Kebuli Al-Khalid Asal Bandung, Berawal Usaha Rumahan Lalu Pelopor UMKM hingga Buka Kemitraan

Kebuli Al-Khalid Asal Bandung, Berawal Usaha Rumahan Lalu Pelopor UMKM hingga Buka Kemitraan

Penulis: Nappisah | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Jabar/Nappisah
Nasi kebuli buatan Kebuli Al-Khalid Bandung 

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Menyantap hidangan nasi basmati dengan ukuran bulir nasi lebih besar menjadi ciri dari santapan timur tengah ini.

Rempah dan aroma yang sedap disesuaikan dengan lidah konsumen Indonesia menjadi salah satu pilihan kudapan.

Nasi kebuli atau nasi biryani tak asing di kalangan masyarakat Arab di Indonesia dan orang Betawi di Jakarta.

Baca juga: Anies Baswedan Dihadiahi Sepatu Asli Garut dari Pelaku UMKM, Ini Nama Brandnya

Tak hanya disajikan saat perayaan hari besar umat muslim, nasi kebuli kini dapat dijumpai di kedai-kedai seperti di Kota Bandung.

Kebuli Al-Khalid misalnya. Secara konsisten menyajikan salah satu makanan khas Timur Tengah yakni nasi kebuli dan nasi biryani dengan citarasa bumbu yang diberi improvisasi tanpa menghilangan kearifan aslinya.

Mengedepankan kualitas rasa premium, higienis, halal dan harga yang terjangkau, menjadikan Kebuli Al-Khalid sebagai pilihan utama konsumen.

Menu paket yang bervariasi dan harga terjangkau dibanderol mulai Rp29 ribu membuat monsumen dapat menikmati kualitas menyantap nasi kebuli dalam kebersamaan, sekaligus mampu pula menciptakan selera orang yang mengkonsumsi berada pada sebuah tingkatan baru di dalam pengalaman kulinernya.

Baca juga: Enterpreneur Pendiri BYE Kang Acel Ajak Masyarakat Dukung UMKM Dijadikan Sajian Lebaran

Terdapat spesial topping, di antaranya iga bakar sapi, ayam bakar, ayam goreng, iga bakar kambing.

"Menu topping best seller di sini ayam. Bahkan, dalam satu hari bisa memproduksi kurang lebih satu kintal daging ayam," ujar Owner Kebuli Al-Khalid Ani Sumarni, saat ditemui, Jumat (26/5/2023).

Di era digitalisasi saat ini, menu yang ditawarkan Kebuli Al-Khalid dapat dipesan secara online melalui mitra aplikasi.

Berdiri sejak tahun 2020, bermula dari Ani melihat peluang pasar dengan membuat inovasi olahan ayam yang kian diminati oleh masyarakat.

Gerai Kebuli Al-Khalid
Gerai Kebuli Al-Khalid

"Olahan ayam kan sudah mainstream digeprek, goreng dan lain sebagainya. Saat itu, nasi kebuli masih jarang ditemui akhirnya tertarik untuk mencoba buat, padahal belum pernah makan dan bukan keturunan dari timur tengah," jelas Ani.

Siapa sangka, menu racikan Ani membuat trend nasi kebuli menjadi pelopor dari UMKM.

"Meski makanan dari luar negeri, ciri khas menu dari Al-Khalid ini sudah disesuaikan dengan selera orang Indonesia," ujarnya.

Berani merintis usaha saat pandemi, di hari ketiga penjualan membludak orderan, saat itu dia hanya menyelesaikan pesanan dengan sang suami.

Baca juga: KUR Festival 2023, Kerja Sama Antara BSI dan Kemenko dalam Mendukung UMKM Milenial

Kini, Kebuli Al-Khalid memiliki 17 cabang di daerah Bandung dan Jakarta dengan jumlah karyawan 64 orang.

Berkat kegigihanya, Kebuli Al-Khalid mendapat apresiasi dari Grab Kitchen sebagai Virtual Brand paling laris dan masuk ke dalam 10 besar brand dengan orderan terbanyak di semua GrabKitchen Indonesia pada 2021-2022 silam.

Hadir saat pandemi melanda, Kebuli Al-Khalid mengandalkan pesanan online dengan memakai promo aplikasi dan gencar memasarkan melalui media sosial.

"Waktu itu ada rombongan menggunakan mobil memesan di sini, mereka ingin dine in tapi hanya tersedia meja untuk transaksi kepada driver online. Melihat peluang tersebut kami memutuskan untuk membuat dine in dibeberapa cabang tertentu," jelasnya.

Baca juga: UMKM Berkontribusi untuk Ekonomi Indonesia, Driver Ojol di Sukabumi Dilatih Berwirausaha

Kendati demikian, hanya dapat take away via online dan offline saja, tapi kini sudah memiliki fasilitas dine-in di cabang tertentu.

Menu yang tersedia di gerai adalah paket nampan yang per-porsi untuk 4-5 orang dan untuk 7-10 orang.

Kebuli Al-Khalid juga menerima keinginan konsumen untuk disajikan dalam bentuk Buffet atau Prasmanan.

Prinsip yang dipegang teguh Kebuli Al-Khalid menerapkan nilai-nilai agamis dan humanis dalam menjalankan usaha.

"Membangun usaha itu tidak mengutamakan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, melainkan justru untuk mencari berkah yang sebanyak- banyaknya," imbuhnya.

Baca juga: Komitmen Kembangkan UMKM, BSI akan Salurkan KUR Lebih dari Rp1 Triliun di Jawa Barat pada 2023

Menurutnya, kunci utama sebuah bisnis dapat berlangsung lama secara konsisten menjaga kepuasan pelanggan dan membuat karyawan nyaman dalam bekerja dan melayani.

Kebuli Al-Khalid juga melakukan inovasi guna menjawab kebutuhan konsumen dengan membuat menu siap saji yakni oseng mercon.

Menariknya, Kebuli Al-Khalid membuka bisnis kerjasama melalui kemitraan dengan sistem kelola mudah, kapasitas produksi yang memadai, SDM yang handal dan sistem terintegrasi.

"Sekarang, bisnis ini telah kami rancang untuk dapat dijalankan sebagai sebuah konsep kerjasama dalam bentuk kemitraan. Kami sebagai pemilik Brand akan memberi izin kepada mitra untuk mempergunakan merk (brand license) dari Kebuli Al-Khalid untuk periode tertentu agar bisa meraih keuntungan dalam berbisnis jualan makanan," jelasnya.

Kebuli Al-Khalid menawarkan dua tipe yakni outlet dilengkapi dengan fasilitas dine in sebesar Rp 559.500.000 juta per lokasi dan non outlet sebesar Rp 300.000.000 juta per lokasi dengan fasilitas dapur masak.

Kendati demikian, perkiraan total biaya investasi ini tidak mutlak melainkan tergantung beberapa kondisi karena ketidakpastian harga pasar.

"Angka payback ditinjau berdasarkan angka ekspektasi penjualan pada level low medium sales," katanya.

Ketegori low berdasarkan payback atau waktu lama pengembalian modal yakni 16 bulan.

Adapun kategori medium yakni 12 bulan untuk waktu pengembalian investasi modal.

Sedangkan untuk non outlet, dengan investasi awal sebesar Rp 300.000.000 diperhitungkan waktu modal awal kategori low 11 bulan dan kategori medium selama 8 bulan.

Keuntungan berbisnis kemitraan kategori franchise perkembangan bisnis yang relatif cepat.

Tak hanya itu, keuntungan lainya dapat memiliki rekan bisnis yang profesional

Dari segi perencanaan, sistem operasi hingga strategi bisnis waralaba telah ditentukan oleh pemilik bisnis.

Kemitraan hanya perlu menjalankan sistem operasional dan prosedur yang telah disepakati. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved