Guru di Pangandaran Mundur dari PNS

Husein Guru Muda di Pangandaran Viral, Sang Ayah Berharap Anaknya Itu Berubah Pikiran

Hendra (60), ayah dari Husein Ali Rafsanjani (27) guru muda di Pangandaran yang mengundurkan diri dari PNS, curhat soal kasus yang dialami anaknya

Penulis: Nappisah | Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Nappisah
Hendra (60) ayah dari Husein Ali Rafsanjani (27) berharap yang terbaik untuk kasus yang menimpa anaknya.  

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Hendra (60), ayah dari Husein Ali Rafsanjani (27) guru muda di Pangandaran yang mengundurkan diri dari PNS, mengatakan, setelah kasus yang menyeret anaknya menjadi sorotan, ia bisa merasakan betapa sendirian ia di sana, tertekan dan mendapat intimidasi.

"Setau saya memang punya masalah dengan orang BKPSDM Pangandaran. Ada dua catatan yang saya simpulkan," ujar Hendra, saat ditemui di kediamannya, Rabu (10/5/2023). 

Pertama, kata dia, kasus bermula dari Husein bertanya perihal gaji yang dirapelkan kepada Inspektorat Keuangan Jakarta. 

"Rapel gaji tidak turun, ia sempat bertanya kepada teman di daerah lain dan mereka sudah dapat gaji," ujar Hendra. 

Jawaban yang didapat Husein dari Inspektorat Keuangan bahwasnya rapel sudah diturunkan ke kabupaten atau kota masing-masing. 

"Berarti kan masalah ada di sana," tambahnya. 

Baca juga: Husein Guru Muda di Pangandaran Bertemu Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bahas Apa?

Baca juga: Ridwan Kamil Temui Husein Ali, Guru Muda di Pangandaran yang Mundur dari PNS, Ada Indisipliner

Menurut Hendra, Husein tidak bercerita mengenai masalah yang menimpanya, lantaran kurang terbuka kepada orang tua. 

"Saya malah tahu dari sepupunya, Kasus kedua setelah pra jabatan pada bulan Oktober 2021," tuturnya. 

Seminggu setelah Latsar, kemudian ada pemeriksaan kesehatan yang hasilnya menunjukkan tidak layak menjadi PNS. 

"Sempat tanya pada Husein. Sebab, saya yang mengantarkan ke Terminal Cicaheum untuk berangkat ke RSUD Ciamis pada bulan November 2021 untuk tes kesehatan," ujar Hendra. 

Lebih lanjut, Husein membawa hasil tes pertama yang menyatakan tidak lulus tes jasmani. 

"Saya pasrah sama hasilnya, tidak jadi PNS. Rupanya, Husein tes ulang dan hasil tes keduanya tidak seperti itu," imbuhnya. 

Hendra mengatakan, ia mengetahui hasil tes kedua setelah membuka lemari Husein

"Ada hasil tes yang kedua, kurang lebih isinya anak layak jadi PNS dan memang keluar SK PNS per tanggal 13 Desember 2021," katanya. 

Sementara, kata dia, TPM terhitung mulai tanggal 1 Januari 2022.

"Hasil tes kedua itu kan layak, tapi ada catatan kaki di bawahnya, diduga responden memberikan jawaban yang dibenar-benarkan. Aneh menurut saya," ucapnya.

Hendra mengatakan, sampai Husein kembali ke Bandung, satu bulan tidak pulang ke rumah. 

"Ibunya mencari ke teman-teman SD, setelah mendapat petunjuk saya menyuruh adik ipar saya yang memang ada di daerah tersebut untuk menemui Husein," katanya. 

Akhirnya, kata dia, Husein bercerita kepada pamannya telah diinterogasi oleh 12 orang BKPSDM Pangandaran. 

"Diminta untuk menarik lagi laporan perihal pungli. Karena setelah pra jabatan ada pungutan sebanyak dua kali," ujarnya.

Husein akhirnya mengadukan hal tersebut pada kanal lapor.co.id. 

"Sejak itu dia dapat masalah, merasa terancam akhirnya ia kembali ke Bandung," katanya.  

