutnya aktivitas ekskavator yang melakukan normalisasi Situ Ciburuy turut merusak rumahnya.

"Belah-belah pak, di ruang tengah ada, di kamar ada. Iya, sejak jalan beko (Ekskavator) saja. Sebelumnya tidak ada retakan. Pengennya ya ada yang bertanggungjawab," kata Dedi.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved