Pesawat Susi Air Dibakar

Buntut Pembakaran Susi Air, Pemerintah Akui Sang Pilot Disandera KKB Pimpinan Egianus Kagoya

Pemerintah mengakui pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), benar disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang pimpin Egianus Kagoya.

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunTrends.com
Pesawat Susi Air milik Susi Pudjiastuti dibakar, sang pilot lalu disandera oleh KKB Papua (Kolase Foto/handover) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Proses pencarian Pilot Susi Air yang beberapa waktu lalu dinyatakan hilang kini memasuki babak baru.

Pasalnya Pemerintah telah mengakui pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), benar disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang pimpin Egianus Kagoya.

"Tadi ada yang tanya, apakah betul ada penyanderaan di Papua? Iya. Si Methrtens itu disandera oleh kelompok Kagoya, itu disandera, dan kami sedang melakukan (cara) persuasif," ujar Menko Polhukam Mahfud MD dikutip dari Kompas.com, usai rapat dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Mahfud mengatakan, keselamatan sandera adalah prioritas utama saat ini, dan oleh sebab itu, pemerintah sedang melakukan pendekatan secara persuasif dengan KKB.

"Tapi kami tidak menutup opsi lain. Kami persuasif agar (pilot) bisa bebas, selamat, damai, tanpa kisruh dan ribut, tapi tidak menutup opsi lain," kata Mahfud.

Namun, Mahfud belum menyebutkan maksud dari 'opsi lain' tersebut.

Baca juga: Hampir Sepekan, Pencarian Pilot Susi Air WNA Asal Selandia Baru Belum Juga Membuahkan Hasil

"KKB Sebar Foto dan Video dengan Pilot Susi Air"

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa membenarkan bahwa KKB menyebarkan foto dan video saat bersama pilot Philips.

Tampak pilot Philips bersama sejumlah orang dengan bersenjata laras panjang.

Foto dan video tersebut telah tersebar di media sosial, dan berdasarkan dokumentasi itu, Saleh menyimpulkan bahwa pilot Philips bersama KKB pimpinan Egianus Kagoya.

"Pada rekaman video yang beredar tersebut KST (kelompok separatis teroris) telah mengakui telah melakukan aksi teror membakar pesawat Susi Air dan melakukan penyanderaan pilot Susi Air," kata Saleh dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Rabu (15/2/2023).

Saleh juga menyatakan bahwa tuntutan KKB telah ia dengar, dan pihaknya berencana untuk terus melakukan pencarian secara maksimal.

"Termasuk melibatkan semua pihak baik para tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh adat serta pemerintah daerah," ujar Saleh.

Baca juga: Nasib Pilot Susi Air yang Disandera di Papua, TPNPB : Jujur dan Jangan Anggap Remeh Ancaman Kami

"Kordinasi Indonesia dengan Selandia Baru"

Pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi dengan Pemerintah Selandia Baru terkait penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Merthens oleh kelompok bersenjata di Papua.

Menko Polhukam Mahfud MD memastikan bahwa Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru, telah disandera oleh kelompok bersenjata di Papua.

Menurutnya, pemerintah terus berkomunikasi dengan pemerintah Selandia Baru untuk upaya pembebasan Philip. Kata Mahfud, pemerintah akan mengedepankan pendekatan persuasif untuk keselamatan pilot.

"Penyanderaan warga sipil dengan alasan apapun tidak dapat diterima. Oleh sebab itu, upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera," ujar Mahfud secara daring, Selasa (14/2/2023), dikutip dari Kompas.com, yang menyadur VOA Indonesia.

Kendati demikian, pemerintah tidak menutup upaya-upaya lain untuk membebaskan Philip dari kelompok bersenjata.

Selain itu, ia menegaskan bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI yang sah

Maka dari itu, ia menyampaikan Papua akan terus menjadi bagian dari Indonesia.

"Papua adalah bagian sah dari NKRI, baik menurut konstitusi RI, hukum internasional, maupun menurut fakta yang sekarang sedang berlangsung," tambahnya.

Baca juga: Bantahan Panglima TNI Soal Dugaan Penyandraan Pesawat Susi Air oleh KBB : Mereka Menyelamatkan Diri

"TPNPB-OPM Mengaku Bertanggung Jawab"

Sementara itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas pembakaran pesawat dan penyanderaan tersebut.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengumumkan melalui siaran tertulis pada Selasa (14/2/2023) bahwa kondisi pilot dalam keadaan sehat.

"Secara resmi kami telah terima foto dan video dari Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya, di mana mereka melaporkan bahwa pilot warga negara Selandia baru resmi mereka tahan sebagai jaminan politik untuk negosiasi hak kemerdekaan bangsa Papua Barat," tutur Sebby melalui video yang diterima VOA pada Selasa (14/2/2023)

Ebby juga meminta sejumlah negara yang memberikan pelatihan dan senjata kepada TNI dan Polri untuk bertanggung jawab karena telah mengakibatkan korban jiwa orang Papua.

Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).(KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ)
Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).(KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ) (Kompas.com)

Sebelumnya, Pilot Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru itu bersama lima penumpang lainnya hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandara Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Pilot dan lima penumpang, kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, melarikan diri ke arah berbeda.

Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, Philips belum ditemukan hingga saat ini. Penyerangan itu rupanya ada kaitannya dengan KKB yang mencurigai 15 pekerja bangunan puskemas di Paro, pada awal Januari 2023.

Baca juga: Fakta-Fakta Pembakaran Pesawat Susi Air, dari Kronologi hingga Kabar Penumpang Pesawat

KKB menduga, sebagian pekerja tersebut merupakan anggota TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN). "Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas, namun setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhuri usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Setelah mendapatkan informasi itu, Mathius memerintahkan jajarannya untuk mengevakuasi ke-15 pekerja itu.

Kapolres Nduga langsung melakukan koordinasi dengan Bupati Kenyam untuk mengeluarkan ke-15 pekerja itu dari Distrik Paro.

"Karena kami tidak mau ada pembantaian. Lanjutan dari prakejadian, tanggal 4, 5, dan 6 (Januari 2023), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk (Bandara Paro), kita akan bawa keluar para pekerja ini," ujar Mathius. Ia menyebutkan, ke-15 pekerja itu tidak pernah disandera oleh KKB.

Baca juga: Terungkap Identitas Pilot dan Penumpang Susi Air yang Dibakar di Nduga Papua, Ada 1 Balita

Hingga pada akhirnya, pesawat yang dipiloti Philips tiba di Bandara Paro pada Selasa (7/2/2023).

Namun, KKB kemudian membakar pesawat itu. Pilot dan lima penumpang melarikan diri ke arah berbeda. Sementara itu, ke-15 pekerja itu telah dievakuasi ke Timika.(*)

Sumber : TribunPriangan.com / Kompas.com Nirmala Maulana Achmad [1][2] / Aditya Jaya Iswara [3]

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved