Inspirasi dari Pensiunan Guru, Bikin Campuran Tembakau dari Daun Talas

Pensiunan guru di Dusun Sindangjaya, Desa Sindangjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran

Editor: ferri amiril
Tribun Priangan.com/padna
Pensiunan guru bikin campuran tembakau dari daun talas 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Pangandaran, Padna

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Pensiunan guru di Dusun Sindangjaya, Desa Sindangjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, menambahkan daun talas menjadi bahan campuran tembakau.

Pensiunan guru ini bernama Holid (64) dan menggeluti usaha pengolahan daun talas sudah berjalan 6 bulan.

Sementara daun talas yang diolah yakni, daun talas beneng dan daun talas kajar-kajar yang berwarna hijau.

Memulai usaha membuat bahan campuran tembakau dari daun talas, Holid mengaku sejak ketemu dengan satu temannya dari Kota Banjar.

"Setelah itu, saya belajar di YouTube dan langsung mempraktekkannya. Alhamdulillah, berhasil dan bisa berjalan sampai sekarang," ujar Holid ditemui di gudang pengelolaannya, Sabtu (28/1/2023) siang. 

Untuk mengolah daun talas menjadi rajangan campuran tembakau, pertama bahan baku talas ini harus diseleksi daunnya terlebih dahulu.

Daunnya dilap pakai kain, sebelum dirajang dengan menggunakan mesin. Kemudian, hasil rajangan dijemur atau dioven supaya berubah menjadi warna kuning.

Untuk proses merajang, dalam sehari memerlukan daun talas sebanyak 4,5 kuintal. Dan pengolahan daun talas ini, memperlukan waktu sekitar 4 hari sampai hasil rajangan daun talasnya menjadi berwarna kuning.

Sementara, untuk pengolahannya Holid melibatkan 5 orang pekerja yang berada di lingkungannya. "Untuk merajang daun talas 2 orang, untuk menyeleksi dan menjemur itu ada 3 orang," katanya.

Untuk pemasaran, sementara ini ada rekannya yang mengambil untuk dikirimkan ke sebuah perusahaan yang berada di Semarang.

"Jadi, saya enggak mengirim langsung. Sementara ini, masih kerjasama dengan rekan. Selain dikirim ke perusahaan, katanya ada yang diekspor seperti ke Australia dan Timur Tengah," ucapnya.

Untuk bahan bakunya, selain mengambil dari masyarakat di Pangandaran, juga mengambil dari daerah Jawa tengah.

"Karena, talas beneng di kita sedikit, makanya sementara ini kita menggunakan talas kajar-kajar dari Cipari Jawa tengah," kata Holid.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved