Gempa Bumi Cianjur

Tinggalkan Kuliah Demi Membantu Korban Gempa Cianjur, Mahasiswa Unpak Bagikan Cerita Haru

mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor tersebut, datang ke Cianjur karena alasan kemanusiaan, ini cerita haru tentang korban

Penulis: Redaksi | Editor: Machmud Mubarok
Tribunjabar.id/Adi Ramadhan Pratama.
Mahasiswa Universitas Pakuan, Arief Bustanudin Aziz, relawan yang membantu pengungsi korban gempa dan longsor Cianjur. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Musibah gempa bumi 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur, membuat ribuan relawan berbondong-bondong datang untuk membantu pencarian korban dan menyalurkan bantuan ke daerah terdampak.

Salah satu relawan yang menyalurkan bantuannya adalah Arief Bustanudin Aziz.

Arief yang merupakan mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor tersebut, datang ke Cianjur karena alasan kemanusiaan.

Saat ini, Arief dan relawan lainnya membuka posko korban bencana di daerah Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Ia mengaku, dirinya mendapatkan banyak sekali cerita selama berada di posko.

Baca juga: Tim DVI Berhasil Identifikasi 10 Jenazah Hari Ini, Total Sudah 134 Korban Gempa Cianjur Dikenali

Baca juga: Pencarian Korban Longsor di Desa Cijedil Dibantu Anjing Pelacak, 14 Orang Masih Hilang

"Saat kami datang pertama kali ke sini, ada ibu-ibu dan bapak-bapak yang bawa anak, sambil menangis kepada kami minta untuk dibuatkan tenda."

"Ditambah, waktu itu penerangan belum ada, tentu kami langsung bantu sekuat tenaga," ujar Arief kepada Tribunjabar.id, Sabtu (26/11/2022).

Tak hanya itu, Arief sempat tidak bisa menahan rasa harunya, setelah mengetahui banyak sekali warga belum mendapatkan bantuan.

"Kami melihat ada satu tenda yang ukuran panjangnya itu kurang lebih 6 meter dan lebarnya itu kurang lebih 2 sampai 3 meter. Dan itu diisi oleh 28 orang dalam satu tenda. Itu pun belum termasuk laki-laki yang tinggal di luar tenda," ujarnya sambil terharu.

Selain itu, teriakan dan tangisan bayi yang terdengar di posko, membuat Arief tak kuasa menahan air matanya.

"Di sini ada 44 balita dari 39 ibu yang berada di posko, setiap malam mereka pasti nangis karena kondisi tidak begitu nyaman."

"Ditambah lagi ada beberapa balita yang mengalami kebutuhan khusus, menambah suasana di sini semakin haru untuk dilihat," tambahnya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved