Desak Kemenhan Transparan soal Senapan Serbu IFAR, TB Hasanuddin: Jangan Sampai Duplikasi Alusista
Selain ramai diperbincangkan publik, SS IFAR 22 diduga merupakan produk yang tak berizin.
TRIBUNPRIANGAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin mendesak Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menjelaskan kepada publik terkait produk senjata serbu prototipe (SS) IFAR 22 peluru kaliber 5,56 mm.
Selain ramai diperbincangkan publik, SS IFAR 22 diduga merupakan produk yang tak berizin.
"Ada beberapa hal yang harus dijelaskan oleh Kementerian Pertahanan kepada publik. Pertama, apakah pengembangan SS IFAR melibatkan Pindad sebagai pemandu utama? Hal ini sangat penting mengingat Pindad juga mengembangkan jenis senapan serbu yang serupa yang digunakan oleh TNI. Jangan sampai terjadi duplikasi alutsista," kata TB Hasanuddin saat dikonfirmasi media, Minggu (2/7/2023).
Lalu yang kedua, kata TB Hasanuddin, sudah sejauh mana proses ujicoba dan sertifikasi terhadap SS IFAR tersebut.
Baca juga: Hari Pers Nasional 2023, TB Hasanuddin Berharap Wartawan Semakin Sejahtera
Publik harus tahu apakah SS IFAR memenuhi standar militer Indonesia.
"Ketiga, mengenai status izin produksi alutsistanya dari Kemenhan, bagaimana?" cetusnya.
Politisi senior PDI Perjuangan ini juga mempertanyakan soal user yang diproyeksikan akan menggunakan SS IFAR tersebut.
"Siapa yang akan menggunakan apakah TNI? atau mau diekspor? Hal ini harus clear untuk meminimalisir potensi penyalahgunaan dikemudian hari," tandas legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat IX (Subang-Majalengka-Sumedang) ini.
Sebelumnya, Center of Energy and Reaources Indonesia (CERI) menenggarai PT Republik Armamen Industri (RAI) diduga melakukan kanibalisasi komponen 7 pucuk senjata serbu SS2 V4 buatan PT Pindad untuk membuat produk senjata serbu prototipe IFAR 22 peluru kaliber 5,56 mm.
Baca juga: Politisi PDIP TB Hasanuddin Tepis Kabar Ketidakharmonisan Antara Jenderal Andika dan Jenderal Dudung
“Kami mendapat informasi bahwa PT Republik Armamen Industri telah pula berhasil membeli sebanyak 7 pucuk senjata serbu SS2 V4 dari PT Pindad di awal tahun 2022. Diketahui alasan pembelian 7 pucuk senjata ini untuk pemakaian pada drone, ternyata diduga senjata itu dikanibal untuk dibuat menjadi prototipe IFAR 22,” ungkap Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman.
Menurut Yusri, berdasarkan informasi dari laman Wikipedia tentang senjata serbu IFAR 22, sejarah produksinya, PT Republik Armamen Industri menyebut dirinya sebagai perancang produk dan pabrikan serta mulai produksi di dalam negeri pada tahun 2023.
“Ternyata senjata prototipe IFAR 22 kaliber 5,56 mm telah juga diuji coba pada 24 Maret 2023 di lokasi Lapangan Tembak TNI Batujajar, Jawa Barat,” ungkap Yusri.
Namun, sambung Yusri, CERI juga mendapat informasi dari banyak pihak, bahwa produk senjata serbu IFAR 22 diduga merupakan bagian komponen dari 7 senjata serbu SS2 V4 hasil produksi PT Pindad, yang sebelumnnya sudah dibeli oleh PT Republik Armamen Industri. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.