Pilpres 2024

Survei LKP: Moeldoko Bisa Jadi Kuda Hitam Pilpres 2024

LKP merilis hasil survei mengenai bursa Capres 2024. Hasilnya, muncul nama Moeldoko yang disebut sebagai kuda hitam di Pilpres 2024.

Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Direktur Eksekutif LKP, Usman Rachman (kiri) merilis hasil survei LKP mengenai bura Capres 2024 yang dilaksanakan pada 17-24 November 2022. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lembaga Klimatologi Politik (LKP) merilis hasil survei terbarunya mengenai bursa Capres 2024. Survei dirilis di Hotel Holiday Inn, Jalan Djundjunan, Kota Bandung, Kamis (8/12/2022).

Direktur Eksekutif LKP, Usman Rachman menyampaikan, survei ini dilaksanakan pada 17 sampai 24 November 2022.

Hasil survei LKP memperlihatkan bahwa ada sebanyak 57,5 persen warga menginginkan sosok pemimpin yang mampu memecahkan masalah, sehingga para calon tersebut perlu memiliki kompetens mumpuni utamanya di bidang perekonomian atau mampu mengatasi permasalahan ekonomi dengan pembagian tugasnya.

Baca juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Ingin PPP Usung Ridwan Kamil di Pilpres 2024

"Sebanyak 60,5 persen itu warga ingin capres yang miliki kompetensi bidang ekonomi atau yang bisa melakukan pembagian tugas-tugas menyelesaikan perekonomian," ucapnya.

Dari sejumlah nama capres yang muncul, dari sisi popularitas, kata Usman, ada nama Prabowo Subianto masih yang teratas disusul Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar.

Namun, dari sisi kesukaan, lanjutnya, Ridwan Kamil masih tertinggi, lalu ada Sandiaga Uno, Prabowo Subianto, serta Ganjar Pranowo.

Baca juga: Pilpres 2024, Dony Ahmad Munir Buka-bukaan Soal Potensi DPW PPP Jabar Usung Ridwan Kamil Capres

"Yang harus diwaspadai, ada nama Moeldoko yang bisa menjadi kuda hitam alias capres dari papan tengah dan bisa di 2024 merangsek ke papan atas capres. Peluang Moeldoko ini besar untuk tembus ke atas, apalagi swing voters dari survei kami itu sebesar 36,4 persen," katanya.

Ketika disinggung terkait upaya yang mesti dilakukan Moeldoko atau capres lainnya untuk meningkatkan elektabilitasnya sampai 2024, Usman mengatakan, Moeldoko perlu memiliki jaringan utamanya di sisi kepartaian, sebab dia tak memiliki partai.

"Pak Moeldoko jika memang mau terus efektif kenaikan elektabilitasnya ya harus sering-sering bersilaturahim ke tokoh nasional yang ada di daerah. Gagasan Moeldoko pun harus dibumikan karena banyak gagasan pembangunan, semisal sembako murah hingga bantalan kerentanan ekonomi," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPR RI Yanuar Prediksi Ada Empat Pasangan Calon di Pilpres

Tak adanya partai yang menjadi kendaraan politik Moeldoko, menurut Usman, dapat menjadi hambatan di Pilpres 2024, termasuk untuk calon lainnnya.

Maka dari itu, Usman menyarankan kepada para calon untuk melakukan pendekatan ke para petinggi partai dan pendekatan ke akar rumput.

"Relawannya harus berani lakukan konvensi. Sehingga suara bottom up partai, jika dipegang maka bisa menjadi rekomendasi," ucapnya.

Baca juga: Kuota Penuh, Golkar Pangandaran Fokus Pileg dan Pilpres

Kemudian, kata Usman, para calon presiden memiliki pekerjaan rumah terbesar yang harus diatasi ketika nanti menjadi presiden, seperti ekonomi di tanah air.

"Ya permasalahan ekonomi ini menjadi masalah tertinggi dari hasil survei kami sebesar 29,2 persen. Masalah ini tentu harus diatasi sesegera mungkin, diikuti masalah kenaikan BBM yang selalu muncul di setiap presiden sebesar 12,2 persen, dan kenaikan harga sembako 11,2 persen, serta korupsi 10,2 persen," ujarnya. (*)

(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved