Puasa Ramadan 2023

Benarkah Puasa Bisa Turunkan dan Kurangi Kadar Asam Urat di Dalam Darah? Ini Faktanya

Apakah puasa juga membantu menurunkan asam urat dalam darah? ini penjelasannya

TribunWow.com
Ilustrasi Puasa Ramadhan (Tribunnews) 

TRIBUNPRINAGAN.COM - Pada bulan ramadhan, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama 30 hari.

Puasa secara syari’at Islam berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, disertai dengan niat menjalankan ibadah puasa

Kegiatan menahan makan dan minum selama waktu tertentu, dipercaya memberikan sejumlah dampak positif bagi kesehatan.

Baca juga: Mengenal Kopi Ibrik, Metode Seduh Kopi Tertua di Dunia, Rasanya Kaya Akan Rempah

Selain tujuan ibadah, puasa juga diterapkan untuk kondisi tertentu, seperti menurunkan berat badan.

Dikutip dari laman Kemenkes (25/3/2023), menjalankan puasa memberikan manfaat, termasuk menurunkan gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi peradangan, serta menghambat pertumbuhan sel kanker, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi otak, menigkatkan hormon pertumbuhan.

Baca juga: Benarkah Puasa Bisa Menurunkan Berat Badan? Ini Jawabannya

Lantas, apakah puasa juga membantu menurunkan asam urat dalam darah?

Asam Urat

Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian, seperti jempol kaki, pergelangan tangan dan kaki, atau lutut.

Dikutip dari Kompas.com, yang melansir Mayo Clinic, asam urat adalah hasil metabolisme purin dan normalnya akan larut dalam darah serta keluar dari tubuh melalui urine.

Namun, kondisi tertentu membuat tubuh terus memproduksi zat ini, sehingga terjadi penumpukan kristal yang mengakibatkan nyeri pada sendi.

Baca juga: Apa Saja Ketentuan dan Hal-hal yang Membatalkan Puasa Tanpa Sengaja?

Dokter dan penulis asal Amerika Serikat, David Perlmutter mengungkapkan, asam urat berfungsi sebagai sinyal alarm yang mengingatkan bahwa makanan dalam kondisi langka.

Peningkatan asam urat berfungsi menjaga lemak tubuh dan glukosa, sehingga memberi tenaga pada otak untuk meningkatkan "kesadaran" agar menemukan asupan makanan.

Oleh karena itu, Perlmutter dalam laman drperlmutter.com, mengatakan bahwa puasa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Baca juga: BREAKING NEWS, Gunung Semeru Kembali Muntahkan Lahar Pijar Sejauh 2 Kilometer, 17 Kali Letusan

Selama berpuasa, menurut dia, tubuh akan mulai memecah protein dan memanfaatkan asam amino sebagai bahan bakar.

Kondisi tersebut merupakan proses pemecahan katabolik protein yang membebaskan bahan kimia bernama purin.

Selanjutnya, purin akan langsung dimetabolisme menjadi asam urat.

Baca juga: Sariawan Ganggu Kenyamanan Saat Puasa? Simak Tips dan Cara Atasi dengan Mudah di Rumah

Bukan hanya dihasilkan tubuh, purin juga bisa berasal dari konsumsi makanan tinggi purin.

Bersama alkohol dan makanan berfruktosa, purin turut meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Senada, literatur ilmiah juga menunjukkan bahwa puasa bukan menurunkan asam urat, tetapi justru meningkatkan kadarnya untuk sementara.

Baca juga: Sadis, Siswa SMP Tewas Dibacok 3 Orang Pelajar Sekolah Lain, Lancarkan Aksi Sambil Live di IG

Para peneliti pun mempelajari efek dari program puasa intermiten untuk menurunkan berat badan.

Metode puasa yang dilakukan, yakni dua hari puasa lengkap hanya diperbolehkan air, dan makan normal selama lima hari lainnya.

Baca juga: Sariawan Ganggu Kenyamanan Saat Puasa? Simak Tips dan Cara Atasi dengan Mudah di Rumah

Setelah siklus berpuasa diulang sebanyak tiga kali, peneliti mulai melakukan analisis terhadap berat badan, rasio lemak tubuh, tekanan darah, glukosa darah, dan asam urat.

Asam urat tampak meningkat cukup siginifikan sejak awal, dari semula 7 mg/dL menjadi 9,7 mg/dL hanya dalam kurun waktu tujuh hari.

Menariknya, setiap minggunya, kadar asam urat kian menurun.

Baca juga: Mengenal Kopi Ibrik, Metode Seduh Kopi Tertua di Dunia, Rasanya Kaya Akan Rempah

Tercatat pada minggu pertama, asam urat berada di kadar 9,7 mg/dL.

Pada minggu kedua, asam urat turun meski tetap tinggi, di angka 9,5 mg/dL. Sedangkan, di minggu ketiga, kadarnya kembali turun ke angka 9 mg/dL. Setelah berbuka, kadar asam urat kembali ke asalnya, yakni 7,2 mg/dL dan kembali turun menjadi 7 mg/dL.

Baca juga: UPDATE Terbaru Jadwal Kereta Api Lodaya Hari Ini 25 Maret 2023, Relasi Bandung-Yogyakarta

Puasa tak meningkatkan serangan nyeri asam urat

Di satu sisi, penyakit asam urat bukanlah penghalang untuk menjalankan puasa, terutama puasa Ramadhan.

Sebab, berdasarkan hasil penelitian dalam Journal of Clinical Rheumatology, tidak ada risiko peningkatan yang signifikan pada serangan nyeri asam urat selama berpuasa.

Baca juga: 5 Tips Ampuh Menjaga Kesehatan dan Daya Tahan Tubuh saat Bulan Puasa Ramadan

Hasil tersebut diperoleh dari pengamatan pada puluhan partisipan Muslim yang menderita asam urat dan mematuhi diet rendah purin selama berbuka maupun sahur.

Untuk itu, penderita asam urat masih bisa berpuasa asalkan mengonsumsi makanan sehat rendah purin, serta menjauhi pantangan asam urat.

Beberapa pantangan makanan yang tak boleh dikonsumsi selama berbuka maupun sahur, termasuk:

  • Jeroan
  • Daging merah
  • Makanan laut
  • Alkohol
  • Makanan dan minuman manis dengan gula fruktosa.(*)

Semak berita upate TribunPriangan.com lainya di : Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved