Pesawat Susi Air Dibakar

Buntut Pembakaran Susi Air, Pemerintah Akui Sang Pilot Disandera KKB Pimpinan Egianus Kagoya

Pemerintah mengakui pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), benar disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang pimpin Egianus Kagoya.

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunTrends.com
Pesawat Susi Air milik Susi Pudjiastuti dibakar, sang pilot lalu disandera oleh KKB Papua (Kolase Foto/handover) 

"Penyanderaan warga sipil dengan alasan apapun tidak dapat diterima. Oleh sebab itu, upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera," ujar Mahfud secara daring, Selasa (14/2/2023), dikutip dari Kompas.com, yang menyadur VOA Indonesia.

Kendati demikian, pemerintah tidak menutup upaya-upaya lain untuk membebaskan Philip dari kelompok bersenjata.

Selain itu, ia menegaskan bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI yang sah

Maka dari itu, ia menyampaikan Papua akan terus menjadi bagian dari Indonesia.

"Papua adalah bagian sah dari NKRI, baik menurut konstitusi RI, hukum internasional, maupun menurut fakta yang sekarang sedang berlangsung," tambahnya.

Baca juga: Bantahan Panglima TNI Soal Dugaan Penyandraan Pesawat Susi Air oleh KBB : Mereka Menyelamatkan Diri

"TPNPB-OPM Mengaku Bertanggung Jawab"

Sementara itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas pembakaran pesawat dan penyanderaan tersebut.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengumumkan melalui siaran tertulis pada Selasa (14/2/2023) bahwa kondisi pilot dalam keadaan sehat.

"Secara resmi kami telah terima foto dan video dari Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya, di mana mereka melaporkan bahwa pilot warga negara Selandia baru resmi mereka tahan sebagai jaminan politik untuk negosiasi hak kemerdekaan bangsa Papua Barat," tutur Sebby melalui video yang diterima VOA pada Selasa (14/2/2023)

Ebby juga meminta sejumlah negara yang memberikan pelatihan dan senjata kepada TNI dan Polri untuk bertanggung jawab karena telah mengakibatkan korban jiwa orang Papua.

Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).(KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ)
Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).(KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ) (Kompas.com)

Sebelumnya, Pilot Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru itu bersama lima penumpang lainnya hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandara Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Pilot dan lima penumpang, kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, melarikan diri ke arah berbeda.

Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, Philips belum ditemukan hingga saat ini. Penyerangan itu rupanya ada kaitannya dengan KKB yang mencurigai 15 pekerja bangunan puskemas di Paro, pada awal Januari 2023.

Baca juga: Fakta-Fakta Pembakaran Pesawat Susi Air, dari Kronologi hingga Kabar Penumpang Pesawat

KKB menduga, sebagian pekerja tersebut merupakan anggota TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN). "Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas, namun setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhuri usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Setelah mendapatkan informasi itu, Mathius memerintahkan jajarannya untuk mengevakuasi ke-15 pekerja itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved