Garut KLB Difteri, Ada Kasus Positif dari Kecamatan Lain, Pemerintah Genjot Imunisasi hingga Prokes
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Kabupaten Garut.
Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNPRIANGAN.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Kabupaten Garut.
Ketetapan tersebut diambil melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023.
Status KLB tersebut setelah adanya 7 warga Garut yang meninggal dunia diduga akibat difteri, penyakit serius pada hidung dan tenggorokan yang dapat menyebabkan kematian.
Kasus penyakit difteri di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sebelumnya hanya ditemukan di Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan dan telah menewaskan tujuh orang warga, dilaporkan mulai menyebar ke wilayah kecamatan lainnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengungkapkan, dari data yang dihimpun hingga Rabu (22/02/2023), jumlah kasus difteri mengalami penambahan.
“Nambah lima kasus, jadi totalnya sekarang tujuh kasus. Namun, satu kasus dari Kecamatan Tarogong Kidul,” jelas Leli, dikutip dari Kompas.com Rabu (22/02/2023) malam.
Baca juga: Kemenkes Belum Tetapkan Status KLB pada Kasus Chiki Ngebul, Ini Alasannya
Meski ditemukan kasus di kecamatan berbeda, Leli memastikan kasus difteri baru di Kecamatan Tarogong Kidul tersebut, tidak ada kaitannya dengan kasus yang ada di Kecamatan Pangatikan.
Penemuan kasus baru tersebut diketahui setelah Dinas Kesehatan mengirimkan sampel hasil tes ke Labkesda.
“Kita kan tes bertahap kirim ke Labkesda, jadi ini kayaknya yang dikirim tahap ketiga, sekitar 30 spesimen,” kata Leli.
Dari lima kasus baru yang ditemukan, menurut Leli, empat di antaranya memang masih dalam Desa Sukahurip, dua orang di antaranya memiliki gejala dan dua orang lainnya tidak.
Salah satu warga yang tidak bergejala adalah orangtua dari pasien yang saat ini tengah isolasi di rumah sakit dan saat ini menjalani isolasi di rumah.
“Dua sisanya adalah anak usia 9 tahun dan usia 2 tahun, karena bergejala, mereka di bawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
RSU dr Slamet Garut yang jadi tempat isolasi sendiri, menurut Leli saat ini ditempati oleh enam orang pasien yang terdiri dari empat pasien positif dan dua pasien suspek.
Sementara, temuan kasus baru di Kecamatan Tarogong Kidul, saat ini pasiennya menjalani perawatan di rumahnya.
“Pasien yang di rumah, sudah kami kasih obat, kami batasi aktivitasnya, sistemnya (pembatasan) seperti apa, baru besok (hari ini) akan dirapatkan,” katanya.
Terserang Difteri, 3 Anak Jalani Isonlasi dan Dirawat di RSUD dr Slamet Garut |
![]() |
---|
Kasus Gagal Ginjal Akut Baru Ditemukan di Cirebon dan Ambon, Begini Instruksi Kemenkes |
![]() |
---|
Pemerintah Vaksin Booster Dosis 2 Gratis, Kemenkes: Tiketnya Bisa Cek di PeduliLindungi |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Jawab Data SSGI Kemenkes yang Sebut Stunting di Sumedang Tertinggi di Jawa Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.