Polemik Ponpes Al Zaytun

Pengakuan Baru Alumni Al-Zaytun Sebut Didoktrin dan Tak Berani Membantah Ultimatum Panji Gumilang

Reza Fahlevi, salah satu alumni yang juga membenarkan soal pengimpangan yang baru saja tercium ponpes Al-Zaytun

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Wartakotalive.com
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang (Tangkapan video instagram) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Kontroversi soal ajaran menyimpang yang di pakai pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang, mulai transparan sebab satu-persatu pengakuan dari berbagai pihak mulai muncul ke permukaan.

Reza Fahlevi, salah satu alumni yang juga membenarkan hal yang tengah ramai dibicarakan masyarakat mengenai pengimpangan yang baru saja tercium ponpes di Al-Zaytun.

Dalam salah satu kesempatan wawancara, ia mengaku mendapati ajaran tersebut saat menimbah ilmu di Pondok Pesantren yang terletak di Indramyu, Jawa Barat tersebut.

Salah satunya adalah Adzan yang menghadap kepada jamaah dan tidak bernada yang oleh para santri disebut sebagai Adzan Bilal.

Baca juga: Masih Tahap Investigasi dan Jadi Sorotan Publik, Al-Zaytun Justru Makin Gencar Rekrut Santri Baru

“Mungkin yang sudah berlaku di zaman saya ketika itu dan itu di akhir-akhir ya ketika saya mau lulus itu adzan-nya aja itu sudah mulai dengan menghadap ke jamaah yang kemudian sudah nggak bernada ya,” ungkap Reza Fahlevi pada program acara Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne pada Kamis (22/6/2023) lalu.

"Mereka bilang dengan Adzan Bilal itu sudah mulai dipraktekan tapi yang lain yang lain-lain nggak ada", tambahnya.

Selain Adzan Bilal yang tak bernada, Reza juga mengaku beberapa kali mendengar wacana soal menjadikan pelajar putri sebagai khatib shalat Jumat.

“Mungkin ada satu yang mungkin belum dipraktekkan bahkan sampai dengan sekarang wacana menjadi kan dari pelajar putri jadi khatib Jumat itu sudah ada dari dulu,” ujarnya.

Reza juga menyebut, seluruh santri tak ada berani menentang ajaran Panji Gumilang tersebut, terutama ajaran kesetaraan antara wanita dan pria kepada para santri.

Baca juga: Polemik Ponpes Al Zaytun, Pondok Gontor Bantah Keras Pernyataan Panji Gumilang Sebagai Alumninya

“Cuman kita di dalam informasi yang kita peroleh cukup terbatas jadi kita fine-fine aja lah karena Panji Gumilang juga membawa kesetaraan di situ kan, kita kira ya keren-keren aja gitu,” jalas Reza.

“Nggak pernah menanyakan itu ya (kebenaran dari ajaran), apa yang dikatakan Panji Gumilang itu kita telan bulat-bulat, sifatnya beberapa itu instruksi makanya saya rasa sekarang juga itu sifatnya instruksi kepada santri bukan dimasukkan ke dalam kurikulum,” tambahnya.

Mengenai kurikulum, Reza menyebut, tidak ada yang menyimpang, atau dengan kata lain murni dari Departemen Agama (Depag), sehingga hal yang kini dinilai kontroversial, hanya bersifat sebagai instruksi dari pimpinan.

Oleh sebab itu para santri pun tidak ada yang berani dan berinisiatif untuk mempertanyakan instruksi tersebut.

Baca juga: Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang Diduga Alami Sindrom Megalamonia, Begini Ciri-cirinya

Lantas bila santri tidak mengerjakan instruksi, apakah ada hukuman untuk yang melanggar?

“Itu tidak ada, jujur pada saat kita menjadi santri, kita lihat sosok Panji Gumilang itu jadi orang yang perfeksionis banget untuk seorang pimpinan. Apa yang diucapkan oleh Panji Gumilang kasarnya bisa saya katakan itulah ‘sabda’,” kata Reza.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved