Pesawat Susi Air Dibakar
Susi Air Tegaskan akan Tetap Terbang di Papua Walau Pilot Disandera KKB, tapi Minta Perlindungan
pihak Susi Air menyatakan tidak akan kapok dan berhenti terbang di wilayah Papua, Pasca insiden hilangnya pilot mereka.
Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
TRIBUNPRIANGAN.COM - Susi Air menegaskan tidak kapok dan tak akan berhenti terbang di wilayah Papui pasca-insiden hilangnya pilot mereka, Philips Mark Methrtens (37), usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pengunungan.
Hal tersebut dilontarkan Chief Of Operation Susi Air Melinasary dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Selasa (14/2/2023) lalu.
Baca juga: Pesawat Susi Air Diduga Dibakar di Paro Nduga Papua, Pilot dan Penumpang Masih dalam Pencarian
"Kami tidak akan berhenti terbang di wilayah Papua, dan kami tetap terbang di tempat lain. Namun, tolong, kami diberi perlindungan," ujar Melinasary.
Dia juga mengatakan, pihaknya sedih dan terpukul akibat kejadian tersebut mengingat apa yang sudah dilakukan selama ini.
"Semuanya all out untuk membangun tanah Papua, sejak pertama masuk Papua tahun 2006, di mana kami melayani penerbangan masyarakat Papua, baik merintis penerbangan, termasuk secara membantu memberikan obat-obatan bagi masyarakat, membantu pemerintah dengan mengambil risiko agar penerbangan di Indonesia, khususnya Papua untuk bisa lebih berkembang," kata Melinasary.
Baca juga: Buntut Pembakaran Susi Air, Pemerintah Akui Sang Pilot Disandera KKB Pimpinan Egianus Kagoya
Melinasary menambahkan, saat kejadian, pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY tersebut memang sudah jadwal terbang rutin seminggu sekali.
Menyikapi masih belum ditemukannya pilot Philips, Melinasary mengatakan bahwa pihak Susi Air akan memberi dukungan kepada TNI-Polri.
"Kami sudah mendukung penerbangan untuk proses pencarian dan memberi bantuan logistik berupa makanan dalam pencarian pilot kami," kata Melinasary.
"Kami berharap pilot Philips kembali ke pangkuan keluarganya dalam keadaan selamat. Terlebih kami berharap pencarian, termasuk jika ada informasi dan negoisasi, bisa diinformasikan," ucap Melinasary.
Baca juga: Buntut Pembakaran Susi Air, Pemerintah Akui Sang Pilot Disandera KKB Pimpinan Egianus Kagoya
Di sisi lain belum ada tanggapan lebih lanjut dari Eks Mentri Kelautan sekaligus pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, terkait proses pencarian dari Pilot Philips yang dinyatakan hilang dan diduga disandra oleh KKB.
Pantauan terakhir TribunPriangan dari laman Twitter pribadi miliknya, wanita asal Pangandaran tersebut hnaya membagian video berisikan permohonan doa dan dukungan dari berbagai pihak untuk keselamatan sang Pilot.
Baca juga: Hampir Sepekan, Pencarian Pilot Susi Air WNA Asal Selandia Baru Belum Juga Membuahkan Hasil
Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan bahwa proses operasi pencarian pilot Philips terus dilakukan semaksimal mungkin di wilayah Nduga dan sekitarnya.
"Upaya-upaya pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri, baik melalui pesawat udara, helikopter maupun melalui jalur darat dan juga upaya-upaya Pemda Kabupaten Nduga serta para tokoh masyarakat dengan pendekatan soft approach dialog dan membangun komunikasi," kata Saleh.
Sebelumnya Pemerintah telah mengakui pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), benar disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang pimpin Egianus Kagoya.
"Tadi ada yang tanya, apakah betul ada penyanderaan di Papua? Iya. Si Methrtens itu disandera oleh kelompok Kagoya, itu disandera, dan kami sedang melakukan (cara) persuasif," ujar Menko Polhukam Mahfud MD dikutip dari Kompas.com, usai rapat dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Baca juga: Nasib Pilot Susi Air yang Disandera di Papua, TPNPB : Jujur dan Jangan Anggap Remeh Ancaman Kami
Mahfud mengatakan, keselamatan sandera adalah prioritas utama saat ini, dan oleh sebab itu, pemerintah sedang melakukan pendekatan secara persuasif dengan KKB.
"Tapi kami tidak menutup opsi lain. Kami persuasif agar (pilot) bisa bebas, selamat, damai, tanpa kisruh dan ribut, tapi tidak menutup opsi lain," kata Mahfud.
Namun, Mahfud belum menyebutkan maksud dari 'opsi lain' tersebut.
Hal ini juga diperkuat dengan adanya dokumentasi yang dibagikan KKB tang memperlihatkan pilot Philips bersama sejumlah orang dengan bersenjata laras panjang.
Baca juga: Bantahan Panglima TNI Soal Dugaan Penyandraan Pesawat Susi Air oleh KBB : Mereka Menyelamatkan Diri
"Pada rekaman video yang beredar tersebut KST (kelompok separatis teroris) telah mengakui telah melakukan aksi teror membakar pesawat Susi Air dan melakukan penyanderaan pilot Susi Air," kata Saleh dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Rabu (15/2/2023).
Saleh juga menyatakan bahwa tuntutan KKB telah ia dengar, dan pihaknya berencana untuk terus melakukan pencarian secara maksimal.
"Termasuk melibatkan semua pihak baik para tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh adat serta pemerintah daerah," ujar Saleh.
Sebelumnya, Pilot Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru itu bersama lima penumpang lainnya hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandara Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).
Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Pilot dan lima penumpang, kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, melarikan diri ke arah berbeda.
Baca juga: Fakta-Fakta Pembakaran Pesawat Susi Air, dari Kronologi hingga Kabar Penumpang Pesawat
Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.
Sementara itu, Philips belum ditemukan hingga saat ini. Penyerangan itu rupanya ada kaitannya dengan KKB yang mencurigai 15 pekerja bangunan puskemas di Paro, pada awal Januari 2023.
KKB menduga, sebagian pekerja tersebut merupakan anggota TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN). "Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas, namun setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhuri usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Setelah mendapatkan informasi itu, Mathius memerintahkan jajarannya untuk mengevakuasi ke-15 pekerja itu.
Baca juga: Pesawat Susi Air Diduga Dibakar di Paro Nduga Papua, Pilot dan Penumpang Masih dalam Pencarian
Kapolres Nduga langsung melakukan koordinasi dengan Bupati Kenyam untuk mengeluarkan ke-15 pekerja tersebut dari Distrik Paro.
"Karena kami tidak mau ada pembantaian. Lanjutan dari prakejadian, tanggal 4, 5, dan 6 (Januari 2023), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk (Bandara Paro), kita akan bawa keluar para pekerja ini," ujar Mathius. Ia menyebutkan, ke-15 pekerja itu tidak pernah disandera oleh KKB.
Hingga pada akhirnya, pesawat yang dipiloti Philips tiba di Bandara Paro pada Selasa (7/2/2023).
Namun, KKB kemudian membakar pesawat itu. Pilot dan lima penumpang melarikan diri ke arah berbeda. Sementara itu, ke-15 pekerja itu telah dievakuasi ke Timika.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilot Masih Hilang di Nduga Susi Air Kami tak Berhenti Terbang di Papua Tapi Tolong Lindungi"
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
Susi Pudjiastuti
KKB Sebar Foto dan Video dengan Pilot Susi Air
Operasi Pencarian Pilot Susi Air
Susi Air
Philips Mark Methrtens
KKB Papua
KKB
Pilot
Papua Pengunungan
Hampir Sepekan, Pencarian Pilot Susi Air WNA Asal Selandia Baru Belum Juga Membuahkan Hasil |
![]() |
---|
Nasib Pilot Susi Air yang Disandera di Papua, TPNPB : Jujur dan Jangan Anggap Remeh Ancaman Kami |
![]() |
---|
Bantahan Panglima TNI Soal Dugaan Penyandraan Pesawat Susi Air oleh KBB : Mereka Menyelamatkan Diri |
![]() |
---|
Fakta-Fakta Pembakaran Pesawat Susi Air, dari Kronologi hingga Kabar Penumpang Pesawat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.