Produksi Kopi di Bandung Meningkat Sejak 2019, Santri Ponpes Miftahul Huda Dapat Pelatihan Olah Kopi

Produksi Kopi di Bandung Meningkat Sejak 2019, Santri Ponpes Miftahul Huda Dapat Pelatihan Olah Kopi

Istimewa
Santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung diberikan pelatihan membuat kopi. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Badan Pusat Statistik mencatat, produksi kopi di Kabupaten Bandung meningkat dari 2019-2021.

Pengingkatan itu terjadi terutama pada perkebunan rakyat. Pada 2019, Kabupaten Bandung tercatat menghasilkan 6.798 ton kopi. Kemudian pada 2021 meningkat drastis mencapai 7.825 ton kopi.

Guna mendukung produktivitas dalam menghasilkan kopi berkualitas, santri-santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung diberikan pelatihan membuat kopi.

Baca juga: Mengenal Kopi Ibrik, Metode Seduh Kopi Tertua di Dunia, Rasanya Kaya Akan Rempah

Pelatihan yang digelar oleh sukarelawan Santri Dukung Ganjar (SDG) Jawa Barat ini bertujuan agar para santri dan warga di sekitar ponpes ini dapat membuka peluang usaha baru dalam pengolahan kopi.

"Kopi itu nanti bukan hanya santri dan pondok pesantren yang melakukan pengolahan, jual beli, dan sebagainya, melainkan warga sekitar juga ikut berpartisipasi," ujar Ach Hakiki, Koordinator wilayah SGD.

Diketahui, ponpes tersebut telah menghasilkan biji kopi yang nantinya bisa diolah menjadi bubuk kopi yang siap dikonsumsi.

Baca juga: Tempat Karoke tak Berizin Berkedok Kedai Kopi di Kota Tasikmalaya Disegel

"Karena Bandung adalah salah satu kabupaten yang hasil kopinya cukup baik di Indonesia. Sehingga cocok untuk dibawa dan diperkenalkan di daerah lain di Indonesia," ujarnya.

Hakiki menjelaskan SDG mencoba mengadakan pelatihan tersebut, salah satunya, menambah wawasan para santri agar makin kreatif dan inovatif dalam mengolah kopi.

Jadi, kata dia, mereka tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga diberi bekal untuk dapat membuka usaha ke depannya setelah lulus dari ponpes.

Baca juga: Truk Boks Seruduk Warung Kopi Sampai Hancur di Kota Tasik, Untung Tak Sampai Jatuh Korban

"Tujuannya adalah untuk menunjang kreativitas santri. Jadi, bagaimana caranya santri setelah selesai dari pondok pesantren mendapat ilmu yang beragam, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu lain yang menunjang proses keberlangsungan hidupnya setelah dari pesantren," ujarnya.

Hakiki berharap, setelah diberi bekal melalui pelatihan ini, para santri Ponpes Miftahul Huda Assaroji dan warga setempat ke depan bisa menjadi pengusaha kopi.

"Mereka juga dapat membuka usaha-usaha kopi seperti membuka kedai kopi. Bahkan, mereka nantinya bisa mengekspor kopi dan lebih mengenalkan kopi dari Kabupaten Bandung," ujarnya.

Baca juga: Jualan Pil Terlarang, Kontrakan Berkedok Warung Kopi di Pangandaran Digerebek Warga

Sementara itu, Rismayanti, peserta pelatihan pengolahan kopi, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para santri di ponpes ini.

"Cukup menarik, menambah wawasan bagi santri dan warga di sini," ungkap perempuan berusia 22 tahun ini.

Perempuan yang merupakan santriwati Ponpes Miftahul Huda Assaroji ini menyatakan dirinya menjadi tahu cara menanam hingga mengolah kopi dengan baik dan benar.

Baca juga: 5 Rekomendasi Menu Murah Meriah di Warung Kopi Gunung Cikole Lembang

"Banyak ya, salah satunya cara pengolahan kopi. Tadi juga dijelaskan cara menanam kopi dengan baik," katanya.

Setelah mengikuti pelatihan ini, dia berharap ke depan bisa menjadi pengusaha kopi. Misalnya, dapat membuka kedai kopi.

"Kami sebagai santri agar nantinya dapat menjadi pengusaha kopi, buka kedai kopi," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved