SMK Periwatas Tutup

Kisah Pendirian SMK Periwatas, Berawal dari Urunan Warung-warung di Tasikmalaya, Kini Terpaksa Tutup

Siapa nyana, SMK Periwatas ini bisa berdiri dan beroperasi karena urunan pemilik warung-warung yang menyisihkan keuntungannya.

Editor: Machmud Mubarok
(tribun jabar/firman suryaman)
SMK Periwatas, Kota Tasikmalaya, sepi setelah ditutup karena kekurangan siswa. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNPRIANGAN.COM, TASIKMALAYA - Akibat kekurangan siswa, SMK Periwatas, Jalan A Yani, Kota Tasikmalaya, ditutup pengelolanya.

Penutupan terpaksa dilakukan terhadap sekolah yang berdiri sejak tahun 1974 ini. 

Dengan jumlah siswa yang hanya 40 orang, membuat pengelola kelimpungan urusan biaya operasional.

Semula namanya SMEA Periwatas, lalu berubah nama jadi SMK Periwatas sesuai perubahan regulasi penamaan sekolah.

Baca juga: Tak Kuat Beroperasi Akibat Minimnya Siswa, SMK Periwatas Kota Tasikmalaya Ditutup 

Siapa nyana, sekolah ini bisa berdiri dan beroperasi karena urunan pemilik warung-warung yang menyisihkan keuntungannya.

Nama Periwatas kependekan dari Perikatan Warung-warung Tasikmalaya. "Awal berdirinya berasal dari sumbangan dari warung-warung di Tasikmalaya," kata Yayah, salah seorang pengurus SMK Periwatas, Selasa (04/07/23).

Yayah menuturkan, pendirian sekolah memang dirintis dengan cara mengumpulkan dana dari warung ke warung di Tasikmalaya tahun 70-an.

Setelah dana terkumpul dan ditambah dari agnia lainnya,  dimulailah pembangunan sekolah.

Kemudian dibuat yayasan sebagai pengelola sekolah, dengan nama Perikatan Warung-warung Tasikmalaya disingkat Periwatas. Pada tahun 1974  sekolah mulai berjalan dengan nama SMEA Periwatas.

Mencapai kejayaan pada tahun 80-an hingga 90-an, animo siswa ke sekolah swasta terus menurun akibat negeri minded serta makin bertambahnya jumlah SMA dan SMK negeri.

Klimaksnya, tahun ajaran 2023/2024 tak lagi menerima siswa baru karena sekolah terpaksa ditutup.

Jumlah siswa terakhir hanya 40 orang terdiri atas 12 siswa kelas XI dan 28 siswa kelas XII.

"Tahun ini kami tak mau berspekulasi. Lebih baik ditutup, tidak lagi menerima siswa baru dan sisa siswa 40 orang kami upayakan dipindah," ujar Pengurus Harian Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Periwatas, Diana Sari Laksana. (firman suryaman)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved