Gempa Bumi Cianjur
Kesaksian Jurnalis yang Terjebak di Cipanas, Lewati Pusat Gempa Cugenang Bak Adegan Film 2012
Kesaksian jurnalis Cianjur meligat kerusakan dahsyat di Cugenang, Nagrak dan Gasol, mirip film 2012
Penulis: ferri amiril | Editor: Machmud Mubarok
Laporan wartawan TribunPriangan.com, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Detik-detik gempa mengguncang Cianjur memberikan kesan duka pilu bagi semua warga Indonesia terutama warga Cianjur.
Termasuk para jurnalis yang Senin (21/11/2022) siang itu sedang mengerjakan tugas jurnalistik tak jauh dari pusat gempa.
Dua jurnalis Cianjur, Deni Krisman (45) dan Bayu Nurmuslim (30) saat itu sedang meliput acara pekan PKBM yang diikuti oleh 2.000 orang murid di kawasan Sarongge yang masuk ke wilayah Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur tak jauh dari pusat gempa 5.6 di wilayah Cugenang.
Keduanya sempat terjebak tak bisa pulang ke Cianjur karena longsoran menerjang kawasan Sate Shinta di Cibeureum.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Cari 14 Korban Gempa Cianjur yang Masih Hilang, Terkendala Cuaca dan Gempa Susulan
Dua jam terjebak bersama ribuan pengendara motor dan mobil dari arah Cipanas menuju Cianjur, Deni dan Bayu pun terpisah karena berusaha mencari jalan tikus atau ajalan alternatif menuju Cianjur.
Secara tak sengaja keduanya masuk ke wilayah yang mendapat kerusakan paling parah dengan pemandangan memilukan saat memasuki wilayah Cugenang, Gasol, dan Nagrak.
Mereka tak bisa lagi mengabadikan gambar karena kondisi handphone sudah kehabisan baterai. Dalam benak mereka hanya ingin sampai cepat ke Cianjur kota dan melihat kondisi keluarga.
"Pukul 16.00 WIB saya baru berhasil masuk ke wilayah Cugenang akses dari Galudra, kepanikan, sangat panik, bahkan memilukan karena saya melihat banyak sekali warga yang berusaha menggali reruntuhan dan mengangkat korban dari balik reruntuhan untuk dibawa ambulans ke rumah sakit," ujar Deni membuka cerita ditemui di lokasi gempa kawasan Nagrak, Minggu (27/11/2022) siang.
Deni melihat tangisan warga histeris dimana-mana, ia mendengar suara kesakitan dari korban yang terluka, bahkan melihat darah dari seorang anak yang digendong ayahnya.
"Suasana makin panik karena setelah rumah pada ambruk, gempa susulan terus terjadi," ujar Deni.
Deni mengatakan, saat itu ia berharap sedang mimpi, hingga ia mencubit kulitnya dan terasa sakit.
Ternyata apa yang dilihatnya bukan di alam mimpi dan bukan seperti adegan di film 2012 yang pernah ia lihat. Film 2012 mengisahkan tententang kehancuran bumi akibat kiamat.
"Masih teringat jelas kang kiamat sugra ini, hari Senin pilu itu jadi pengalaman pertama dalam kehidupan maupun pengalaman bekerja sebagai jurnalis, ini pengalaman duka terbesar dengan jumlah korban meninggal dunia yang sangat banyak," katanya.
Sepanjang jalan dari kawasan Pacet-Cugenang-Cianjur kota, ia melihat warga sudah berada di jalan dan mendirikan tenda-tenda di jalan raya.