Alasan TB Hasanuddin Desak Menhan Hentikan Pembelian Jet Tempur Bekas Rp11,8 Triliun

TB Hasanuddin juga mempertanyakan urgensi pembelian jet tempur bekas oleh Kemhan RI.

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin meminta agar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 - 5 bekas Qatar Air Force (QAF). 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin meminta agar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 - 5 bekas Qatar Air Force (QAF).

Politisi PDI Perjuangan ini mendesak agar Kementerian Pertahanan menunggu jet tempur multifungsi Rafale dari Prancis.

"Sebanyak 42 unit pesawat tempur Rafale baru akan datang 3-5 tahun ke depan secara bertahap. Saran saya lebih baik menunggu Rafale saja, karena membeli Mirage 2000-5 bekas pun harus menunggu 2 tahun," jelas, Selasa (4/7/2023).

TB Hasanuddin juga mempertanyakan urgensi pembelian jet tempur bekas oleh Kemhan RI.

"Kondisi apa yang mendesak sampai kita harus beli pesawat tua. Kalau toh terburu waktu dengan alasan butuh pesawat pengganti dalam waktu dekat, kenapa misalnya tidak ambil pesawat Mirage 2000 - 9 milik Uni Emirat Arab yang juga mau dijual, ini lebih muda dari Mirage 2000 - 5 milik Qatar," tegasnya.

Baca juga: Hari Pers Nasional 2023, TB Hasanuddin Berharap Wartawan Semakin Sejahtera

TB Hasanuddin mengatakan, meski Kemenhan sudah teken kontrak dengan PT EXCALIBUR, tapi kerjasama tersebut masih bisa dibatalkan bila ada ketidakcocokan harga.

“Idealnya pembelian ini kan dilakukan G to G. Dan untuk lebih akuntable disarankan BPK/BPKP turun tangan," cetusnya.

Sebagai mantan perwira tinggi militer, TB Hasanuddin juga mengingatkan soal pertimbangan bahwa alutsista bekas juga akan membutuhkan biaya suku cadang pemeliharaan serta punya masalah umur pakai (lifetime).

Bahkan Hasanuddin mengungkapkan bahwa pembelian jet tempur bekas yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bertentangan dengan perintah Presiden Joko Widodo.

"Presiden Jokowi sendiri memiliki kebijakan agar pembelian alutsista TNI diutamakan untuk dari perusahaan industri pertahanan dalam negeri dan menginstruksikan jajaran di Kemenhan agar tidak membeli alutsista usang," pungkasnya.

Baca juga: Tb Hasanuddin Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Bandang Cimanggung

Berdasarkan informasi yang dihimpun, diketahui pengadaan Mirage 2000 - 5 bekas ini telah dituangkan dalam kontrak jual beli bernomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023.

Nilai kontrak pengadaan ini sebesar 733.000.000 euro atau Rp11,8 triliun lebih.

Pembelian 12 Mirage terdiri atas sembilan pesawat bertempat duduk tunggal dan tiga pesawat bertempat duduk ganda.

Pengadaan juga telah mencakup 14 unit engine and T-cell, technical publications, GSE, spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, dukungan servis selama tiga tahun, pelatihan pilot, teknisi, dan infrastrukur, serta persenjataan. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved