Kronologis ODGJ di Sumedang Dibuang dari Mobil Lalu Meninggal Dunia

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Riki Nugraha (35) ditemukan meninggal dunia pada Senin (3/4/2023) pukul 02.20 WIB di sebuah rumah kosong, di seberang warung, di sekitar Dano, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. 

Pria berkebutuhan khusus itu lima hari sebelumnya dibuang ke lokasi itu menggunakan sebuah mobil. Saksi mata melihat pria warga Perumahan Puskopad, Tanjungsari itu diturunkan pada pukul 22.00 WIB, Selasa (28/3/2023). 

"Saat itu malam hari, di warung saya lagi ada sekitar 15  orang dari komunitas sepeda motor Aerox, berkumpul sehabis buka bersama. Kami melihat orang itu dipapah oleh satu orang lain dari mobil ke arah jembatan," kata Rizni Amalia (41), pemilik warung yang mengurus Riki pasca-dibuang, Minggu (9/4/2023). 

Tak ada prasangka buruk terhadap aktivitas itu. Amel, sapaan Rizni Amalia menyangka kedua orang itu mau buang air kecil atau ada kepentingan lain. Dengan demikian, perhatian tidak terfokus ke mobil tersebut. 

Namun, di antara pengunjung warungnya, ada orang yang terus memperhatikannya dan seketika berseru kaget karena melihat orang yang tadi dipapah ditinggalkan mobil. 

"Eh! Naha jelema teh ditinggalkeun? (Lho, kenapa orang itu ditinggal?), maka semua orang fokus ke sana," katanya. 

Orang yang dibuang itu adalah Riki Nugraha. Dia seharusnya sedang dalam masa perawatan oleh Yayasan Abadi Bina Mandiri yang beralamat di Kecamatan Darmaraja ketika proses pembuangan itu berlangsung. 

"Orang ini pun jalan ke arah jembatan, seperti menenteng tas kecil, dia jalan, enggak lama muter balik lagi ke warung saya. Jongkok di depan warung, dikasih rokok sama anak-anak (komunitas Aerox)," katanya. 

Di antara orang dalam komunitas itu ada Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Wily. Dia bahkan yang pertama menawari pria itu rokok.

"Mau rokok?" kata Amel dengan suara yang halus, menirukan bagaimana Wily menawari Riki sebatang rokok. Melihat baju Riki yang tipis, diberilah pria itu jaket untuk melindunginya dari dingin malam. 

Amel beramanat agar Riki tidur di lesehan warung. Namun tampaknya dia sedikit berkeliaran. Keesokan harinya Riki datang lagi ke warung Amel. 

"Keesokan harinya, dia ke warung lagi. Ngasih uang Rp 5 ribu, katanya mau beli minum. Saya bilang, simpan saja uang itu, minum tak usah bayar. Dia nunjuk kopi saset, lalu saya buatkan kopi,"

"Karena waktu itu lagi bikin kolak juga untuk buka puasa, saya beri juga kolak. Kemudian diberi makan," kata Amel. 

Komukasi antara Amel atau pengunjung warung lainnya dengan Riki berjalan lancar, meski terbatas. Amel berkeyakinan Riki bukanlah orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ), tapi hanya keterbelakangan mental. Sebab, bicara dengan ODGJ tak akan pernah nyambung. 

Hari ketiga, Riki menyebut kata gatal yang direspon oleh Amel dan anak-anaknya untuk menawarkan mandi kepada Riki. Pria itu mengangguk. 

Riki dimandikan dan diberikan baju bersih. Namun, fakta ketika memandikan Riki membuat pilu. Tubuh Riki rusak oleh borok. Bagian bokongnya borok berdarah. 

Pada hari keempat setelah dimandikan, dipakaikan pakaian bersih, diberi sandal, Riki berhenti berkeliaran. Dia dengan sendirinya menempati rumah kosong di sebrang warung Amel. 

Oleh Amel dan orang lain yang peduli, Riki dikunjungi untuk dipastikan makanannya terpenuhi. 

Di rumah itu, Riki bertahan hingga hari kelima. Di hari keenam, Senin (3/4/2023) pukul 02.20, Riki ditemukan tak bernyawa. 

"Ya lima hari, enam hari lah tepatnya. Hari keenam dia sudah tiada," kata Amel.(*)