Husein Ali Rafsanjani (27), guru muda di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, memilih mengundurkan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Pangandaran, karena tidak mau mencabut laporan dugaan praktik pungutan liar (pungli) di Pemkab Pangandaran.(Tangkapan layar Instagram Husein)
Husein Ali Rafsanjani (27), guru muda di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, memilih mengundurkan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Pangandaran, karena tidak mau mencabut laporan dugaan praktik pungutan liar (pungli) di Pemkab Pangandaran.(Tangkapan layar Instagram Husein) (TribunNews.com)

Hendra mengatakan, Husein mendapat arahan dari sang ibu untuk tetap mengajar di daerah Bandung, lantaran gaji masih ia terima sampai bulan November 2022 dan akhirnya mengajar di SMPN 29 Bandung. 

"Saya tahu besok akan ke Pangandaran. Hari ini masih di Gedung Sate karena Ridwan Kamil mengundang dia. Siang tadi kami sempat ke Hotel Horison untuk membicarakan masalah KPR yang telah ia ambil pada saat di Pangandaran," jelasnya. 

Setelah kejadian ini, kata dia, kredit rumah dipindah tangan kepada sanak saudaranya yang lain.

"Kami kan, terutama ibunya berharap untuk tetap bertahan di Pangandaran, tetapi melihat anak yang tidak mau kembali ke sana, seperti trauma. Akhirnya mengajar di Bandung walau bukan PNS," ucapnya. 

Hendra menuturkan, saat bulan Februari ada surat dari Disdikpora Pangandaran perihal pembinaan. "karena dia udah lama tidak kembali," tambahnya 

Sang Ayah meminta Husein untuk mengikuti pembinaan tersebut.

"Kami berharap dia berubah pikiran, setelah dibina dan kembali mengajar. Tapi saat tiba di sana, ia membuat surat pengunduran diri tapi belum ada jawaban," ujarnya. 

Hendra menyebut, ia melihat di media sosial yang dibagikan oleh temannya bahwa pernyataan Bupati Pangandaran tetap mempertahankan Husein.

"Ya orang tua hanya berharap yang terbaik," ujarnya.

Sebelumnya Husein merespons pernyataan Kepala BKSDM Kabupaten Pangandaran yang muncul di beberapa berita online. 

"Tentang pernyataan BKSDM Pangandaran, saya akan me'react sedikit pernyataan - pernyataan dari beliau. Headlinenya seperti ini, Husein Ali Rafsanjani dari awal tidak ingin jadi PNS, cuman disuruh ibunya," ucap  Husein pada video di akun tiktok @husein_ar dikutip Tribunjabar.id, Selasa (9/5/2023) sore.

Ia lalu bertanya kepada pengikut tiktoknya. 

"Saya tanya kalian, siapa mahasiswa pendidikan atau guru-guru yang tidak ingin bercita-cita atau tidak ingin jadi PNS, siapa? Apakah pernyataan ini, masuk akal atau tidak?" katanya.

Adapun pernyataan itu, tentu akan keluar dari mulutnya yang mungkin karena posisi Husein atau keadaannya di Pangandaran saat itu. "Bukan sebelum itu," ucapnya. 

Kemudian soal dari awal APBD DPA'nya di Pangandaran tidak dianggarkan untuk transportasi. 

"Lalu, pertanyaan dari saya, kenapa daerah lain bisa memberangkatkan CPNSnya tanpa ada biaya transportasi?" kata Husein.

"Yang kedua, pernyataannya mereka sebagai CPNS mengatur biayanya sendiri. Berarti, secara tidak langsung bapak tahu ada pungutan itu, kan."

Menurutnya, pihak BKSDM juga harusnya tahu bahwa ada perkataan ikut tidak ikut rombongan, berangkat sendiri atau bareng-bareng, sakit atau hamil tetap harus bayar, berarti dia tahu. "Terus, kenapa bapak diam?" ujarnya.

Sementara kalau ditanya tentang kinerja di Pangandaran, Husein merasa kinerjanya sudah semaksimal mungkin yang sudah dilakukan.

"Mana ada guru yang didatangi muridnya untuk meminta kuota ke saya pribadi. Padahal, saya waktu itu hanya punya uang Rp 150 ribu, ada dua murid datang ke saya dan saya ya udah kita bagi tiga 50, 50, 50. Saya pegang Rp  50 ribu, kalian Rp 50, Rp 50 ribu," kata Husein.

Kemudian, mana ada guru yang mengemis ke YouTubers-YouTubers nasional, ke influencer-influencer nasional untuk seragam muridnya, itu mana ada?

"Saya berhasil mendapatkan Rp 1 juta dan saya kasih tanpa saya potong sedikit pun pak, saya kasih langsung ke murid saya dengan baju dan perangkat sekolah lainnya," ucapnya. 

Diundang Bupati

Viralnya kisah Husein di TikTok dan Instagram, mendapat perhatian juga dari Bupati Pangandaran.

Di Instagram, akhirnya @husen_ar diundang oleh @wiradinatajeje yang merupakan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.

Melalui pesan yang disematkan, @wiradinatajeje menulis ucapan terimakasih atas atensi dan masukannya kepada @husein_ar.

"Terima kasih atas atensi dan masukannya, kami segenap jajaran Pemkab Pangandaran sedang mengkaji dan mendalami perihal pengaduan tersebut," tulisnya dikutip Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Selasa (9/5/2023) siang.

Baca juga: Sosok Husein Guru ASN Pangandaran yang Mengundurkan Diri di Mata Rekan Sejawat

Bupati Jeje, akan segera mengumpulkan berbagai pihak dan pejabat terkait untuk menindaklanjuti perihal pengaduan tersebut.

"Kang @husein. ar ,apabila berkenan saya undang untuk datang ke kantor SETDA Cintakarya pada Hari Kamis Tanggal 11 Mei 2023, jam 2 siang," ucapnya.

Adanya pesan tulisan yang ditujukan ke @husein_ar tersebut, mengundang reaksi sejumlah penggiat medsos Instagram.

Satu di antaranya @yantiaprn yang menulis balasan dengan "@wiradinatajeje Semoga ketika kang @husein. ar berkenan hadir, di sana tidak ada intimidasi dan ancaman dari pihak manapun ya pak," tulisnya.

Sementara Kepala BKSDM Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani mengatakan, secepatnya Husein akan dipanggil.

"Nanti, hari Kamis (11/5/2023) rencananya juga kita panggil dia untuk klarifikasi soal itu. Bukan klarifikasi masalahnya, tapi kita fokus ke klarifikasi pengunduran dirinya," ujarnya. 

Cerita Mengundurkan Diri

Viral, video di Medsos (TikTok), seorang guru muda menceritakan pengalamannya saat bekerja di lingkup pendidikan Kabupaten Pangandaran dan harus mengundurkan diri.

Video berdurasi 5 menit 31 detik yang diunggah pemilik akun tiktok @husein_ar dan viral di dunia maya ini menjadi sorotan publik.

Dalam video tersebut, dia mengaku bernama Husein dan meminta maaf jika menjadi perhatian banyak orang.

Husein ingin menjelaskan secara detailnya, alasan ia berani mengundurkan diri sebagai tenaga guru.

"Kenapa saya berani mengundurkan diri, awalnya itu waktu lastar (Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil) 2020," pada video tiktok @husein_ar yang dikutip Tribunjabar.id, Senin (8/4/2023) sore.

Setelah ia menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai oleh negara, tiba-tiba H-seminggu pihaknya disuruh bayar uang transpor.

"Yang bikin jengkelnya tuh, ikut enggak ikut sama rombongan (harus bayar). Kalau saya kan naik motor, dari Pangandaran ke Bandung. Ada juga kan orang yang enggak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar. Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," ucapnya.

"Tapi, ya udah saya bayar pada waktu itu. Terus pada waktu lastar, tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu."

Walaupun di bawah Rp 1 juta, bagi beberapa orang mungkin tidak seberapa tapi uang sebesar itu baginya cukup berpengaruh.

"Apalagi, pada waktu itu kita digaji selama 3 bulan belum dibayar. Benar-benar belum dibayar, dirapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu," katanya.

Saat itu, Husein mengaku sampai bicara dengan si penagih bahwa ia sudah tidak punya uang lagi. "Saya kasih screenshot isi rekening saya enggak ada.  Rp 500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," ucapnya.

"Jadi, saya lapor di lapor.go.id, saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya."

Tidak lama setelah membuat laporan, ia mengaku sempat dicari dan dikepung oleh sejumlah orang.

"Enggak lama dari laporan yang saya kirim, dicari tiba-tiba, dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding, saya kasihan enggak mau merugikan orang. Saya ngaku saja bahwa itu saya yang ngelapor," kata Husein.

Dari situh, Husein ditelepon untuk menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran yang ada di Jalan Parigi.

"Di situ tuh, suasananya kayak gimana ya, HP disuruh ditaruh di depan terus suasananya enggak enak lah."

"Saya kan dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkari gitu. Terus ditanya-tanya kan, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa. Urgensinya, apa gitu," ujarnya.

Terus, mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada cuma direcofusing untuk  Covid-19.

"Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan maaf nih, saya kan enggak goblok. Gini-gini juga sarjana 1 saya teh. Enggak bisa kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya."

"Saya mintalah surat perpindahan dananya mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal," kata Husein.

Mereka bilang beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu lastarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal.

"Tuh, malah jadi berbeda argumen dengan sebelumnya. Saya enggak akan nyebut nama orangnya. Karena, sampai sekarang ini saya belum ada dikontak yang sama pihak Pangandaran," ucapnya.

"Setelah itu, disidang sidanglah, ada sekitar 6 jam saya di kantor disidang disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih. Kamu katanya kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi."

Husein bilang dengan polosnya, karena waktu itu Ia masih umur 24 atau 25  tahun. "Terus saya bilang, ya udah pak saya minta pemecatannya hari ini juga, kata saya dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam."

"Ngomong ke teman CPNS di satu sekolah, harusnya diawasi, misalnya gini-gini. Jadi, merugikan banyak orang. Saya, malah jadi enggak nyaman kan," kata Husein.

Karena, lanjutnya, sekolah tempat kerjanya didatangi dan dicari masalahnya apa. Padahal, baik-baik saja sekolahnya.

"Jadi, saya merasa dirugikan gitu. Maksudnya dirugikan karena ngancamnya ke orang lain. Saya enggak bisa tuh, kalau ngancam ke saya, saya enggak masalah. Cuman kalau ngancam ke orang lain, itu berat lah bagi saya," ujarnya.

Dari situ, Husein  mengaku dipanggil lagi pada Minggu depannya untuk menurunkan laporannya. "Ya, udah lah saya cape karena banyak yang dirugikan. Saya nurunin laporan," ucapnya.

Sampai di bulan Maret 2022, itu ada terjadi kasus lagi di instansi tersebut. Katanya, ada CPNS yang ngambil uang kas.

"Tapi, kok proses persidangannya enggak kayak saya gitu. Saya ini disidang kayak kayak koruptor, kayak saya itu pembunuh gitu, segitunya," kata Ia.

"Pokoknya, saya enggak bisa menerangkan secara detail. Tapi kok yang jelas-jelas ngambil uang kas ini enggak ada sidang kayak saya, enggak ada rame-rame kayak saya."

Sementara, dulu waktu melakukan laporan Ia dibilang di group Kabupaten (Kabupaten Pangandaran) itu, kalau Husein tidak menurunkan laporan, SK satu Kabupaten Pangandaran itu tidak akan turun.

"Semua pasti nyerang saya, karena mereka enggak tahu masalahnya. Cuman tahunya kalau saya enggak nurunin laporan, SK enggak akan turun semuanya. Akhirnya, saya pun menjadi beban dan akhirnya nurunin (laporan) lah," ujarnya.

Di bulan Maret itu, kata Ia, saat ada orang yang mengambil uang kas Husein merasa sakit hati karena beda perlakuannya.

"Dari situ, saya cabut ke Bandung. Sampai Bandung, setahun saya nunggu surat pemecatan enggak keluar - keluar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri saja."

"Berat sih, orang tua juga berat, ibu saya nangis - nangis, Ayah saya juga bingung harus ngomong apa. Cuman, ya mudah mudahan ada rezeki lain," ucap Husein.

Dengan kejadian tersebut, Husein sangat memohon ke Pemerintah Pangandaran untuk tidak lagi menggunakan orang-orang tersebut.

"Sudahlah, orang-orang yang kayak gitu jangan dipakai terus. Masa mau kayak gitu terus, ini sudah tahun 2023. Masa harus nyembah-nyembah biar enggak ada lagi kejadian kayak gitu, biar enggak ada lagi orang-orang kayak gitu, malu," ucapnya. (*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved