Harga Beras Naik di Ciamis

Suplay Berkurang, Harga Beras di Ciamis Terus Melambung, Stok Gabah Semakin Langka

Dalam sebulan terakhir harga beras di tingkat eceran di Pasar Manis Ciamis naik rata-rata Rp 1.500 tiap kilogramnya.

(Shutterstock/ Agri Food Supply)
Ilustrasi beras. Suplay Berkurang, Harga Beras di Ciamis Melonjak Naik, Stok Gabah Semakin Langka 

Laporan Kontributor TribunPriangan, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Dalam sebulan terakhir harga beras di tingkat eceran di Pasar Manis Ciamis naik rata-rata Rp 1.500 tiap kilogramnya.

Seperti harga beras nomor 2 naik dari Rp 10.000/kg jadi Rp 11.500/kg, beras nomor 1 naik dari Rp 11.000/kg jadi Rp 12.500/kg. Bahkan di tingkat ecaran di warung bisa lebih dari Rp 13.000/kg.    

”Setelah tahun baru  harga beras naik berangsur nyaris terjadi setiap hari.” ujar Mumu (50), pedagang beras di Blok F-18  Pasar Manis Ciamis kepada Tribun Kamis (26/1).

Baca juga: KABAR GEMBIRA, BSI Beri Bantuan Beasiswa Pendidikan S1 Senilai Rp 6 Juta, Simak Begini Syaratnya

Menurut Mumu, harga beras nomor 1 sebelum tahun baru masih di kisaran Rp 11.000/kg tapi pada minggu terakhir Januari ini sudah tembus angka Rp 12.500/kg.

Sedangkan beras nomor 2 (medium) pada kurun waktu yang sama naik dari Rp 10.000/kg jadi Rp 11.500/kg.

Sementara beras kualitas super kemasan 5 kg dengan merek khusus yang biasanya Rp 60.000/kantong (kapasitas 5 kg) naik jadi Rp 67.500/kantong. Atau bila dihitung per kg harga rata-rata beras super kemasan semula Rp 12.000/kg naik jadi Rp 13.500/kg.

Baca juga: Sinopsis Drama Korea Gyengseong Creature, Diperankan Park Seo Joon dan Han So Hee Tayang di Netflix

Dari berbagai jenis dan kualitas beras tersebut dalam sebulan ini terjadi kenaikkan rata-rata Rp 1.500 tiap kilogramnya.

“Gejala kenaikkan sudah mulai dirasakan sejak 3 bulan lalu. Tetapi yang sangat terasa sebulan terakhir terutama setelah tahun baru. Belum ada tanda-tanda akan turun, malah naik terus. Apalagi nanti menjelang lebaran dan bulan puasa.,” katanya.

Kenaikkan harga beras yang cukup dirasakan oleh konsumen tersebut menurut Mumu dampak dari gagal panen sebelumnya.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Begal yang Aniaya Pengendara Motor di Bandung, Sempat Viral di Media Sosial

“Musim tanam kemarin, kan banyak sawah yang gagal panen gara-gara serangan hama. Sementara musim tanam sekarang baru mulai.  Panen diperkirakan  akan berlangsung setelah lebaran nanti. Jadi masa pancekliknya masih lama ,” katanya.

Karena banyak yang gagal panen pada musim tanam sebelumnya menurut Mumu banyak petani yang menahan gabah mereka. Terutama digunakan untuk kebutuhan sendiri, dengan perhitungan baru akan dilepas  bila nanti panen sudah dimulai lagi.

“Kalau ada petani yang terpaksa menjual, itupun harga gabahnya sudah mahal,” ungkapnya.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Buka Lowongan Kerja Terbaru, Simak Ini Persyaratan Lengkapnya

Sebulan lalu harga gabah di tingkat petani di Sadananya menurut Mumu masih Rp 6.000/kg atau Rp 600.000/kuintal.

“Tetapi sekarang sudah tembus Rp 650.000/kuintal. Itupun barang (gabah) nya susah, langka,” ujar Mumu yang juga pemilik pabrik penggilingan padi (heuleur) di kampungnya di Desa Bendasari Sadananya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved